Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMULIHAN HAK ANAK DARI KORBAN KEKERASAN SEKSUAL Devira Devira; Masayu Nirmala Sukma; Intan Nurina Seftiniara
Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora Vol. 1 No. 6 (2023): Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora
Publisher : Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/kultura.v1i6.624

Abstract

Banyaknya kasus kekerasan seksual yang terungkap akhir-akhir ini mengingatkan kembali bahwa adanya situasi darurat yang dialami beberapa orang dan membutuhkan payung hukum yang komperehensif bagi masyarakat untuk menekan kekerasan seksual. Di waktu yang bersamaan pula, RUU PKS (Rancangan Undang Undang Penghapusan Kekerasan Seksual) dinyatakan dilempar pada Porlegnas (Program Legislasi Nasional) 2021. Hal ini berdampak besar bagi para korban dikarenakan isi RUU PKS yang memiliki kebijakan atau sistem yang memadai untuk pencegahan kekerasan seksual dan sistem yang memadai untuk pemulihan korban sampai sekarang pun belum di sah-kan. Akibatnya, korban pun sampai sekarang belum mendapatkan hak sepenuhnya disaat itu pula korban juga mengalami dampak yang berat yaitu trauma. Fasilitas yang seharusnya bisa didapatkan oleh korban nyatanya 60% rusak sehingga menimbulkan masalah baru sampai adanya ancaman ke korban maupun orang-orang sekitarnya. Penelitian ini merupakan konsep sebuah rumah aman yang bertujuan untuk melindungi dan menampung para korban kekerasan seksual diharapkan bisa menjadi suatu dongkrak-an bagi pemerintah untuk memfasilitasi para korban yang selama ini masih tabu untuk dibantu hingga membantu mereka bangkit melalui lingkungan positif. Proyek ini bersifat eksperimental, tidak hanya untuk korban, tetapi juga untuk masyarakat sekitarnya sendiri. Melalui film 27 Steps of May, proyek ini mempunyai cara untuk bernarasi untuk menggubah proses korban untuk sembuh menjadi arsitektur yang memahami korban.
PERAN BHINNEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI IDENTITAS PEMERSATU BANGSA Aqshal Azan Putra Salim; Salsabila Brillianti Sarenc; Devira Devira; Zainudin Hasan
Civilia: Jurnal Kajian Hukum dan Pendidikan Kewarganegaraan Vol. 3 No. 1 (2024): Civilia: Jurnal Kajian Hukum dan Pendidikan Kewarganegaraan
Publisher : Civilia: Jurnal Kajian Hukum dan Pendidikan Kewarganegaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penulisan ini bertujuan untuk mengungkap maknayang terkandung dalam semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Istilah “Bhinneka Tunggal Ika” dipetik dariKitab Sutasoma karya Mpu Tantular. Semula istilahtersebut menunjukkan pada semangat toleransikeagamaan, khususnya antara agama Hindu dan Budha. Setelah diangkat menjadi semboyan bangsaIndonesia konteks permasalahannya menjadi lebihluas yang meliputi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Bhinneka Tunggal Ika merupakanpernyataan jiwa dan semangat bangsa Indonesia yang mengakui realitas bangsa yang majemuk, namun tetapmenjunjung tinggi kesatuan. Bhinneka Tunggal Ikaadalah cerminan keseimbangan antara unsurperbedaan yang menjadi ciri keanekaan dengan unsurkesamaan yang menjadi ciri kesatuan. BhinnekaTunggal Ika merumuskan dengan tegas adanyaharmoni antara kebhinekaan dan ketunggalikaan, antara keanekaan dan kepekaan, antara kepelbagaiandan kesatuan, antara hal banyak dan hal satu, atauantara pluralisme dan monisme.