Medication error adalah kesalahan pengobatan yang dapat dicegah yang menyebabkan pemakaian obat yang tidak sesuai atau membahayakan pasien. Medication error dapat terjadi pada 4 fase yaitu prescribing, transcribing, dispensing dan administration. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan potensi kejadian medication error pada rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional, yang dilakukan pada bulan April 2023. Sampel penelitian ini adalah 50 resep pasien rawat inap, 50 resep pasien rawat jalan. Penilaian potensi medication error pada fase prescribing sebanyak 14 parameter, fase transcribing sebanyak 8 parameter, fase dispensing sebanyak 6 parameter dan fase administration sebanyak 5 parameter. Kejadian medication error pada prescribing yang terjadi paling banyak pada rawat inap dan rawat jalan yaitu tidak ada berat badan pasien (100%), fase transcribing yang terjadi paling banyak yaitu tidak jelas bentuk sediaan, pada rawat inap sebanyak (40%), dan pada rawat jalan sebanyak (42%), pada fase dispensing dan administration tidak ditemukan medication error. Perbandingan medication error rawat inap dan rawat jalan mendapatkan hasil pada fase prescribing (P=0,000), fase transcribing (P=0,961), fase dispensing (P=1.000), dan fase administration (P=1.000). Simpulan penelitian yaitu adanya perbedaan yang signifikan potensi medication error antara pasien rawat inap dan pasien rawat jalan pada fase prescribing, dimana potensi lebih banyak terjadi di rawat inap. Sehingga diperlukan perbaikan medication error dengan cara melakukan penambahan tenaga kerja dan pengetahuan kefarmasian di Instalasi Farmasi, hal ini dilakukan agar dapat mengurangi potensi kejadian medication error di RSU Ganesha Gianyar.