ABSTRAK Edible offal adalah sisa karkas yang masih layak dikonsumsi, seperti jantung, hati, ampela dan usus. Sebagian masyarakat mengkonsumsi bagian edible offal ini salah satu solusi cara untuk menikmati bagian dari tubuh entog yang relatif murah dibandingkan dengan dagingnya, sehingga edible offal banyak diminati dan dikonsumsi oleh masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa berat edible offal yang baik dan layak konsumsi dan tingkatan pemberian pakan eceng gondok yang terbaik untuk entog jantan. Penelitian dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sebanyak 80 ekor entog jantan ditempatkan pada 20 petak kandang, sehingga setiap petak kandangnya terdiri atas 4 ekor. Jenis perlakuan yang digunakan yaitu P0 (100% dedak padi) sebagai kontrol, P1 (75% dedak padi + 25% eceng gondok), P2 (50% dedak padi + 50% eceng gondok), P3 (25% dedak padi + 75% eceng gondok). Variabel yang diamati yaitu berat jantung, hati, ampela, usus untuk panjang organ pencernaan yaitu tembolok, proventrikulus, duodenum, jejulum, ilium, usus besar dan kloaka. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (analysis of variance) dan jika menunjukan perbedaan nyata maka dilanjutkan menggunakan uji berjarak ganda Duncan. Hasil penelitian penambahan eceng gondok data yang dihasilkan menunjukkan perbedaan nyata pada panjang Organ Pencernaan, sedangkan pada berat Edible offal tidak menunjukan perbedaan. Panjang Organ Pencernaan yaitu menunjukan perbedaan nyata pada perlakuan yaitu P3 (25% dedak padi 75% eceng gondok). Penelitian ini dapat disimpulkan penggunaan eceng gondok 75% baik untuk panjang Organ Pencernaan.