Produktivitas tanaman sawi keriting (Brassica chinensis var. Parachinensis) berfluktuasi akibat kesuburan tanah yang rendah. Salah satu upaya dalam peningkatan produktivitas tanaman sawi keriting yaitu melalui penggunaan pupuk organik cair-bioslurry. Penelitian bertujan untuk mengkaji pengaruh berbagai dosis nitrogen berbasis bioslurry dan waktu aplikasi pemupukan serta interaksi keduanya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi keriting. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Mei – Juli 2022 di Desa Karaskepoh, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang (6º43’32” LS dan 111º27’34” BT), Provinsi Jawa Tengah dan Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial 4x3 dengan 3 ulangan digunakan dalam percobaan sehingga terdapat 36 satuan unit percobaan. Faktor pertama adalah berbagai level dosis nitrogen berbasis Pupuk Organik Cair-bioslurry (POC-bioslurry) terdiri dari (0 kg N/ha setara 0 ml/tanaman) K0; (100 kg N/ha setara 29 ml/tanaman) K1; (200 kg N/ha setara 58 ml/tanaman) K2; dan (300 kg N/ha setara 87 ml/tanaman) K3. Faktor kedua adalah perlakuan pemupukan yang aplikasikan setiap 4, 7 dan 10 hari, berturut-turut untuk P1, P2 dan P3. Parameter yang diamati termasuk tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, panjang akar, kadar air tanaman, kandungan klorofil total, serapan nitrogen, berat kering tajuk, berat kering akar, nisbah tajuk akar, berat segar tajuk, dan indeks panen. Hasil penelitian menunjukkan interaksi antara perlakuan 200 kg N/ha setara 58 ml/tanaman dengan aplikasi pemupukan 4 hari (K2P1) berpengaruh nyata pada parameter pertumbuhan tanaman seperti jumlah daun, luas daun, dan panjang akar. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dosis 200kg N/ha dan aplikasi setiap 4 hari sekali paling sesuai untuk diaplikasikan dalam budidaya tanaman sawi keriting.