Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Mold On Cakalang Fish (Katsuwonus pelamis L) Smoke With Various Packaging In The Supermarket Sikola, Prisilia; Lohoo, Helen; Mewengkang, Hanny W.; Kaparang, Josefa Tety; Damongilala, Lena Jeane; Pandey, Engel Victor
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 12 No. 3 (2023): EDISI ESPTEMBER-DESEMBER 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.v12i3.54106

Abstract

This research aims to obtain total mold and identify the types of mold found in smoked skipjack tuna (Katsuwonus pelamis L) which is marketed in supermarkets with various packaging. The method used in this research is the descriptive method. The sample used was smoked skipjack tuna (Katsuwonus pelamis L) packaged in styrofoam, plastic, and wrapping. The parameters used are mold, water content, and pH. The results showed that the lowest total mold was found in samples of smoked skipjack tuna (Katsuwonus pelamis L) with plastic packaging. The water content of the three samples of smoked skipjack tuna (Katsuwonus pelamis L) in various packaging at supermarkets still met SNI 2725:2013 standards. The pH of smoked skipjack tuna (Katsuwonus pelamis L) in plastic packaging at the first collection did not meet the quality requirements. Keywords: smoked skipjack tuna, packaging, mold Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan total kapang dan mengidentifikasikan jenis-jenis kapang yang terdapat pada ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L) asap yang dipasarkan di pasar swalayan dengan berbagai pengemasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sampel yang digunakan adalah ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L) asap dengan pengemasan styrofoam, plastik dan wrapping. Parameter yang digunakan adalah kapang, kadar air dan pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total kapang terendah terdapat pada sampel ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L) asap  dengan kemasan plastik. Kadar air ketiga sampel ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L) asap dengan berbagai pengemasan di Pasar Swalayan masih memenuhi standar SNI 2725:2013. pH ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L) asap dengan kemasan plastik pada pengambilan pertama tidak memenuhi syarat mutu.perebusan 58.9% – 62.3% dan pada produk akhir ikan kayu 16.9 – 18.3%. ALT ikan segar 5.1 x 104 koloni/g – 6.5 x 104 koloni/g, setelah mengalami proses perebusan 3.0 x 103 koloni/g – 1.0 x 104 koloni/g dan pada produk akhir ikan kayu 2.5 x 102 koloni/g – 4.0 x 102 koloni/g. Total kapang pada ikan kayu hasilnya negatif. Kata kunci: cakalang asap, pengemasan, kapang
MUTU STICK IKAN BELUT (Monopterus albus) DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG KARAGENAN: The Quality of Eel (Monopterus albus) Fish Stick with Addition of Carrageenan Flour Hidayah, Nur; Taher, Nurmeilita; Montolalu, Lita; Wonggo, Djuhria; Reo, Albert; Lohoo, Helen
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 12 No. 2 (2024)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.12.2.2024.52241

Abstract

Indonesia is endowed with a plethora of diverse animal food sources, one of which is the eel fish (Monopterus albus). Eel is a fish that can be consumed as a functional food, exhibiting a higher nutritional content than ordinary foodstuffs and providing health benefits for the body. Eel is processed into a variety of products, including the eel fish sticks. It is anticipated that the production of eel fish sticks with the incorporation of carrageenan flour will enhance the cohesiveness and binding power of the product, thereby extending its shelf life. The objective of this study was to assess the quality of eel fish sticks (Monopterus albus) with the incorporation of carrageenan flour through organoleptic evaluations, fat content analyses, crude fiber assessments, and water content examinations. The results of the study indicated that the panelists preferred the 0% carrageenan flour treatment in terms of organoleptic characteristics, including taste, color, texture, and aroma, when compared to treatments with 5%, 10%, and 15% carrageenan flour. The water content value was found to be lower with the addition of 5% carrageenan (6.78) compared to the addition of 0% carrageenan (7.52). The fat content value with a 5% carrageenan addition (9.71) was found to be lower than that observed with a 0% carrageenan addition (11.03). The crude fiber content exhibited a higher value with the addition of 5% carrageenan (0.78) compared to the 0% carrageenan addition (0.48). Similarly, the dietary fiber content demonstrated a higher value with the addition of 5% carrageenan (0.60) compared to the 0% carrageenan addition (0.44). Kata kunci:  Carageenan, Eel, Monopterus albus, Stick   Indonesia memiliki kekayaan sumber pakan hewani yang beragam, salah satunya ikan belut (Monopterus albus). Belut adalah ikan yang dapat dikonsumsi sebagai pangan fungsional yang memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi dari pangan biasa dan dapat memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh, belut tersebut diolah menjadi produk dengan cara diversifikasi. Sehingga dalam penelitian ini dilakakukan pembuatan stick ikan belut dengan penambahan tepung karagenan diharapkan dapat meningkatkan kekompakan dan daya ikat produk serta meningkatkan daya simpan pada stick ikan belut. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui mutu stick ikan belut (Monopterus albus) dengan penambahan tepung karagenan melalui uji organoleptik uji kadar lemak, uji serat kasar, dan uji kadar air. Hasil Penelitian pada nilai organoleptik panellis lebih menyukai perlakuan tepung karagenan 0%, dari segi rasa, warna, tekstur, aroma, dibandingkan dengan penambahan karagenan sebanyak 5%, 10% dan 15%. Nilai kadar air dengan penambahan karagenan 5% (6,78) lebih rendah dibandingkan dengan penambahan karagenan 0% (7,52). Nilai kadar lemak dengan penambahan karegenan 5% (9,71) lebih rendah dibandingkan dengan penambahan karagenan 0% (11,03). Nilai kadar serat kasar dengan penambahan karegenan 5% (0,78) lebih tinggi dibandingkan dengan penambahan karagenan 0% (0,48). Nilai kadar serat pangan dengan penambahan karagenan 5% (0,60) lebih tinggi dibandingkan dengan penambahan karagenan 0% (0,44). Kata kunci:  Belut, Karagenan, Monopterus albu, Stick.