Sri Wahyu
Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Ujian SOOCA terhadap Tingkat Kecemasan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Namirah Namirah; Mochammad Erwin Rachman; Sri Wahyu; Suliati P Amir; Windy Nurul Aisyah
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 3 No. 10 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v3i10.338

Abstract

Kecemasan adalah perasaan tegang dan khawatir akibat reaksi terhadap ketidakmampuan untuk memecahkan masalah atau perasaan tidak aman. Menurut penelitian Mancevska, mahasiswa kedokteran tahun pertama mengalami tingkat kecemasan yang tinggi. Kecemasan pada tahun pertama dapat disebabkan oleh banyak hal, dan mahasiswa di lingkungan perkuliahan harus beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda dari lingkungan sebelumnya yaitu lingkungan SMA. Tujuan penelitian untuk mengetahui adanya pengaruh ujian SOOCA (student objective oral case analysis) terhadap tingkat kecemasan mahasiswa preklinik angkatan 2020 Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia. Metode yang di gunakan penelitian kuantitatif analitik observasional dengan menggunakan desain studi cross sectional. Berdasarkan Dari 157 mahasiswa yang mengisi kuisioner sebanyak 39 mahasiswa (24,8%) tidak mengalami kecemasan, sebanyak 118 mahasiswa (75,2%) mengalami kecemasan ringan, kecemasan sedang, kecemasan berat, dan kecemasan sangat berat. Berdasarkan analisis didapatkan p value (0,285) > 0,05 menunjukkan tidak adanya pengaruh Ujian SOOCA (student Objective Oral Case Analysis) terhadap tingkat kecemasan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2020. Dari hasil tersebut tidak terdapat pengaruh ujian SOOCA (student objective oral case analysis) terhadap tingkat kecemasan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia angkatan 2020.
Hubungan OSCE (Objective Structured Clinical Examination) Terhadap Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2020 Mutmainnah; Mochammad Erwin Rachman; Sri Wahyu; Shulhana Mokhtar; Irna Diyana Kartika K
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 3 No. 8 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v3i8.340

Abstract

OSCE adalah ujian yang menilai pengetahuan, kemampuan komunikasi, keterampilan pemeriksaan fisik, kemampuan untuk memahami dan menganalisis hasil pemeriksaan diagnostik, dan kemampuan untuk menentukan diagnosis. Pada saat ujian, mahasiswa akan menunjukkan keterampilan yang telah mereka pelajari di setiap stasiun. Kondisi ini menyebabkan mahasiswa mengalami kecemasan yang berlebihan. Untuk mengetahui hubungan OSCE terhadap tingkat kecemasan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia angkatan 2020. Jenis penelitian analitik observasional dengan menggunakan desain studi cross-sectional. Dari 253 responden yang mengisi kuisioner didapatkan tidak cemas 17 orang (6,7%), kecemasan tingkat ringan 130 orang (51,4%), kecemasan tingkat sedang 72 orang (28,5%), dan kecemasan tingkat berat 34 orang (13,4%). Dari hasil ujian OSCE didapatkan hasil kelulusan 200 orang (79,1%). Sedangkan yang tidak lulus 53 orang (20,9%). Berdasarkan hasil uji Chi-square didapatkan nilai p (p-value) 0,770 (>0,05) menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara OSCE terhadap tingkat kecemasan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2020. Tidak terdapat hubungan OSCE terhadap tingkat kecemasan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2020.
Pengaruh Istinsyaq sebagai Terapi Alternatif pada Penderita Rinosinusitis Kronik Tahun 2022 Kesya Azzahra Putri; Mochammad Erwin Rachman; Sri Wahyu; Rachmat Faisal Syamsu; Mohammad Reza Zainal Abidin
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 4 No. 5 (2024): Mei
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v4i5.461

Abstract

Rinosinusitis kronik adalah peradangan yang terjadi pada mukosa hidung serta sinus paranasal dan berlangsung lebih dari delapan minggu dan ditandai adanya cairan mukopurulen, hidung berbau, hidung terseumbat, nyeri wajah, dan tanda-tanda lainnya. Beristinsyaq tiga kali setiap berwudhu, menyebabkan bakteri dan mikroba yang ada di dalam lubang hidung akan dikeluarkan. Kebanyakan penyakit terjadi karena mikroba masuk ke dalam tubuh melalui hidung dan tenggorokan, kemudian masuk ke tubuh. Gerakan istinsyaq selaras dengan gerakan terapi irigasi hidung, dengan melakukan irigasi hidung dapat menjaga agar mukosiliar hidung tetap normal, sehingga beristinsyaq juga dapat menyebabkan udara yang terhirup bebas dari bakteri dan juga mikroba karena tersaring saat melakukannya. Melakukan irigasi hidung dapat membantu menjaga mukosiliar hidung tetap normal. Untuk mengetahui pengaruh istinsyaq sebagai terapi alternatif pada penderita rinosinusitis kronik tahun 2022. Jenis penelitian Pre-post eksperimental dengan pendekatan one group pre-post test without control. Dari 25 orang responden sebanyak 1 orang (4%) responden merasakan gejala ringan, diikuti dengan sebanyak 11 orang (44%) responden merasakan gejala sedang, dan 13 orang (52%) responden merasakan gejala berat. Setelah diberikan intervensi, sebanyak 8 orang (32%) responden tergolong dalam gejala ringan, 13 orang (52%) responden merasakan gejala sedang, dan 4 orang (16%) responden merasakan gejala berat. Berdasarkan hasil uji alternatif (uji wilcoxon) dihasilkan nilai p (p-value) 0,00 (<0,05) artinya terdapat hubungan yang signifikan antara istinsyaq dengan penyakit rinosinusitis kronik. Istinsyaq dapat menjadi terapi alternatif pada penderita rinosinusitis kronik. Terdapat pengaruh istinsyaq sebagai terapi alternatif pada penderita rinosinusitis kronik tahun 2022.