Fatimah, Sari
Universitas Pendidikan Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KEBUTUHAN SPIRITUAL KELUARGA DENGAN ANAK PENDERITA PENYAKIT KRONIS Sujana, Elva; Fatimah, Sari; Hidayati, Nur Oktavia
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 3, No 1 (2017): Vol 3, No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v3i1.7480

Abstract

ABSTRAKKeluarga dengan anak penderita penyakit kronis membutuhkan dukungan baik secara moril maupun spiritual. Dukungan akan kebutuhan spiritual tidak jarang dianggap hal yang kurang penting. Keluarga melaporkan belum terpenuhinya kebutuhan spiritual selama menunggu anak di rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kebutuhan spiritual manakah yang paling dibutuhkan keluarga dengan anak penderita penyakit kronis di ruang rawat inap anak RS Al Islam Bandung. Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Jumlah sampel 39 responden dengan teknik purposive sampling dengan kuesioner yang kembangkan dari konsep kebutuhan spiritual keluarga menurut Ruth A. Tanyi dengan nilai uji validitas 0,33-1 dan nilai reliabilitas 0,93. Analisis menggunakan analisis statistic deskriptif yang menghasilkan distribusi frekuensi serta persentase masing-masing dimensi kebutuhan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dimensi dengan kebutuhan tertinggi adalah kebutuhan terhadap keyakinan (57,4%), diikuti oleh kebutuhan terhadap kekuatan (57,1%), kebutuhan terhadap family’s preference (52,3%), kebutuhan terhadap spiritual anggota keluarga (41%), kebutuhan terhadap makna dan tujuan (39%), dan kebutuhan terhadap hubungan (37,8%). Penelitian ini menunjukan bahwa dimensi kebutuhan terhadap keyakinan merupakan dimensi kebutuhan spiritual keluarga yang dirasa paling utama oleh responden. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan agar perawat dapat meningkatkan pelayanan tentang asuhan keperawatan spiritual dengan pengembangan protap dengan memasukan enam dimensi ke dalam protab yang ada, disediakan ruang tunggu yang tenang untuk keluarga dalam beribadah, adanya konseling antara perawat dan keluarga, dan menyediakan bacaan-bacaan tentang kebutuhan spiritual keluarga. ABSTRACTFamilies with children with chronic illness need support both morally and spiritually. Support for spiritual needs is not uncommonly perceived as less important. The family reported not having fulfilled the spiritual needs while waiting for the child in the hospital. The aim of this research is to know the description of spiritual needs which is most needed family with children suffering from chronic illness in the inpatient room of RS Al Islam Hospital Bandung. This research used quantitative descriptive. Total sample 39 respondents with purposive sampling technique with a questionnaire developed from the concept of spiritual family needs according to Ruth A. Tanyi with validity test value 0,33-1 and reliability value 0,93. The analysis used descriptive statistic analysis which produces frequency distribution and percentage of each need dimension. The results of this study indicate that the dimension with the highest need is the need for confidence (57.4%), followed by the need for strength (57.1%), the need for family's preference (52.3%), the need for spiritual family members (41 %), Need for meaning and purpose (39%), and need for relationship (37.8%). This study showed that the dimension of need to belief is a dimension of the spiritual needs of families that are considered most important by the respondents. Based on the results of this study it is suggested that nurses can improve the service of spiritual nursing care with the development of protap by including six dimensions into the existing protab, provided a quiet waiting room for families in worship, counseling between nurses and families, and provide readings about The spiritual needs of the family. 
Perbandingan Hematoma Pasca Kateterisasi Jantung Berdasarkan Penekanan Bantal Pasir dan Cold Pack Sari, Eka Afrima; Arifin, M Z; Fatimah, Sari
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 3, No 2 (2017): Vol 3, No.2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v3i2.9414

Abstract

ABSTRAK Kateterisasi jantung merupakan prosedur untuk mendiagnosis dan/atau mengevaluasi arteri koroner. Pada akhir prosedur, dilakukan pelepasan femoral sheath dan penekanan manual maupun mekanik pada arteri femoralis untuk mengontrol perdarahan hingga tercapai hemostasis. Teknik penekanan yang tidak adekuat pada sisi akses arteri setelah kateterisasi jantung merupakan salah satu penyebab terjadinya hematoma. Ditemukan kejadian hematoma pada pasien pasca kateterisasi jantung yang timbul beberapa waktu setelah penekanan mekanik bantal pasir. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan ukuran hematoma dalam waktu 24 jam pasca kateterisasi jantung berdasarkan penekanan mekanik bantal pasir dan cold pack.  Penelitian ini merupakan penelitian komparatif dengan pendekatan after-only non-equivalent control group design. Subjek penelitian adalah 20 orang pasien pasca kateterisasi jantung yang dibagi menjadi kelompok eksperimen dengan penekanan mekanik cold pack selama 20 menit setelah pelepasan femoral sheath dan kelompok kontrol dengan penekanan mekanik bantal pasir 2,5 Kg selama 6 jam setelah pelepasan femoral sheath. Kejadian hematoma dilihat setelah penekanan manual, penekanan mekanik, dan setiap jam selama 24 jam. Perbedaan kejadian hematoma dilihat dengan menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna ukuran hematoma setelah penekanan manual, penekanan mekanik dan setiap jam dalam waktu 24 jam pada pasien pasca kateterisasi jantung yang menggunakan bantal pasir maupun cold pack (ρ 0,05). Pada kelompok eksperimen ukuran hematoma mengecil di akhir jam ke-24 dan pada kelompok kontrol ukuran hematoma membesar di akhir jam ke-24. Penggunaan penekanan mekanik cold pack dapat mengurangi risiko hematoma sebagaimana bantal pasir, sehingga cold pack dapat digunakan sebagai pilihan alat tekan mekanik pada pasien pasca kateterisasi jantung.  ABSTRACT Cardiac catheterization is a procedure to diagnose and/or  evaluate coronary arteries. At the end of procedure, performed manual and mechanical compression on the femoral artery to control bleeding until homeostasis is achieved. Inadequate compression techniques on the arterial access after cardiac catheterization is one of the causes of hematoma. Found in hematoma incidence in patients after cardiac cathetherization that arise  after mechanical compression using sandbags. The purpose of this study was to compare the size of the hematoma within 24 hours after cardiac catheterization using sandbags and cold pack mechanical compression. The study design was a comparative study with after-only non-equivalent control group design. Research subjects included of 20 after cardiac catheterization patients were divided into an experimental group with cold pack mechanical compression for 20 minutes after femoral sheath release and control group with sandbags mechanical compression for 6 hours after femoral sheath release. Incidence of hematoma was observed after manual compression, mechanical compression, and every hour for 24 hours. Mann-Whitney test was used to see the difference the incidence of hematoma of both of groups. The results showed no significant difference in the size of the hematoma after manual compression, mechanical compression, and every hour within 24 hours after cardiac catheterization in both of groups (ρ 0.05). But the size of the hematoma in the end of observation time was smaller in experiment group, and bigger in the control group. The use ofcold pack mechanical compressions could reduce the risk of hematoma as well as sandbags. Thus, cold pack could be used as an alternative mechanical compression tool in patients with post cardiac catheterization.Â