Abstract : Self-acceptance is a state in which an individual has a positive view of himself so that he can accept all the advantages and shortcomings and feel satisfied with himself. Self-acceptance enables the individual to live with the characteristics that are in him and remain positive about himself. The aim of this study is to describe the importance of self-acceptance in broken home students in improving academic achievement. The method used in this research is a qualitative phenomenological method using semi-structured interviews. The informants in this study were selected with purposive sampling techniques. The results show that broken home students can survive split family conditions because they have good self-acceptance so that even if the two parents are no longer together, they can still perform by achieving a good performance index. Abstrak: Self-acceptance suatu keadaan dimana individu memiliki pandangan positif terhadap dirinya sehingga dapat menerima segala kelebihan dan kekurangannya serta merasa puas atas dirinya. Self-acceptance memampukan individu untuk hidup dengan karakteristik yang ada dalam dirinya dan tetap memandang positif dirinya sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pentingnya self-acceptance (penerimaan diri) pada mahasiswa broken home dalam meningkatkan prestasi akademik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif fenomenologi menggunakan wawancara semi terstruktur. Informan dalam penelitian ini dipilih dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa broken home dapat bertahan hidup dengan kondisi keluarga yang terpecah karena memiliki self-acceptance yang baik sehingga walaupun kondisi kedua orang tua tidak lagi bersama namun mereka dapat tetap berprestasi dengan meraih indeks prestasi yang baik.