Rezania Asyfiradayati
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN KADER KESEHATAN NASYIATUL AISYIYAH DAN AISYIYAH DALAM DETEKSI DINI PENYAKIT MELALUI CEK KESEHATAN Beti Kristinawati; Itsnaani Rahmadita Nur Latiifah; Nove Wiand Dwi Wijayanti; Nyofan Wahyu Mardana; Rafi Abrar Pratama; Rezania Asyfiradayati
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i1.20430

Abstract

Abstrak: Kader kesehatan berperan aktif dalam membentuk kesadaran masyarakat supaya mampu untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Kader kesehatan merupakan perantara dalam memberikan motivasi, memberikan contoh perilaku kesehatan, hingga menjalankan program-program kesehatan. Nasyiatul Aisyiyah dan aisyiyah merupakan kader kesehatan terpilih yang menjadi pelopor gerakan hidup sehat, menjadi pengurus ranting Aisyiyah dan dapat menyampaikan informasi kesehatan yang di dapatkannya untuk disampaikan kepada masyarakat. Terdapat kegiatan deteksi dini guna mewujudkan kesehatan masyarakat yang maksimal. Tujuan dari pengabdian ini ialah untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan kader kesehatan Nasyiatul Aisyiyah dan Aisyiyah dalam melakukan pemeriksaan kesehatan dan kesehatan jantung koroner. Metode yang digunakan yaitu dengan melakukan dua sesi, dengan sesi pertama dilakukan pembinaan dan pendampingan kader kesehatan, sedangkan sesi kedua meliputi edukasi kesehatan, responden dalam pengabdian ini di ikuti oleh 12 kader kesehatan dan 38 masyarakat umum. Instrumen yang digunakan untuk evaluasi keberhasilan adalah hasil observasi tim pengabdi untuk tingkat keterampilan dan 10 pertanyaan kuesioner postest. Hasil yang didapatkan adalah meningkatnya keterampilan pengetehauan seluruh masyarakat dengan rata-rata 80,00 (77%). Maka dapat disimpulkan bawha memberikan pembinaan, pendampingan, dan edukasi dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan.Abstract: Health cadres play an active role in forming public awareness so that they are able to improve their quality of life. Health cadres are intermediaries in providing motivation, providing examples of health behavior, and implementing health programs. Nasyiatul Aisyiyah and aisyiyah are selected health cadres who are pioneers of the healthy living movement, become administrators of Aisyiyah branches and can convey the health information they obtain to the public. There are early detection activities to achieve maximum public health. The aim of this service is to improve the skills and knowledge of Nasyiatul Aisyiyah and Aisyiyah health cadres in carrying out health and coronary heart health checks. The method used was to conduct two sessions, with the first session providing coaching and mentoring for health cadres, while the second session included health education. Respondents in this service were attended by 12 health cadres and 38 members of the general public. The instruments used to evaluate success are the results of the service team's observations for skill level and a 10-question Post-Test questionnaire. The results obtained were an increase in the knowledge skills of the entire community with an average of 80.00 (77%). So it can be concluded that providing coaching, mentoring and education can improve skills and knowledge.
PENDAMPINGAN KEWIRAUSAHAAN PEMBUATAN PMT BAGI KADER POSYANDU DALAM MENDUKUNG PROGRAM STUNTING Kusuma Estu Werdani; Rezania Asyfiradayati; Dian Tias Aorta; Tsabitha Al’tsani Miftakhu Rochan; Bunga Cintantya Rudisty
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 3 (2024): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i3.22951

Abstract

Abstrak: Pemberian makanan tambahan (PMT) dalam kegiatan posyandu merupakan upaya yang harus dilakukan untuk mendukung pemenuhan gizi balita. Akan tetapi, kader posyandu menghadapi tantangan karena keterbatasan dana yang disediakan oleh pemerintah untuk pembuatan PMT tersebut. Kader posyandu harus mengatasi masalah tersebut agar tetap bisa memberikan PMT dengan kualitas gizi yang optimal dengan melakukan iuran mandiri. Padahal, sebagian besar kader posyandu bekerja sebagai ibu rumah tangga. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) adalah pendampingan kader posyandu untuk mengembangkan usaha pembuatan PMT posyandu melalui kegiatan penyuluhan, pemberian modal usaha, dan pendampingan pengembangan usaha. Tahapan kegiatan yang dilakukan antara lain penyiapan media kesehatan, penyuluhan kesehatan, pembentukan struktur pengurus usaha PMT, pembuatan PMT, dan evaluasi perkembangan usaha PMT. Sasaran kegiatan adalah seluruh kader posyandu Desa Mentoro, Pacitan, sebanyak delapan orang dari 25 orang yang diundang. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa penyuluhan tentang PMT bermanfaat untuk peningkatan pemahaman kader kesehatan tentang pembuatan PMT berbahan dasar lokal yang padat gizi. Evaluasi pengembangan usaha pembuatan PMT menunjukkan adanya hasil yang signifikan ditunjukkan dengan adanya peningkatan sebesar 11,44% selama empat bulan dari modal awal yang diberikan. Kualitas PMT lebih terjamin karena pembelian bahan makanan dan pengolahannya dilakukan secara mandiri dengan pemantauan yang baik. Rekomendasi untuk pengelolaan dana usaha dalam jangka panjang perlu untuk ditingkatkan perencanaannya agar dapat memberikan manfaat secara berkelanjutan.Abstract: Providing additional food (PMT) in integrated service post (namely "posyandu") activities is an effort that must be made to support the nutritional needs of toddlers. However, posyandu cadres need more funds from the government to create the PMT. Posyandu cadres must overcome this problem so that they can continue to provide PMT with optimal nutritional quality by making independent contributions. In fact, most of the posyandu cadres work as housewives. The aim of community service activities (PkM) is to assist posyandu cadres in developing the business of making PMT posyandu through counseling activities, providing business capital, and business development assistance. The stages of activities carried out include preparing health media, health education, establishing a PMT business management structure, creating a PMT, and evaluating the development of the PMT business. The target of the activity was all posyandu cadres in Mentoro Village, Pacitan, eight of the 25 people invited. The results of the activity show that education about PMT is helpful in increasing health cadres' understanding of making PMT from local, nutrient-dense ingredients. Evaluation of the development of the PMT manufacturing business showed significant results, demonstrated by an increase of 11.44% over four months from the initial capital provided. The quality of PMT is more guaranteed because the purchasing of food ingredients and their processing are carried out independently with good monitoring. Recommendations for long-term management of business funds need to be improved in order to provide sustainable benefits.