Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PEMBEKALAN “KOMPETENSI KOMUNIKASI: KNOWLEDGE, MOTIVATION, AND SKILLS” DALAM BERKOMUNIKASI BAGI PENGURUS ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH PADA SMA DI JAKARTA BARAT Suryaning Hayati
Jurnal Abdi Masyarakat (JAM) Vol 3, No 1 (2017): JAM (Jurnal Abdi Masyarakat) - September
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.514 KB) | DOI: 10.22441/jam.2017.v3.i1.001

Abstract

OSIS memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat belajar cara-cara berorganisasi, berdemokrasi, menyampaikan pendapat, berargumentasi, presentasi dan menghargai pendapat orang lain. Mereka juga berlatih bagaimana cara mewujudkan suatu ide atau gagasan akan menjadi suatu kegiatan yang bermanfaat dan mampu untuk mengadakan evaluasi. Selain itu, siswa juga harus memiliki komunikasi yang baik dalam perintah, jelas komunikasinya, kegiatan yang dilaksanakan terprogram dengan baik, dan mampu memberikan keputusan-keputusan yang tepat saat dibutuhkan.Kerjasama yang baik tidak akan tercapai tanpa komunikasi yang baik. Melalui komunikasi, gaya bahasa dan pembawaan diri yang baik seseorang dapat menonjol dan dengan percaya mampu memimpin sebuah kelompok dalam sebuah tujuan. Untuk sampai pada tujuan tersebut, unsur komunikasi menjadi sangat penting. Siswa diharapkan memiliki kompetensi komunikasi dalam berkomunikasi di dalam organisasinya, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat yang lebih luas. Pembekalan kompetensi komunikasi pada komponen knowledge, motivation, dan skills dalam berkomunikasi bagipengurus OSIS diharapkan dapat memberikan kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman bagi siswa pengurus OSIS akan urgensi kompetensi komunikasi dalam berorganisasi menggunakan metode: 1) Ceramah, menyampaikankonsep-konsep yang penting untuk dimengerti dan dikuasai oleh peserta pelatihan; 2) Simulasi, bentuk metode praktek agar audience dapat mengukur kompetensi komunikasi mereka, apakah telah memiliki knowledge, motivation, dan skills yang memadai sebagai pengurus OSIS; 3) Role play, metode ini dipilih agar audience dapat menilai secara langsung peserta lainnya apakah target audience sudah dapat mempraktekkan langsung bagaimana menerapkan kompetensi komunikasi untuk diri mereka. Pada pengabdian ini, sebagaimana ditujukan untuk memberikan pembekalan kompetensi komunikasi, untukmembangun kesadaran dan pemahaman siswa OSIS, dilakukan role play. Masing-masing siswa diberikan kesempatan untuk berkomunikasi interpersonal maupun kelompok. Mereka mempraktekkan masing-masing fungsi komunikasi. Di dalam role play tersebut, tim pengabdian juga mendampingi interaksi komunikasi mereka dan menerapkan kompetensi komunilkasi yang mengacu pada tiga kompetensi, yaitu knowledge, motivation, dan skills.
Strategi Publikasi PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasional 1 Jakarta Dalam Menjaga Stabillitas Reputasi Perusahaan Suryaning hayati; Abdul Rahmat; Nurul Aidin
Jurnal Visi Komunikasi Vol 18, No 2 (2019): November 2019
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.186 KB) | DOI: 10.22441/visikom.v18i2.9613

Abstract

business competition is not only measured by the level of sales and product image. However, there is another thing that is more principle, inherent, and fundamental, namely reputation. This study aims to determine the Publication Strategy of PT Kereta Api Indonesia (Persero) Operational Region 1 Jakarta in Maintaining the company's reputation stability. The focus in research is the publication strategy in terms of the aspects of publication goals, publication objectives, message content and strategic message content, impact of publication exposure, media strategy, and evaluation methods. Research with constructivism paradigm with descriptive method. Primary data were obtained from in-depth interviews with key informants, Senior Manager of Public Relations and Public Relations staff informants.The purpose of publication is education to gain public understanding of company programs and policies. The message content and strategic message content to construct messages are to convey the main basis for why the policy should be carried out, why the program must be carried out, and convey about its goals and benefits for the community; The expected impact of publication exposure is a positive image according to the community. The media strategy taken is to build personal relationships, ensure information disclosure, commitment to response speed, accommodate media data needs, and facilitate the media in publishing news;
Network Society: Budaya Komunikasi Virtual Masyarakat Betawi Modern Suryaning Hayati; Nurul Aidin
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol 11, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/kom.v11i1.20107

