Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Potensi Daun Jakang (Muehlenbeckia platyclada Meissn) Sebagai Antibakteri Yamin, Yamin; Ruslin, Ruslin
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 2, No 1 (2016): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.418 KB) | DOI: 10.33772/pharmauho.v2i1.3479

Abstract

Daun jakang (Muehlenbeckia platyclada Meissn) telah digunakan secara tradisional untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan, diantaranya untuk mengobati infeksi kulit. Meskipun demikian, aktivitas  antibakteri tanaman ini belum dibuktikan secara ilmiah. Jakang diketahui mengandung saponin, alkaloid, flavonoid, asetofenon, lignin dan antrakuinon. Penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi fraksi metanol sebagai antibakteri dari daun jakang. Penyarian dilakukan secara maserasi dengan menggunakan metode penyarian bertingkat, yakni dari non polar (petroleum eter), semipolar (kloroform) dan polar (metanol). Aktivitas antibakteri ekstrak kemudian diuji terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922 dengan metode difusi. Ekstrak yang aktif selanjutnya difraksinasi dengan kromatografi cair vakum, eluat dikelompokkan berdasarkan kesamaan bercak kromatografi lapis tipis. Fraksi yang diperoleh diuji aktivitasnya dengan metode difusi agar, dan diperoleh diketahui data bahwa esktrak metanol memiliki 4 (empat) fraksi, dimana 3 (tiga) fraksi aktif sebagai antibakteri pada bakteri Staphylococus aureus ATCC 25923.Kata kunci: Daun jakang, Muehlenbeckia platyclada, fraksi metanol, antibakteri
Studi In Silico Senyawa 2-amino-5-(3-(4-hydroxy-3,5-dimethoxy-benzoyl)guanidino)pentanoic acid dan Turunannya sebagai Inhibitor Phospodiesterase-5 Ruslin, Ruslin; Febriantara, Syam; Yamin, Yamin
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 2, No 1 (2016): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.809 KB) | DOI: 10.33772/pharmauho.v2i1.3477

Abstract

Perkembangan penemuan senyawa kandidat obat selama beberapa dekade memiliki perkembangan yang pesat. Salah satu teknik pengembangan yang efektif adalah metode In Silico. Dengan memanfaatkan simulasi, pengembangan obat inhibitor Phospodiesterase-5 dapat dilakukan untuk tujuan terapi pada pasien disfungsi ereksi. Leonurin, senyawa yang didapatkan dari tanaman deungdeureunam memiliki khasiat afrodisiaka. Turunan senyawa yang salah satunya 2-amino-5-(3-(4-hydroxyl-3,5-dimethoxybenzoyl)guanidino) pentanoic acid dikembangkan untuk melihat kerjanya dalam menghambat Phospodiesterase-5 secara in silico. Senyawa diuji dengan membandingkannya dengan sildenafil, obat inhibitor Phospodiesterase-5 yang telah diakui WHO. Senyawa dibentuk menggunakan software ChemBioDraw, HyperChem, kemudian ditambatkan dengan ArgusLab 4.0.1 dengan molekul Phospodiesterase-5 yang didapatkan dari situs penyedia PDB. Dari studi In Silico diketahui 10 turunan senyawa memiliki ∆G masing-masing sebesar -6.95155 kcal/mol, -7.84975, -7.87837 kcal/mol, -7.42338 kcal/mol, -7.54449 kcal/mol, -7.94204 kcal/mol, -7.68970 kcal/mol, -8.19100 kcal/mol, -8.107 kcal/mol, -7,93392 kcal/mol. Sildenafil sendiri memiliki nilai ∆G sebesar -8,57159 kcal/mol. Sildenafil masih memiliki kerja yang lebih baik dibandingkan dengan ∆G terkecil dari 10 turunan senyawa dengan selisih sebesar 0,38059 kcal/mol.Kata kunci : In Silico, Penambatan Molekuler, Leonurin, Afrodisiaka, Desain Obat
Potensi Ekstrak Daun dan Batang Katola (Arcangelisia flava L. Merr) Sebagai Antimikroba Yamin, Yamin; Hasnawati, Hasnawati
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 3, No 2 (2017): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.981 KB) | DOI: 10.33772/pharmauho.v3i2.3541

Abstract

Infeksi merupakan salah satu penyebab penyakit dan kematian yang sering terjadi di negara berkembang seperti Indonesia.Infeksi dapat disebabkan oleh mikroba patogen. Pengobatan infeksi menggunakan antimikroba yang tidak tepat menimbulkan resistensi, untuk mengatasi masalah ini memerlukan solusi dengan memanfaatkan tanaman yang memiliki potensi kuat sebagai antimikroba. Salah satu tanaman yang digunakan secara empiris sebagai antimikroba adalah katola (Arcangelisia flava L. Merr). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi antimikroba daun dan batang katola terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923, Bacillus subtilis ATCC 6233, Escherichia coli ATCC 35218, Salmonella typhi YCTC, Shigella dysenteriae dan jamur Candida albicans ATCC 10231, mengetahui kadar hambat minimum (KHM) dan kadar bunuh minimum (KBM) terhadap bakteri dan jamur, mengetahui kandungan senyawa kimia yang terkandung pada daun dan batang katola, sera mengetahui golongan senyawa aktif sebagai antibakteri. Metode yang digunakan meliputi difusi agar untuk uji aktivitas antimikroba, KHM serta KBM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol katola memiliki potensi sebagai antimikroba terhadap B. subtilis ATCC 6233, E. coli ATCC 35218, S. typhi YCTC, S. dysenteriae dan C. albicans ATCC 10231. Nilai KHM ekstrak batang terhadap seluruh bakteri pada konsentrasi 1000 ppm dan nilai KBM pada konsentrasi 1500 ppm. Hasil uji skrining fitokimia pada batang dan daun menunjukkan hasil positif terhadap alkaloid, terpenoid, saponin, flavonoid dan tanin.
Karakaterisasi dan Uji Aktivitas Antioksidan serta Penetapan Kadar Fenolik Total Ekstrak Etanol Kulit Batang Kapuk Randu (Ceiba petandra L. Gaertn) Yamin, Yamin; Hamsidi, Rini; Sabarudin, Sabarudin; Nasria, Nasria
Pharmauho Vol 4, No 2 (2018): Pharmauho
Publisher : Pharmauho

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (20.735 KB)

Abstract

AbstrakAntioksidan merupakan senyawa penting dalam menjaga kesehatan tubuh karena berfungsi sebagai penangkap radikal bebas dalam tubuh. Radikal   bebas    dapat    menginduksi    penyakit kanker, aterosklerosis, dan penuaan dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi ekstrak, serta menguji potensi antioksidan dan menentukan kadar fenolik total ekstrak etanol kulit batang kapuk randu (Ceiba petandra L Graetn). Aktivitas antioksida ditentukan dengan uji penangkal radikal bebas DPPH (2,2-diphenyl-1-pikrilhidrazil). Kandungan fenolik total ditentukan dengan metode Folin-Ciocalteau menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit batang Ceiba petandra L Graetn mengandung metabolit sekunder yang terdiri dari alkaloid, flavonoid, fenol tannin dan saponin, memiliki potensi antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 sebesar 26,06 µg/mL, serta memiliki kadar fenolik total sebesar 43,063 µg/mLKata Kunci : Antioksidan, kulit batang Kapuk Randu, DPPH (2,2-diphenyl-1-pikrilhidrazil)