Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Studi In Silico Senyawa 2-amino-5-(3-(4-hydroxy-3,5-dimethoxy-benzoyl)guanidino)pentanoic acid dan Turunannya sebagai Inhibitor Phospodiesterase-5 Ruslin, Ruslin; Febriantara, Syam; Yamin, Yamin
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 2, No 1 (2016): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.809 KB) | DOI: 10.33772/pharmauho.v2i1.3477

Abstract

Perkembangan penemuan senyawa kandidat obat selama beberapa dekade memiliki perkembangan yang pesat. Salah satu teknik pengembangan yang efektif adalah metode In Silico. Dengan memanfaatkan simulasi, pengembangan obat inhibitor Phospodiesterase-5 dapat dilakukan untuk tujuan terapi pada pasien disfungsi ereksi. Leonurin, senyawa yang didapatkan dari tanaman deungdeureunam memiliki khasiat afrodisiaka. Turunan senyawa yang salah satunya 2-amino-5-(3-(4-hydroxyl-3,5-dimethoxybenzoyl)guanidino) pentanoic acid dikembangkan untuk melihat kerjanya dalam menghambat Phospodiesterase-5 secara in silico. Senyawa diuji dengan membandingkannya dengan sildenafil, obat inhibitor Phospodiesterase-5 yang telah diakui WHO. Senyawa dibentuk menggunakan software ChemBioDraw, HyperChem, kemudian ditambatkan dengan ArgusLab 4.0.1 dengan molekul Phospodiesterase-5 yang didapatkan dari situs penyedia PDB. Dari studi In Silico diketahui 10 turunan senyawa memiliki ∆G masing-masing sebesar -6.95155 kcal/mol, -7.84975, -7.87837 kcal/mol, -7.42338 kcal/mol, -7.54449 kcal/mol, -7.94204 kcal/mol, -7.68970 kcal/mol, -8.19100 kcal/mol, -8.107 kcal/mol, -7,93392 kcal/mol. Sildenafil sendiri memiliki nilai ∆G sebesar -8,57159 kcal/mol. Sildenafil masih memiliki kerja yang lebih baik dibandingkan dengan ∆G terkecil dari 10 turunan senyawa dengan selisih sebesar 0,38059 kcal/mol.Kata kunci : In Silico, Penambatan Molekuler, Leonurin, Afrodisiaka, Desain Obat