This Author published in this journals
All Journal SPASIAL
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI MENUJU KOTA TOMOHON SEBAGAI COMPACT CITY Pangauw, Kindly A.I.; Tilaar, Sonny; Sembel, Amanda S
SPASIAL Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena pembangunan kota acak (urban sprawl development) yang terjadi hampir di seluruh kota di dunia yang ditandai dengan ekspansi kawasan terbangun yang lebih besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk pada umumnya tidak diikuti oleh desentralisasi pusat kegiatan secara proporsional. Sebagai solusi dari fenomena pembangunan kota acak dicetuskan ide pembangunan compact city. Bentuk kota yang kompak akan mampu mereduksi jarak tempuh perjalanan sehingga dapat menurunkan tingkat mobilisasi penduduk di perkotaan. Kota Tomohon yang pusat pelayanan kegiatannya berada di tengah-tengah kota, menjadikan daerah pusat kegiatan ini berkembang sebagai pusat utama pertumbuhan wilayah di Kota Tomohon. Ini menyebabkan kebergantungan masyarakat pada kendaraan bermotor dalam mengakses daerah pusat pelayanan kegiatan ini semakin meningkat dan menjadi kendala bagi upaya penghematan energi untuk transportasi perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi sistem transportasi Kota Tomohon dan menganalisis tingkat kekompakan sistem transportasi menuju Kota Tomohon sebagai compact city. Dengan menggunakan metode deskriptif untuk menggambarkan konsisi sistem transportasi dan metode overlay serta teknik buffer. Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi kondisi sistem transportasi di Kota Tomohon, kemudian melakukan studi literatur mengenai  aspek sistem transportasi pada konsep compact city. Hasil penelitian dapat memperlihatkan kondisi eksisting sistem transportasi di Kota Tomohon yang masih berorientasi pada satu moda transportasi publik dan fasilitas pendukung yang kurang baik. Hasil evaluasi tingkat kekompakan Kota Tomohon pada aspek sistem transportasi dalam konsep compact city yang telah dianalisis menunjukan hasil yang tidak kompak karena hanya dua aspek yang telah menunjukan hasil yang kompak, yaitu aksesibilitas yang tinggi dan keterhubungan jaringan jalan yang telah menghubungkan antar pusat pelayanan. Kata Kunci: Compact City, Sistem Transportasi, Struktur Ruang
KAJIAN PERTUMBUHAN WILAYAH PENGEMBANGAN DI KOTA AMBON (STUDI KASUS : SATUAN WILAYAH PENGEMBANGAN II) Djati, Theresia Silvana Samba; Tilaar, Sonny; Sembel, Amanda S
SPASIAL Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Satuan wilayah pengembangan (SWP) adalah wilayah yang secara geografis dan administrasi dikelompokan berdasarkan potensi dan sumber daya untuk pengembangannya. Kota Ambon memiliki lima (V) SWP. Pusat kota merupakan SWP I dengan fungsi kegiatan yaitu pemerintahan, komersial, perdagangan dan jasa serta permukiman. Dari tahun ke tahun menunjukan adanya perkembangan kota Ambon dalam hal pemanfaatan ruang dalam kota. Kegiatan yang cenderung berorientasi di pusat kota sehingga menjadikan pusat kota semakin padat perlahan dikembangkan ke arah bagian luar pusat kota dalam hal ini yaitu satuan wilayah pengembangan (SWP) II. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi arah perkembangan wilayah secara spasial pada SWP (Satuan Wilayah Pengembangan) II dan menentukan lokasi pusat pertumbuhan wilayah di SWP II. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode Kualitatif-Kuantitatif (Mix Method). Metode kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi arah perkembangan wilayah pada SWP II dengan menggunakan analisis overlay dan analisis terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perkembangan kota, metode kuantitatif digunakan untuk menentukan lokasi pusat pertumbuhan wilayah di SWP II dengan  menggunakan analisis skalogram, analisis indeks sentralitas dan analisis gravitasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa, arah perkembangan spasial Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) II  yaitu perkembangan horizontal melalui proses perkembangan spasial sentrifugal. Lokasi pusat  pertumbuhan wilayah  di Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) II berdasarkan analisis skalogram dan analisis indeks sentralitas berada di desa Passo. Hasil analisis gravitasi menunjukan interaksi desa/kelurahan yang paling kuat di SWP II yaitu antara Desa Passo dengan Desa Nania, sedangkan yang paling sedikit interaksinya yaitu Desa Passo dengan Desa Latta. Kata Kunci : Pertumbuhan wilayah, Perkembangan Wilayah, Satuan Wilayah Pengembangan II, Kota Ambon.
