Di tengah arus perubahan zaman, menjaga tradisi adalah salah cara untuk menghadapi tantangan modernitas. Ini memungkinkan masyarakat untuk menjaga keseimbangan antara perubahan dan pelestarian budaya mereka. Tradisi Melawat di Simeulue memiliki nilai penting dalam mempertahankan budaya lokal, menguatkan ikatan sosial, dan mempromosikan nilai-nilai positif dalam masyarakat. Dengan menjaga dan mewariskan tradisi melawat, masyarakat Simeulue akan merasa terhubung dengan akar budaya mereka sambil menghadapi perubahan zaman yang terus berlanjut. Penelitian ini membahas asal-usul tradisi melawat di Simeulue dan mengidentifikasi kontribusi tradisi melawat dalam melestarikan warisan budaya Simeulue, termasuk upaya pelestarian dan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap budaya mereka sendiri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi Melawat di Simeulue memiliki akar sejarah yang kuat. Tradisi ini muncul pada saat masyarakat Simeulue pertama kali memeluk agama Islam oleh Teuku di Ujung. Kedatangan Teuku di Ujung bertujuan untuk menyebarkan agama Islam di Simeulue dengan cara mengajak masyarakat Simeulue untuk mengunjungi desa-desa di Kabupaten Simeulue. Inilah yang kemudian melahirkan tradisi Melawat di Simeulue, yang terus berkembang hingga saat ini berkat peran Teuku di Ujung dalam memperkenalkan agama Islam di wilayah tersebut. Selanjutnya, perkembangan tradisi Melawat dari tahun ke tahun mengalami banyak perubahan. Dahulu, transportasinya biasanya menggunakan jalur laut, tetapi sekarang telah berkembang menjadi lebih fleksibel dengan adanya opsi transportasi darat. Pada masa lalu, cara menyampaikan niat untuk berkunjung biasanya dilakukan dengan mengirim kabar melalui orang yang akan pergi ke seberang pulau atau melalui masyarakat setempat. Namun, seiring berjalannya waktu, tradisi ini telah mengadopsi metode surat-menyurat sebagai cara yang lebih efisien untuk mengkomunikasikan niat untuk melakukan kunjungan.