3nur.fajrie@umk.ac.idABSTRACT Woven bamboo crafts are handicrafts made from bamboo. Examples of woven bamboo crafts include ekrak, besek, tambir, kalo, basket, winnowing, dunak, tebok, irig, mat, and gedheg (room divider). However, the problem that exists is the low aesthetic understanding of children regarding woven bamboo crafts. The solution given is to invite children to carry out artistic activities making woven bamboo crafts. In this study, researchers used qualitative research with a narrative approach that analyzed the work created by children. The method of carrying out activities is by creating art. The results of this research activity are that by inviting children to do woven bamboo craft arts activities, it does not only give them experience. However, it also stimulates children's artistic aesthetic development. The results of the field research also found that the children in Kudus Japan Village have talent. This talent can be seen from the children's ability to develop creativity and innovation in creating various forms of woven bamboo crafts that reflect the aesthetics and culture of local wisdom. Apart from that, the children also showed an increase in their abilities, both knowledge and skills, in understanding the aesthetic value of making woven bamboo crafts. Keywords: children's understanding of aesthetics, creating art, bamboo weaving ABSTRAKKerajinan anyaman bambu adalah sebuah kerajinan tangan yang terbuat dari bahan bambu. Contoh kerajinan anyaman bambu seperti ekrak, besek, tambir, kalo, keranjang, tampah, dunak, tebok, irig, tikar, dan gedheg (pembatas ruangan). Namun, demikian, masalah yang ada adalah rendahnya pemahaman estetika anak tentang kerajinan anyaman bambu. Solusi yang diberikan yakni dengan mengajak anak-anak melakukan kegiatan berkarya seni membuat kerajinan anyaman dari bambu. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan naratif yang menganalisis dari hasil karya yang dibuat oleh anak. Metode pelaksanaan kegiatan adalah dengan cara berkarya seni. Hasil dari kegiatan penelitian ini adalah bahwa dengan mengajak anak melakukan kegiatan berkarya seni kerajinan anyaman bambu tidak hanya memberikan pengalaman kepada mereka saja. Namun, juga merangsang perkembangan estetika seni anak. Hasil penelitian lapangan juga menemukan bahwasannya anak-anak yang ada di Desa Jepang Kudus memiliki bakat, bakat tersebut dapat dilihat dari mampunya anak-anak dalam mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam menciptakan berbagai bentuk kerajinan anyaman bambu yang mencerminkan estetika dan budaya kearifan lokal. Selain itu, anak-anak juga menunjukkan peningkatan kemampuan baik pengetahuan maupun keterampilannya dalam memahami nilai estetika yang ada pada pembuatan kerajinan anyaman bambu.Kata Kunci : pemahaman estetika anak, berkarya seni, anyaman bambu