Rusnawati Rusnawati
STIT Al-Hilal Sigli

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

URGENSI PSIKOLOGI AGAMA (SUATU PERSPEKTIF BARU) Rusnawati Rusnawati
AZKIA : Jurnal Aktualisasi Pendidikan Islam Vol. 14 No. 2 (2019): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Hilal Sigli Aceh- Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Psychology is a science that examines and studies human attitudes and behavior as a description of the psychological symptoms that are behind it, because the soul is abstract, then to study it only seen from the visible symptoms, namely the attitudes and behavior it displays. Furthermore, religion also concerns issues related to the inner life of humans. Basically every human being has the nature to be religious. Because religion is a basic human need. Psychology is very helpful in explaining the ways or steps for inculcating religious values, this is because before instilling religious values ​​in humans, it is better to be conditioned first. Thus, the psychology of religion has a very influential urgency in human life, both individually and in groups or in society. Based on these problems, the formulation of the problem is what is meant by psychology of religion. What is the function of the psychology of religion and what is the urgency of the psychology of religion? From the results of the literature review, it can be concluded that the psychology of religion is one of the disciplines that discusses or studies the influence of religious beliefs on a person's attitudes and behavior. There are several functions of the psychology of religion in society, including functioning as educative, savior, as reconciliation, social control, fostering a sense of solidarity, as normative, creative and sublimative. As for some of the urgency of the psychology of religion in the new perspective, it is for mental health, the role in development, keeping a person in behavior, making religious teachings a healer.
Penggunaan Model Pembelajaran Probing Prompting dalam Aktivitas Belajar Peserta Didik RUSNAWATI RUSNAWATI
AZKIA : Jurnal Aktualisasi Pendidikan Islam Vol. 18 No. 1 (2023): Juli
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Hilal Sigli Aceh- Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara guru dengan peserta didik yang dalamnya banyak aktivitas belajar sehingga dapat tercapainya suatu tujuan pembelajaran. Dalam mencapai tujuan pembelajaran guru dapat menggunakan salah satu model pembelajaran probing prompting. Berdasarkan hal tersebut maka yang menjadi tujuan penelitian dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui pengertian model pembelajaran probing promting, untuk mengetahui langkah-langkah penerapan probing prompting dan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari penggunaan model probing prompting dalam aktifitas belajar peserta didik. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode library research atau kajian pustaka. Dari hasil kajian pustaka ditemukan bahwa model pembelajaran probing prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menurunkan dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan dan pengalaman peserta didik dengan pengetahuan baru yang dipelajari. Selanjutnya peserta didik mengkontruksi konsep, prinsip dan aturan menjadi pengetahuan baru. Adapun langkah-langkah penerapan model probing prompting dalam aktifitas belajar adalah guru mempersiapkan materi yang akan didiskusikan berupa permasalahan baik dalam bentuk gambar, rumus maupun situasi lainnya. Peserta didik harus merusumuskan pertanyaan dan jawaban, jika jawaban tepat maka guru akan menanggapinya dan memberitahukan kepada peserta didik lain. Jika jawaban salah maka guru akan memberi petunjuk untuk menyelesaikan jawaban tersebut. Kelebihan model pembelajaran probing-prompting yaitu dapat mengembangkan keberanian peserta didik dalam menjawab dan mengemukakan pendapat. Peserta didik akan lebih aktif dalam menjawab pertanyaan, karena semua peserta didik mendapat berkesempatan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru, dan memiliki kesempatan menanggapi hasil jawaban peserta didik lainnya. Sedangkan kekurangannya adalah guru mengalami kesulitan dalam membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan pemahaman peserta didik. Ketika guru kurang dapat membawa diri pada saat bertanya, maka peserta didik akan merasa takut sehingga dapat menghambat cara berpikir siswa dan banyak menghabiskan banyak waktu pada saat meminta peserta didik secara satu persatu untuk merumuskan pertanyaan dan jawaban ketika proses aktifitas belajar.