KAJIAN PERMUKIMAN DI KAWASAN HUTAN BAKAU DESA RATATOTOK TIMUR DAN DESA RATATOTOK MUARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Tumigolung, Marthen A; Wuisang, Cynthya E.V; Sembel, Amanda S
SPASIAL Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hutan Bakau  merupakan  ekosistem  yang  menjadi  jembatan  antara  ekosistem  lautan  dan daratan. Penelitian ini bertujuan mengkaji kondisi fisik, penggunaan lahan permukiman serta pola perkembangan permukiman yang terdapat di desa Ratatotok Timur dan Desa Ratatotok Muara kecamatan Ratatotok kabupaten Minahasa Tenggara. Masyarakat pesisir dalam kehidupan sehari hari tidak lepas dari ketergantungannya akan sumberdaya pesisir karena mata pencaharian penduduknya yang bergantung pada laut. Hal ini merupakan salah satu faktor timbulnya permukiman pada lokasi penelitian, namun dilihat dari lokasi permukiman yang terbentuk berada berdekatan dengan hutan bakau, langsung berada di pesisir pantai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif, metodenya adalah deskriptif dimana pengumpulan data menggunakan kuesioner, untuk menganalisa kondisi fisik, penggunaan lahan dan pola perkembangan permukiman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi fisik, penggunaan lahan dan pola perkembangan permukiman di wilayah hutan bakau desa Ratatotok Timur dan Ratatotok Muara terus berkembang dari segi pembangunan infrastruktur dan permukiman masyarakat, tetapi untuk penambahan bangunan sudah dilarang pemerintah karena keterbatasan lahan. Untuk pelestarian hutan bakau, masyarakat terus melakukan penanaman secara berkala. Pemerintah desa setempat telah melakukan peraturan untuk menjaga kelestarian hutan bakau dan pola perkembangan permukiman lebih bersifat linier dan memanjang mengikuti garis pantai.Kata kunci : Permukiman Hutan Bakau, Penggunaan Lahan, Pola Perkembangan Permukiman
EVALUASI KETERSEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN SLTP DI KECAMATAN MAPANGET Uang, Orvans Lexsi; Rengkung, Michael M; Sembel, Amanda S
SPASIAL Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

UUD 1945 mengamanatkan pemerintah untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Itu berarti bahwa setiap Warga Negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan. Di Kecamatan Mapanget masih terjadi ketidakseimbangan antara penyediaan dengan kebutuhan pelayanan sekolah tingkat SLTP. Hal ini terlihat dari beberapa kelurahan di Kecamatan Mapanget yang terdapat lebih dari 3 unit sekolah yang melayani 1 kelurahan, yang mengindikasikan bahwa secara statistik terdapat kelebihan jumlah sekolah tingkat SLTP di Kecamatan Mapanget. dan juga karena ketidak seimbangan antara jumlah murid dengan jumlah sekolah yang ada sehingga terjadi tunpang tindi, penyediaan failitas pendidikan SLTP. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi ketersediaan pelayanan fasilitas pendidikan yang terdapat di Kecamatan Mapanget dan mengevaluasi kebutuhan dan jangkauan pelayanan fasilitas pendidikan (SLTP) dengan SPM (Standar Pelayanan Minimum). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk mendukung penelitian ini maka data yang diperlukan yaitu data demografi penduduk persebaran lokasi sekolah, jumlah ruang kelas tiap-tiap sekolah, dan kondisi jalan sebagai pendukung aksesibilitas di Kecamatan Mapanget serta jarak jangkauan pelayanan tiap unit sekolah yang merupakan kualitas persebaran lokasi sekolah. Berdasarkan hasil penelitian Tingkat Pelayanan Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Mapanget rata – rata hasil penilaiannya adalah cukup dan kurang dari segi pemenuhan kebutuhan, daya tampung dan tingkat keterisian sekolah. Hal ini menyebabkan ketersediaan fasilitas pendidikan yang tersebar di tiap kelurahan di Kecamatan Mapanget belum optimal atau (over capacity) kelebihan murid yang tidak sesuai dengan jumlah kelas yang ada ditiap sekolah (Kelebihan murid dari daya tampung sekolah menandakan adanya kekurangan jumlah fasilitas pendidikan dalam penerimaan murid) dan (under capacity) sehingga perlunya perencanaan fasilitas pendidikan yang menyesuaikan kebutuhan sekolah berdasarkan jumlah penduduk berusia 13 -15 Tahun sebagai usia sekolah tingkat SLTP dan Jarak jangkauan pelayanan sekolah cenderung melayani kawasan yang berada di jalan kolektor Kecamatan Mapanget, namun ketersediaan fasilitas pendidikan tingkat SLTP berdasarkan hasil buffering 1.200 Meter terlihat dapat menjangkau semua kelurahan yang ada di Kecamatan Mapanget sehingga efektif untuk jangkauan masyarakat atau penduduk untuk menjangkau sekolah yang ada di Kecamatan Mapanget. Kata Kunci : Fasilitas Pendidikan, SLTP, Tingkat Pelayanan, Kecamatan Mapanget
STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DALAM MENUNJANG KEGIATAN WISATA DI KAMPUNG JAWA TONDANO Putri, Rifka Awalia; Supardjo, Suryadi; Sembel, Amanda S
SPASIAL Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kampung Jawa Tondano adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara yang memiliki budaya tersendiri diantara suku Minahasa. Budaya tersebut hasil asimilasi antara suku Minahasa dan Jawa yang dipertahankan hingga kini sejak kedatangan Kiay Modjo dan rombongan yang diasingkan oleh kolonial Belanda. Peninggalan budaya dan makam Kiay Modjo adalah daya tarik para wisatawan domestik dan mancanegara untuk berkunjung di kampung Jawa sebagai tujuan wisata.Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kondisi eksisting infrastruktur pariwisata dan strategi pengembangan infrastruktur di Kampung Jawa Tondano. Metode yang digunakan untuk mengetahui kondisi eksisting menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu menganalisa berdasarkan masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual. Sedangkan pengembangan infrastruktur pariwisata menggunakan analisis SWOT berdasarkan faktor-faktor internal dan eksternal kondisi aktual.Hasil penelitian menggambarkan bahwa kondisi infrastruktur pariwisata di Kampung Jawa masih diperlukan penanganan yang komprehensif dan berkelanjutan terutama sarana/prasarana jalan, lampu penerangan, air bersih, tempat sampah/sanitasi, pusat informasi dan petunjuk jalan. Sedangkan strategi yang menjadi prioritas utama dalam pengembangan pariwisata adalah strategi mempertahankan peran secara selektif (selective maintenance strategy) dengan kegiatan dan program utama yang dilakukan adalah melakukan konsilidasi pada kondisi internal dengan cara memperbaiki kelemahan-kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada.Kata Kunci : Infrastruktur Pariwisata, Kampung Jawa Tondano, Kiay Modjo