Industri plastik merupakan salah satu sektor manufaktur terbesar di dunia, menyediakan berbagai produk yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari kemasan makanan, komponen otomotif, hingga barang elektronik. Proses ekstrusi adalah salah satu metode utama dalam produksi barang-barang plastik. Dalam proses ini, bahan baku plastik dilelehkan dan didorong melalui cetakan untuk membentuk produk akhir. Keberhasilan proses ekstrusi sangat dipengaruhi oleh berbagai parameter operasional, salah satunya adalah suhu. Suhu yang terlalu rendah dapat menyebabkan bahan tidak meleleh sempurna, mengakibatkan aliran yang terhambat dan produk dengan kualitas buruk. Sebaliknya, suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan degradasi termal, yang juga berdampak negatif pada kualitas produk dan umur mesin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh suhu terhadap laju aliran plastik pada mesin extruder. Metode yang digunakan mencakup pengumpulan data eksperimental, analisis data, dan validasi hasil dengan model teoretis. Desain penelitian ini bersifat eksperimental dengan pendekatan kuantitatif. Hasil pengujian menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan peleburan pada suhu 150°C, mesin ekstruder plastik yang menggunakan pelet plastik yang dilelehkan pada suhu 300°C lebih berhasil dalam menghasilkan filamen dengan diameter dan bentuk yang baik. Filamen yang dipanaskan dengan pemanas selama satu menit pada suhu 300°C menghasilkan berat akhir 26 gram, namun selama satu menit pada suhu 150°C hanya menghasilkan satu gram. Selanjutnya perhitungan debit pada suhu 150°C menghasilkan hasil akhir sebesar 1 gr/m, sedangkan perhitungan debit pada suhu 300°C menghasilkan hasil akhir sebesar 26 gr/m.