Abstract

Suku Betawi sebagai kelompok etnis lokal Jakarta sering kali dianggap inferior. Steoretip latar belakang pendidikan rendah, level ekonomi menengah kebawah, gagap teknologi, dan stereotip negatif lainnya yang menjadikan suku ini tidak memiliki eksistensi di banyak aspek kehidupan. Di tengah modernisasi perangkat komunikasi dan teknologi, seluruh lapisan masyarakat dituntut untuk memiliki literasi digital serta kemampuan menggunakan fitur-fitur aplikasi pelayanan maupun memiliki kecakapan dalam berkomunikasi melalui jejaring sosial. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui budaya komunikasi virtual masyarakat Betawi modern dalam kerangka masyarakat jaringan. Metode yang digunakan adalah etnografi virtual. Data primer diperoleh dari in-dept interview dan observasi pada akun Instagram @nyak_kopsah dan akun Tiktok dan Instagram @suryadanna. Hasil penelitian menunjukan bahwa konten kreator menyebarkan logika pesan melalui spesifikasi konten. Masing-masing akun memiliki budaya masyarakat jaringan dengan karakteristik yang berbeda yang disebabkan oleh ciri khas konten. Akun @suryadanna  spesifik pada konten “Jakarta dengan Atmosfer Korea”. Pesan yang disampaikan melibatkan perasaan, ekspresi, dan emosi yang terfokus pada audiens yang didorong oleh latar video, alur cerita, dan lagu yang mewakili pesan. Pada akun @nyak_kopsah menceritakan “realitas kehidupan” melalui isu-isu kehidupan masyarakat Betawi, pesan disampaikan dengan mengutamakan ekspresi, logat, suara, dan mimik sebagai Nyak Kopsah. Modernitas masyarakat jaringan terlihat pada akun @suryadanna yang menggambarkan kota Jakarta sebagai kota metropolitan yang indah. Budaya komunikasi yang terbentuk dapat dilihat dari audiens pada kedua akun yang saling berinteraksi dan memodifikasi satu sama lain berdasarkan pertukaran makna.
USER EXPERIENCE: NEW DIGITAL EXPERIENCE YIPY MOBILE APPLICATION SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI KAWASAN HUNIAN APARTEMEN ROYAL MEDITERANIA GARDEN RESIDENCES PODOMORO CITY Aidin, Nurul; Hayati, Suryaning
Jurnal Visi Komunikasi Vol 22, No 02 (2023): November 2023
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/visikom.v22i02.22429

Abstract

Lack of time and communication channels to facilitate all forms of communication between building management and tenants and other stakeholders, submit complaints, convey ideas, and at the same time for the development of further facilities as well as to maintain harmony between occupants and managers, the P3SRS and managers initiated a communication channel based Digital named Yipy. This application started to be used in September 2021 so the researcher intends to find out the user experience of the application. This research is intended to determine user experience in a digital-based communication framework on the Yipy application in terms of six elements of user experience, namely attractiveness, efficiency, clarity, dependability, stimulation, and novelty. The results of this study are 1) attractiveness, has attractiveness, color, animation, and design attracts attention, is easy to access and the features in it are easy to understand; 2) efficiency, this application is very detailed, precise, fast, and practical because of the realtime response; 3) easy to understand, the application is very useful, especially in payment and complaint activities, and is very user friendly; 4) dependability, the application is safe and predictable; 5) stimulation, users will continue to use the yipy application because through this application they can monitor tenant service requests so that; 6) novelty, as a solution for the transition from conventional services to digital-based services, in the form of innovative, creative and informative services.
Storytelling Berbasis Ethical Digital Literacy: Strategi Literasi Digital Remaja di Era Media Sosial Hayati, Suryaning; Aidin, Nurul
Inovasi Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 2 (2025): IJPM - Agustus 2025
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/ijpm.841

Abstract

Rendahnya literasi digital etis menyebabkan banyaknya penyebaran informasi yang tidak valid dan ujaran kebencian. Teknik storytelling dapat menjadi solusi dalam menciptakan konten edukatif dan tetap berlandaskan etika digital. Dengan penguatan literasi digital berbasis etika, remaja dapat memanfaatkan media sosial dengan lebih positif dan produktif. Luaran dari kegiatan ini adalah: 1) Peningkatan keterampilan storytelling dalam membuat konten yang etis; dan 2) Perbaikan tata nilai masyarakat yang sadar etika bermedia sosial. Kegiatan ini dilakukan dengan metode ceramah interaktif dan simulasi, pendampingan penyusunan konsep pesan dengan pendekatan storytelling, serta praktik membuat konten storytelling. Terkait penerimaan peserta atas materi yang disampaikan, siswa menyatakan bahwa konten storytelling: 1) memungkinkan meningkatnya keterlibatan emosional pada pesan dan kreator; 2) memudahkan penyampaian pesan dan nilai-nilai etis; 3) membantu membentuk identitas; dan 4) dapat mempengaruhi dan mendorong perubahan perilaku pada isu-isu sosial dan lingkungan. Selain manfaat , siswa juga mengutarakan keraguan untuk membuat konten storytelling, karena: 1) konten kreator storytelling harus lebih percaya diri, menguasai public speaking, dan dituntut kreatif; 2) konten kreator harus berbekal data sebelum menyusun narasi; 3) proses pembuatan konten menjadi lebih sulit, karena harus melalui video editing, tidak semudah editing materi dalam bentuk tulisan; dan 4) tidak cocok bagi siswa yang tidak terbiasa berpikir kritis.