Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Hubungan Riwayat Kejang Demam Dengan Kejadian Epilepsi Pada Anak Di Poli Anak RSUD Inche Abdoel Moeis Samarinda Yunus, M. Paturungi Parewansa; Muhyi, Annisa; Nusartha, Putu Yudhi
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 8 (2024): Volume 11 Nomor 8
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i8.14639

Abstract

Epilepsi adalah salah satu penyakit otak kronik yang ditandai dengan bangkitan yang berulang disebabkan oleh pelepasan muatan listrik yang abnormal pada neuro-neuron otak. Epilepsi menjadi salah satu penyakit yang berkontribusi signifikan terhadap disabilitas global terutama di kalangan anak-anak, dimana sekitar setengah dari penderita merupakan anak-anak. Hampir semua jenis epilepsi dapat didahului dengan kejang demam. Faktor risiko kejang demam terhadap terjadinya epilepsi adalah terdapat kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang, kejang demam kompleks, riwayat epilepsi pada orang tua atau suadara kandung, kejang demam sederhana yang berulang 4 episode atau lebih dalam satu tahun.  Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya penelitian mengenai faktor risiko epilepsi. Di samarinda sendiri masih belum banyak dilakukan penelitian mengenai faktor risiko epilepsi, oleh karena itulah peneliti tertarik untuk meneliti hubungan kejang demam dengan kejadian epilepsi pada anak di poli anak RSUD Inche Abdoel Moeis Samarinda Tahun 2023. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan riwayat kejang demam dengan kejadian epilepsi pada anak di poli anak RSUD Inche Abdoel Moeis Samarinda dengan desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain Case Control Study dan pendekatan retrospektif. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasikan paparan atau penyakit tertentu (pada kelompok kasus) dan mengidentifikasi kelompok tanpa paparan atau penyakit (kelompok kontrol) dengan teknik matching berdasarkan usia dan jenis kelamin. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik sampel penelitian berdasarkan usia pasien kasus dan pasien kontrol terbanyak pada rentang usia 1-5 tahun. Berdasarkan jenis kelamin ditemukan jenis kelamin laki-laki terbanyak sebanyak 11 anak (55%). Pasien epilepsi (kasus) pada anak yang memiliki riwayat kejang demam terdapat 2 anak (10%) dan pasien bukan epilepsi (kontrol) pada anak yang tidak memiliki riwayat kejang demam sebanyak 18 anak (90%). Hasil analisis data menggunakan metode Chi-Square test didapatkan hubungan riwayat kejang demam dengan kejadian epilepsi pada anak memperlihatkan hubungan yang signifikan dengan p-value < 0,05 (OR = 6.00 ; CL 95% 1,082 s.d 33,274 ; p = 0,028).