Abstract. Deodorants, which are topical products used to reduce body odor, contain aluminum chlorohydrate as an antiperspirant. High concentrations can be toxic, with BPOM setting a maximum limit of 20%. Recent research has developed various methods to analyze aluminum levels in deodorant-antiperspirants, including SSA, DIC, paper-based colorimetry, ion chromatography, ion electrodes, and Franz™ diffusion cells. Validation parameters for these methods vary: linearity (R² 0.9941-0.9999), precision (SD 0.000298-0.030), accuracy (% recovery 91-115%), LOD 0.000665-3.6 mg/L, and LOQ 0.0023-10.2 mg/L. SSA is highlighted for its comprehensive validation, while DIC excels in LOD and LOQ, making both methods optimal for analyzing aluminum chlorohydrate levels in deodorant-antiperspirants. Abstrak. Deodoran, sebagai produk topikal untuk mengurangi bau badan, mengandung aluminium klorohidrat sebagai zat antiperspiran. Penggunaan dalam konsentrasi tinggi dapat berisiko toksik, dengan batas maksimum BPOM adalah 20%. Penelitian terkini mengembangkan berbagai metode untuk menganalisis kadar aluminium dalam deodoran-antiperspiran, termasuk SSA, DIC, kolorimetri platform kertas, kromatografi ion, ion elektroda, dan sel difusi Franz™. Validasi metode menunjukkan hasil yang berbeda-beda: linearitas (R² 0,9941-0,9999), presisi (SD 0,000298-0,030), akurasi (% recovery 91-115%), LOD 0,000665-3,6 mg/L, dan LOQ 0,0023-10,2 mg/L. Metode SSA menonjol dari segi validasi lengkap, sementara metode DIC unggul dalam LOD dan LOQ, sehingga keduanya adalah pilihan terbaik untuk analisis kadar aluminium klorohidrat dalam deodoran-antiperspiran.