Pangauw, Kindly Anugerah Imanuel
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI MENUJU KOTA TOMOHON SEBAGAI COMPACT CITY Pangauw, Kindly A.I.; Tilaar, Sonny; Sembel, Amanda S
SPASIAL Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena pembangunan kota acak (urban sprawl development) yang terjadi hampir di seluruh kota di dunia yang ditandai dengan ekspansi kawasan terbangun yang lebih besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk pada umumnya tidak diikuti oleh desentralisasi pusat kegiatan secara proporsional. Sebagai solusi dari fenomena pembangunan kota acak dicetuskan ide pembangunan compact city. Bentuk kota yang kompak akan mampu mereduksi jarak tempuh perjalanan sehingga dapat menurunkan tingkat mobilisasi penduduk di perkotaan. Kota Tomohon yang pusat pelayanan kegiatannya berada di tengah-tengah kota, menjadikan daerah pusat kegiatan ini berkembang sebagai pusat utama pertumbuhan wilayah di Kota Tomohon. Ini menyebabkan kebergantungan masyarakat pada kendaraan bermotor dalam mengakses daerah pusat pelayanan kegiatan ini semakin meningkat dan menjadi kendala bagi upaya penghematan energi untuk transportasi perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi sistem transportasi Kota Tomohon dan menganalisis tingkat kekompakan sistem transportasi menuju Kota Tomohon sebagai compact city. Dengan menggunakan metode deskriptif untuk menggambarkan konsisi sistem transportasi dan metode overlay serta teknik buffer. Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi kondisi sistem transportasi di Kota Tomohon, kemudian melakukan studi literatur mengenai  aspek sistem transportasi pada konsep compact city. Hasil penelitian dapat memperlihatkan kondisi eksisting sistem transportasi di Kota Tomohon yang masih berorientasi pada satu moda transportasi publik dan fasilitas pendukung yang kurang baik. Hasil evaluasi tingkat kekompakan Kota Tomohon pada aspek sistem transportasi dalam konsep compact city yang telah dianalisis menunjukan hasil yang tidak kompak karena hanya dua aspek yang telah menunjukan hasil yang kompak, yaitu aksesibilitas yang tinggi dan keterhubungan jaringan jalan yang telah menghubungkan antar pusat pelayanan. Kata Kunci: Compact City, Sistem Transportasi, Struktur Ruang
ANALISIS HUBUNGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, JUMLAH PENDUDUK, DAN PEREKONOMIAN TERHADAP TIMBULAN SAMPAH DI SULAWESI UTARA Sigar, Brenda Risita; Tulis, Daniel Harvey; Wijaya, Yosia Nico; Pangauw, Kindly Anugrah Imanuel; Ramadhani , Nur Fitri
CENDEKIA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/cendekia.v5i3.6174

Abstract

Municipal solid waste generation at the regency level has become an increasingly pressing issue, driven by the growth of social and economic activities. This study aims to examine the relationship between regional development factors and the volume of waste produced across 15 regencies in North Sulawesi. Using a quantitative associative framework, the analysis draws on panel data from 2022 to 2024 and is conducted using a Random Effects regression model with a between-effects estimation method. The dependent variable in this study is waste generation, while the independent variables consist of Human Development Index (HDI), Gross Regional Domestic Product (GRDP) and population. The results indicate that both HDI and population are positively and significantly associated with waste generation across regions, whereas Gross Regional Domestic Product shows no statistically significant relationship. These findings suggest that regions with higher levels of welfare and larger populations tend to generate more waste. However, the between-effects approach is limited, as it reflects only cross-sectional variation and does not account for temporal dynamics or support direct conclusions about causality. As such, the interpretations are correlational, reflecting structural differences across regions rather than dynamic developments. This study provides meaningful insights for urban and regional planning, particularly in guiding the development of waste management policies that align with the socio-economic conditions of each region. ABSTRAKPermasalahan timbulan sampah di tingkat kabupaten/kota semakin kompleks seiring meningkatnya aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara karakteristik pembangunan wilayah dan volume timbulan sampah di 15 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif asosiatif dengan data panel periode 2022–2024, yang dianalisis menggunakan regresi Random Effects dengan pendekatan between-effects. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah timbulan sampah, sementara variabel independen terdiri dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Jumlah Penduduk. Hasil analisis menunjukkan bahwa IPM dan Jumlah Penduduk memiliki hubungan positif dan signifikan secara statistik terhadap timbulan sampah antar wilayah, sedangkan PDRB tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Temuan ini menegaskan bahwa daerah dengan tingkat kesejahteraan dan populasi yang lebih tinggi cenderung menghasilkan timbulan sampah yang lebih besar. Namun, pendekatan model antara-wilayah ini tidak dapat menjelaskan perubahan dari waktu ke waktu maupun hubungan kausal secara langsung. Interpretasi hasil bersifat korelasional dan mencerminkan kondisi struktural antar daerah. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam kajian perencanaan wilayah dan kota, khususnya dalam penyusunan kebijakan pengelolaan sampah yang berbasis pada karakteristik sosial-ekonomi wilayah.
KAJIAN PEMANFAATAN RUANG PADA KAWASAN LINDUNG DI KOTA MANADO (STUDI KASUS: KECAMATAN MAPANGET) Pangauw, Kindly Anugerah Imanuel; Dariwu, Claudia Talita; Pangalila, Fiska Chintya Ezra
CENDEKIA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/cendekia.v5i4.7155

