Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS KEMAMPUAN MEMBACA TEKS KEPEWARAAN MAHASISWA TADRIS BAHASA INDONESIA Masfirotu Afifah, Arifuna; Wahyu Setyawan, Bagus
Parataksis: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Vol. 6 No. 1 (2023): Parataksis: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/parataksis.v6i1.12574

Abstract

Reading is the main key to knowing various kinds of advances in science and technology. In the process of reading, schemata are involved in understanding the contents of the reading. The analysis in this study uses a quantitative description method with an experimental approach based on the results of reading comprehension of personality texts. The results of this study indicate that the ability of students to read personality texts in the Indonesian context based on student schemata is categorized as moderate. Keywords: reading, schemata, quantitative descriptive
A KAJIAN SEMIOTIKA DALAM TRADISI TIBAN DARI MASYARAKAT TULUNGAGUNG DAN SEKITARNYA Rahayu, Anita; Wahyu Setyawan, Bagus
SOSFILKOM : Jurnal Sosial, Filsafat dan Komunikasi Vol. 18 No. 1 (2024): Januari-Juni 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) - Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jsfk.v18i1.4268

Abstract

Tradisi Tiban merupakan Tradisi yang banyak ditemukan di daerah Tulungagug dan sekitarnya. Tujuan dari dilakukannya Tradisi ini untuk meminta hujan turun setelah lama kemarau dan kekerigan air. Peserta Tiban yaitu para laki-laki akan saling bertarung mencambuk satu sama lainnya, walaupun tercambuk peserta Tiban tidak merasa terluka karena memeliki ilmu atau pegangan yang kuat. Sebelum melakukan Tiban harus meminta izin pada tokoh sekitar dan melakukan upacara sesajen dengan nasi Tumpeng, ayam Ingkung (ayam panggang) dan tidak lupa melakukan sholat Istiqa sebagai bukti tanda bahwa nantinya hujan yang turun berasal dari Allah SWT. Selama Tiban berlangsung akan diiringi oleh musik gamelan agar lebih sakral. Tubuh peserta Tiban yang tercambuk akan mengeluarkan darah, banyak orang menyakini jika darah yang mengalir akan menurunkan hujan. Generasi mudah harus tetap melestarikan Tradisi Tiban, karena terdapat banyak nilai-nilai luhur yang bisa diterapkan untuk kehidupan bermasyarakat menjadi lebih baik. Masyarakat Jawa juga terkenal mencintai tradisi yang sudah diwariskan oleh leluhur dan berjalan lama, karena merupakan warisan budaya yang bernilai mahal baik secara budaya, material, norma, maupun agama.
ANALISIS NILAI SOSIAL-RELIGIUS DALAM TRADISI BERSIH DESA DI DESA SONOAGENG KABUPATEN NGANJUK Dewi Khasana, Rina; Wahyu Setyawan, Bagus
TANDA Vol 4 No 01 (2024): BAHASA DAN SASTRA
Publisher : COMMUNITY OF RESEARCH LABORATORY SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69957/tanda.v4i01.1183

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan tradisi bersih desa, serta mendeskripsikan nilai-nilai sosial-religius dalam adat bersih desa. Rumusan masalah dalam penelitian ini diantaranya, 1.) bagaimana wujud peranan tradisi bersih desa di desa Sonoageng kabupaten Nganjuk? 2.) bagaimana wujud nilai-nilai sosial-religius dalam tradisi bersih desa di desa Sonoageng kabupaten Nganjuk?.penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data menggunakan studi pustaka. Temuan penelitian menunjukkan bahwa tradisi bersih desa dalam perspektif jawa dianggap sebagai wujud syukur masyarakat kepada yang Maha Kuasa atas limpahan rezeki yang telah diberikan. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai sosial yang dapat dijadikan pedoman dalam berperilaku sehari-hari.
Nilai Religius dalam Tradisi Ziarah di Petilasan Sri Aji Jayabaya Mahdina Nurrohmah; Wahyu Setyawan, Bagus
Sumbula: Jurnal Studi Keagamaan, Sosial dan Budaya Vol 8 No 1 (2023): Sumbula: Jurnal Studi Keagamaan, Sosial dan Budaya
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Darul 'Ulum Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32492/sumbula.v8i1.5378

Abstract

Artikel ini mendeskripsikan atau mengungkapkan tentang nilai religius dalam tradisi ziarah di Petilasan Sri Aji Jayabaya. Metode yang penulis gunakan dalam membuat artikel ini, yaitu pendekatan kualitatif yang dianalisis secara deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis, yaitu wawancara, dokumentasi dan studi pustaka dari penelitian terdahulu. Petilasan Sri Aji Jayabaya merupakan salah satu situs kebudayaan yang ada di Kediri tepatnya di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Petilasan Sri Aji Jayabaya merupakan tempat muksa Sang Raja ketika jiwa dan raga melenyap ke alam kelanggengan. Petilasan ini setiap harinya banyak dikunjungi oleh peziarah baik secara individu maupun rombongan. Peziarah yang datang dilatar belakangi dengan tujuan yang berbeda selain mendoakan para leluhur dan Sri Aji Jayabaya. Khususnya pada musim pemilihan yang berhubungan dengan politik, maka akan banyak pejabat yang datang untuk berdoa memohon keberkahan. Pada tradisi ziarah di Petilasan Sri Aji Jayabaya terkandung nilai religius dimana arti dari nilai religius berhubungan dengan agama antara manusia dengan Tuhannya. Nilai religius yang ditemukan dalam penelitian ini adalah ibadah dan syariat.