This Author published in this journals
All Journal Jurnal Audiens
Annis Azhar Suryaningtyas
Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Psikologi dan Humaniora, Universitas Muhammadiyah Magelang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Politik Identitas dalam Kampanye Politik Ganjar Pranowo Menjelang Pilpres 2024 Anggita Cahya Rosdiana; Annis Azhar Suryaningtyas
Jurnal Audiens Vol. 5 No. 1 (2024): March
Publisher : Universitas Muhammdiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jas.v5i1.336

Abstract

Politik identitas mengacu pada strategi politik yang berfokus pada identitas kelompok tertentu seperti ras, agama, etnis, gender, orientasi seksual, atau karaketristik lainnya. Dalam konteks pemilihan presiden melibatkan strategi politik yang mencoba menggerakan dan memobilisasi dukungan dari berbagai kelompok identitas. Pemilihan presiden 2024 di Indonesia menjadi fokus perhatian publik nasional. Namun, problem yang terjadi menjelang pilpres yakni adanya politik identitas dalam kampanye yang dilakukan oleh salah satu calon presiden yakni Ganjar Pranowo. Penelitian ini bertujuan menganalisis politik identitas menggunakan teori politik identitas Castells dalam kampanye politik yang dilakukan Ganjar Pranowo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, penelitian dilakukan dengan analisis konten yakni mengamati dan memahami beberapa politik identitas yang dilakukan Ganjar di media sosial. Hasil penelitian menunjukkan Ganjar Pranowo memanfaatkan berbagai strategi politik identitas dengan tujuan membangun citra positif, Ganjar berupaya melegitimasi identitas sebagai tokoh yang religius dengan muncul dalam tayangan adzan, keikutsertaannya di acara hiburanĀ  MasterChef Indonesia menimbulkan pertanyaan dibalik motif keikutsertaannya, sehingga dianggap sebagai kampanye politik yang menunjukkan elemen resistensi identitas, proyek identitas dilakukan Ganjar melalui berbagai postingan di media sosial, termasuk momen sholat dan kunjungan ke pesantren, bertujuan untuk menciptakan citra politik sebagai tokoh agama yang kuat, serta mendapatkan dukungan dari kelompok agama.