Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Aktivitas Antioksidan Daun Muda Mangrove Sonneratia alba Segar Asal Pesisir Desa Wori Sulawesi Utara : Antioxidant Activity of Fresh Young Leaves Mangrove Sonneratia alba from Coastal Wori Village North Sulawesi Dotulong, Verly; Montolalu, Lita; Reo, Albert
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 12 No.1 (2024)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.12.1.2024.51673

Abstract

The results of research on S. alba  antioxidants collected from the coast of Wori Village, North Sulawesi, especially about S. alba  leaves that have undergone drying have very strong antioxidant activity, so far there have been no research reports on antioxidants in young leaves that have not been dried (fresh) from the location of Wori Village.  The purpose of this study was to explore the antioxidant potential of fresh young leaves of S.alba  mangroves  collected on the coast of Wori Village, North Sulawesi. The method used in this study is exploratory, the data is analyzed descriptively, the treatment used is the length of extraction time of 5, 10, 15, 20, 25 and 30 minutes with boiling water, the test parameters used are antioxidant activity using the DPPH method (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil) and supporting parameters, namely yield, phytochemistry qualitatively and total phenol content using the Folin-Ciocalteau method. The results obtained were as follows: the highest yield was found at 30 minutes extraction time which was 30.97%, phytochemical components detected at all extraction time were alkaloids, flavonoids, tannins, saponins and phenolics, the highest total phenol content was found at 15 minutes extraction time of 0.7388 ± 0.044 mg GAE / g, the strongest antioxidant activity of 15 minutes straction with IC value50DPPH = 21.05±2.95 μg / ml. In general, it can be concluded that the best treatment is the duration of extraction time in boiling water for 15 minutes because it has the highest total phenol content and the samllest IC50DPPH value. Kata kunci:  young leaves of S.alba, boiling water extract, antioxidant activity Hasil penelitian tentang antioksidan S.alba yang dikoleksi dari pesisir Desa Wori Sulawesi Utara khususnya tentang daun S.alba yang sudah mengalami pengeringan mempunyai aktivitas antioksidan tergolong sangat kuat, selama ini belum ada laporan penelitian tentang antioksidan dalam  daun muda yang belum dikeringkan (segar) dari lokasi Desa Wori ini.    Tujuan penelitian ini adalah menggali potensi antioksidan daun muda mangrove S.alba  segar yang dikoleksi di Pesisir Desa Wori Sulawesi Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat eksploratif, data dianalisis secara deskriptif, perlakuan yang digunakan adalah lama waktu ekstraksi 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 menit dengan air mendidih, parameter uji yang digunakan adalah aktivitas antioksidan  menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) serta parameter pendukung yaitu rendemen, fitokimia secara kualitatif dan kandungan total fenol menggunakan metode Folin-Ciocalteau. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut:  rendemen tertinggi terdapat pada lama ekstraksi 30 menit yaitu 30,97%, komponen fitokimia yang terdeteksi pada semua lama waktu ekstraksi adalah  alkaloid, flavonoid, tanin, saponin dan fenolik,  kandungan total fenol tertinggi terdapat pada lama waktu ekstraksi 15 menit yaitu sebesar 0,7388 ± 0,044 mg GAE/g, aktivitas antioksidan terkuat straksi 15 menit dengan nilai IC50DPPH= 21,05±2,95 µg/ml. secara umum dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang terbaik adalah lama ekstraksi waktu dalam air mendidih selama 15 menit karena mempunyai kandungan total fenol tertinggi dan nilai IC50 DPPH terkecil. Kata kunci:  daun muda S.alba, ekstrak air mendidih, aktivitas antioksidan ma waktu ekstraksi adalah  alkaloid, flavonoid, tanin, saponin dan fenolik,  kandungan total fenol tertinggi terdapat pada lama waktu ekstraksi 15 menit yaitu sebesar 0,7388 ± 0,044 mg GAE/g, aktivitas antioksidan terkuat straksi 15 menit dengan nilai IC50DPPH= 21,05±2,95 µg/ml. Secara umum  dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang terbaik adalah lama ekstraksiwaktu  dalam air mendidih selama 15 menit karena mempunyai kandungan total fenol tertinggi dan nilai IC50DPPH terkecil. Kata kunci :   daun muda S.alba, ekstrak air mendidih, aktivitas antioksidan
MUTU STICK IKAN BELUT (Monopterus albus) DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG KARAGENAN: The Quality of Eel (Monopterus albus) Fish Stick with Addition of Carrageenan Flour Hidayah, Nur; Taher, Nurmeilita; Montolalu, Lita; Wonggo, Djuhria; Reo, Albert; Lohoo, Helen
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 12 No. 2 (2024)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.12.2.2024.52241

