Amirah Ellyza Wahdi
Department Of Biostatistics, Epidemiology, And Population Health, Faculty Of Medicine, Public Health And Nursing, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Risk factors for neonatal death in Sleman Regency: analysis of Sleman HDSS data for 2015-2020 Yanti, Windra; Wahab, Abdul; Wahdi, Amirah Ellyza
BKM Public Health and Community Medicine Vol 39 No 04 (2023)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/bkm.v39i04.7286

Abstract

Purpose: This study aims to address the critical issue of neonatal mortality, which remains a significant public health concern, particularly in low and middle-income countries where 75% of neonatal deaths occur within the first week of life, and approximately one million newborns die within the first 24 hours, influenced by various maternal and neonatal risk factors. Methods: This was an observational study that used a longitudinal design. The sample size was 824 respondents born and living in Sleman, DIY. The purpose of this study was to identify risk factors for neonatal death. Data analysis used descriptive analysis, bivariable, and multivariable. Results: Multivariable analysis showed that the risk factors associated with the incidence of neonatal death were the mother's age (OR=143.4; CI: 16.92-1215.36), baby's weight (OR=15.24; CI: 1.8-112.92), and history of abortion (OR=9.27 CI; 1.7-50.33). Conclusion: Based on the results of the study, maternal age is the most influential risk factor for the incidence of neonatal death in Sleman Regency. Mothers who are pregnant and give birth aged <18 years have a risk of 143.4 times higher for neonatal death compared to women who are pregnant and give birth aged 18-34 years. Therefore it is necessary to increase education and empower women to prevent early marriage.
Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pelayanan Nifas Ibu di Puskesmas Simpang Rimba Kabupaten Bangka Selatan Hasri, Zulfa Nur; Dewi, Fatwa Sari Tentra; Wahdi , Amirah Ellyza; Ni Komang, Sriwisani S
Jurnal Kesehatan Terpadu Vol. 9 No. 2 (2025): Jurnal Kesehatan Terpadu
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Fase nifas merupakan masa kritis bagi ibu, karena organ reproduksi sedang mengalami pemulihan dan kesiapan psikologis diperlukan untuk melanjutkan peran ibu. Meskipun penting, cakupan kunjungan perawatan nifas lengkap belum mencapai target nasional. Di Provinsi Bangka Belitung, khususnya Kabupaten Bangka Selatan, cakupan perawatan nifas masih termasuk yang terendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan perawatan nifas ibu. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain potong lintang. Penelitian ini melibatkan 120 ibu dengan anak di bawah dua tahun di wilayah Puskesmas Simpang Rimba, yang dipilih melalui cluster random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner berbasis kertas yang diadaptasi dari penelitian sebelumnya dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Responden mengisi kuesioner secara langsung. Data dianalisis menggunakan distribusi frekuensi, interval kepercayaan, uji chi-square, dan regresi logistik dengan perangkat lunak STATA. Hasil: Hanya 33,3% ibu yang menyelesaikan kunjungan pelayanan nifas yang direkomendasikan. Analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara aksesibilitas dan kualitas layanan dengan kunjungan pelayanan nifas (p > 0,05). Namun, pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dan dukungan lingkungan sosial berhubungan secara signifikan (p < 0,05). Analisis multivariat menunjukkan pengetahuan sebagai prediktor terkuat (OR = 4,7; 95% CI: 1,95–11,48). Diskusi: Mengatasi kesenjangan pengetahuan, meningkatkan sikap, dan memperkuat dukungan keluarga dan sosial sangat penting untuk mengoptimalkan perawatan pascapersalinan. Kesimpulan: Faktor predisposisi, terutama pengetahuan dan sikap ibu, merupakan determinan paling berpengaruh dalam kunjungan pascapersalinan. Penguatan KIE dan konseling selama layanan ANC dan pascapersalinan direkomendasikan untuk meningkatkan luaran kesehatan ibu.