Nur Fardian
Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Terapan Persetujuan Tindakan Medik Pada Pasien Anak dan Dewasa di RSU Cut Mutia Cut Khairunnisa; Nur Fardian; Mauliza Mauliza; Muhammad Bayu Rizaldy
Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v8i1.20236

Abstract

Medical approval is part of the therapeutic agreement that occurs between doctors and patients. Approval of medical procedures is carried out on high-risk medical procedures by doctors such as surgery and anesthesia. After both parties agree, the approval of medical action must be signed by both parties, both doctors and patients. This study aims to analyze the implementation of medical action approval carried out at RSU Cut Mutia, North Aceh Regency. This study involved 30 participants who conducted indept interviews, and the data was analyzed qualitatively. The results of the study found four themes in the application of medical action approval at RSU Cut Mutia, namely: The level of understanding and knowledge that is lacking on the part of patients and their families, the use of medical language or terms by doctors, the clarity of information provided by doctors, the absence of witnesses from the patient in signing medical action approvals.
Home Visite pada Penderita Epilepsi Desa Pande Kecamatan Tanah Pasir Tischa Rahayu Fonna; Nur Fardian; Baluqia Iskandar Putri; Suherna Musfira; Julia Fitriany
Auxilium : Jurnal Pengabdian Kesehatan Auxilium : Jurnal Pengabdian Kesehatan - Januari 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/auxilium.v2i1.13375

Abstract

Epilepsi merupakan salah satu masalah kesehatan yang menonjol di masyarakat, karena permasalahan tidak hanya dari segi medik tetapi juga sosial dan ekonomi yang menimpa penderita maupun keluarganya. Dalam kehidupan sehari-hari, epilepsi merupakan stigma bagi masyarakat. Mereka cenderung untuk menjauhi penderita epilepsi. Bagi orang awam, epilepsi dianggap sebagai penyakit menular (melalui buih yang keluar dari mulut), penyakit keturunan, menakutkan dan memalukan. Metode kualitatif dengan anamnesis mendalam dilakukan mulai dari home visite, anamnesis, pemeriksaan fisik dan edukasi. Tujuan untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga pasien mengenai penyakitnya. Pasien sudah menderita epilepsi sejak 23 tahun karena pengetahuan yang rendah memilih untuk berobat ke dukun, tetapi 5 tahun terakhir ini sudah rutin ke dokter dan mengalami penurunan intensitas kejang. Dirawat oleh ibunya yang mengalami katarak 2 tahun terakhir ini sehingga diperlukan pemantauan langsung oleh pihak puskesmas secara berkala. Tidak rutin minum obat, kecapean, dan stress akan berdampak pada kejang vberulang sehingga epilepsi menjadi tidak terkontrol.