Abstract

Indonesia is endowed with a plethora of diverse animal food sources, one of which is the eel fish (Monopterus albus). Eel is a fish that can be consumed as a functional food, exhibiting a higher nutritional content than ordinary foodstuffs and providing health benefits for the body. Eel is processed into a variety of products, including the eel fish sticks. It is anticipated that the production of eel fish sticks with the incorporation of carrageenan flour will enhance the cohesiveness and binding power of the product, thereby extending its shelf life. The objective of this study was to assess the quality of eel fish sticks (Monopterus albus) with the incorporation of carrageenan flour through organoleptic evaluations, fat content analyses, crude fiber assessments, and water content examinations. The results of the study indicated that the panelists preferred the 0% carrageenan flour treatment in terms of organoleptic characteristics, including taste, color, texture, and aroma, when compared to treatments with 5%, 10%, and 15% carrageenan flour. The water content value was found to be lower with the addition of 5% carrageenan (6.78) compared to the addition of 0% carrageenan (7.52). The fat content value with a 5% carrageenan addition (9.71) was found to be lower than that observed with a 0% carrageenan addition (11.03). The crude fiber content exhibited a higher value with the addition of 5% carrageenan (0.78) compared to the 0% carrageenan addition (0.48). Similarly, the dietary fiber content demonstrated a higher value with the addition of 5% carrageenan (0.60) compared to the 0% carrageenan addition (0.44). Kata kunci:  Carageenan, Eel, Monopterus albus, Stick   Indonesia memiliki kekayaan sumber pakan hewani yang beragam, salah satunya ikan belut (Monopterus albus). Belut adalah ikan yang dapat dikonsumsi sebagai pangan fungsional yang memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi dari pangan biasa dan dapat memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh, belut tersebut diolah menjadi produk dengan cara diversifikasi. Sehingga dalam penelitian ini dilakakukan pembuatan stick ikan belut dengan penambahan tepung karagenan diharapkan dapat meningkatkan kekompakan dan daya ikat produk serta meningkatkan daya simpan pada stick ikan belut. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui mutu stick ikan belut (Monopterus albus) dengan penambahan tepung karagenan melalui uji organoleptik uji kadar lemak, uji serat kasar, dan uji kadar air. Hasil Penelitian pada nilai organoleptik panellis lebih menyukai perlakuan tepung karagenan 0%, dari segi rasa, warna, tekstur, aroma, dibandingkan dengan penambahan karagenan sebanyak 5%, 10% dan 15%. Nilai kadar air dengan penambahan karagenan 5% (6,78) lebih rendah dibandingkan dengan penambahan karagenan 0% (7,52). Nilai kadar lemak dengan penambahan karegenan 5% (9,71) lebih rendah dibandingkan dengan penambahan karagenan 0% (11,03). Nilai kadar serat kasar dengan penambahan karegenan 5% (0,78) lebih tinggi dibandingkan dengan penambahan karagenan 0% (0,48). Nilai kadar serat pangan dengan penambahan karagenan 5% (0,60) lebih tinggi dibandingkan dengan penambahan karagenan 0% (0,44). Kata kunci:  Belut, Karagenan, Monopterus albu, Stick.