Abstract

Mapanget District, as a new growth center in Manado City, faces significant challenges in controlling spatial utilization, particularly within its protected areas. The dynamics of rapid economic and population growth have triggered land-use changes that are often inconsistent with the Spatial Plan (RTRW), potentially leading to environmental degradation and a decline in spatial quality. This study aims to assess the level of suitability between existing spatial utilization and the spatial pattern plan for protected areas in Mapanget District. The primary focus is to identify the extent and distribution of non-compliant locations and to analyze the contributing factors to provide a basis for government recommendations. The research employed a quantitative approach with an overlay analysis method using ArcGIS 10.8 software. Spatial data from the 2023-2042 Manado City Spatial Plan were overlaid with existing land use data from 2024, updated via satellite imagery. The analysis revealed a very high level of non-compliance: of the total 233.17 hectares of protected areas analyzed, 169.80 hectares (72.8%) were found to be inconsistent with the spatial pattern plan, while only 63.37 hectares (27.2%) were compliant. The most significant non-compliance was identified in areas designated as Green Open Space (RTH), such as District Parks and Cemeteries, which are now dominated by mixed-crop plantations (150.85 hectares) and built-up areas like settlements. In conclusion, there is an urgent need for the Manado City Government to evaluate and strengthen the enforcement of spatial planning regulations through more effective supervision, law enforcement actions, and the prioritization of land acquisition programs to secure the function of protected areas from massive land-use conversion. ABSTRAKKecamatan Mapanget, sebagai pusat pertumbuhan baru di Kota Manado, menghadapi tantangan signifikan dalam pengendalian pemanfaatan ruang, khususnya di kawasan lindung. Dinamika pertumbuhan ekonomi dan penduduk yang pesat memicu alih fungsi lahan yang seringkali tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), sehingga berpotensi merusak lingkungan dan menurunkan kualitas ruang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat kesesuaian antara pemanfaatan ruang eksisting dengan rencana pola ruang pada kawasan lindung di Kecamatan Mapanget. Fokus utama adalah untuk mengidentifikasi luasan dan sebaran lokasi yang tidak sesuai serta menganalisis faktor-faktor penyebabnya sebagai dasar rekomendasi bagi pemerintah. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan analisis tumpang susun (overlay) menggunakan software ArcGIS 10.8. Data spasial rencana pola ruang RTRW Kota Manado Tahun 2023-2042 ditumpangsusunkan dengan data penggunaan lahan eksisting tahun 2024 yang diperbaharui melalui citra satelit. Hasil analisis menunjukkan tingkat ketidaksesuaian yang sangat tinggi, di mana dari total 233,17 hektar kawasan lindung yang dianalisis, sebesar 169,80 hektar (72,8%) tidak sesuai dengan rencana pola ruang, dan hanya 63,37 hektar (27,2%) yang telah sesuai. Ketidaksesuaian terbesar ditemukan pada lahan yang direncanakan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH), seperti Taman Kecamatan dan Pemakaman, yang kini didominasi oleh Kebun Campuran (150,85 hektar) serta kawasan terbangun seperti permukiman. Kesimpulannya, terdapat urgensi bagi Pemerintah Kota Manado untuk mengevaluasi dan memperkuat penegakan regulasi tata ruang melalui pengawasan yang lebih efektif, penertiban, dan prioritas pada program pengadaan tanah untuk mengamankan fungsi kawasan lindung dari alih fungsi lahan yang masif.