Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PEMETAAN POTENSI SPASIAL PERKEBUNAN CENGKIH DALAM PENGOLAHAN MINYAK ATSIRI DI KEPULAUAN LEASE Margie Civitaria Siahay; Stevianus Titaley; Francois Lekransy
ALE Proceeding Vol 6 (2023): Archipelago Engineering
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.6.2023.167-174

Abstract

Tanaman cengkih merupakan salah satu tanaman first nature di kepulauan Maluku. Tanaman ini merupakan komoditi yang dapat didorong untuk pengembangan industri khususnya pengembangan sub system industry minyak atsiri. Kualitas minyak atsiri yang lebih tinggi didukung dengan kondisi tanah dan iklim yang cocok untuk pertumbuhan tanaman cengkih. Analisis potensi lahan tanaman cengkih sangat diperlukan bukan hanya sebagai informasi kebijakan perencanaan kawasan tetapi juga dapat menjadi informasi investasi di Kepulauan Lease, karena dengan adanya informasi potensi lahan, pola perubahan lahan, aksesbilitas dan potensi kapasitas produksi tanaman cengkih berdasarkan kerapatan vegetasi tanaman cengkih yang dapat menyediakan keseluruhan tanaman yang dapat digunakan untuk pengembangan lokasi wilayah bahan baku dan produksi industri minyak atsiri. Penelitian ini menggunakan tahapan metode antara lain identifikasi masalah, studi literatur, pengumpulan data, pengolahan citra satelit, tutupan lahan diklasifikasi, analisis produksi tanaman cengkih dan tipologi wilayah, overlay potensi wilayah dengan citra satelit, pemetaan potensi dan distribusi penyebarannya pada setiap pulau. Dari tahapan metode ini ditemukan bahwa potensi yang dihasilkan minyak cengkih sebesar 220,8 ton/tahun. Jumlah ini ini dapat ditingkatkan jika melihat potensi lahan yang tersedia. Namun potensi yang ada tidak didukung dengan ketersediaan sarana-prasaran penunjang aktivitas agrobisnis minyak cengkih yang masih rendah pada beberapa desa. Dengan menggunakan analisis skalogram untuk menentukan struktur pusat pelayanan menurut hirarki wilayah, maka diketahui bahwa area Saparua Kota (Hirarki III) telah memenuhi fungsi pelayanan lokal hanya memenuhi kebutuhan dalam lingkup kecamatan dan antar kecamatan, pada wilayah Hirarki IV dan V hanya dapat berfungsi sebagai penyedia bahan baku lokal.