Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis menganalisis pola persebaran flora dan fauna di Sulawesi Barat berdasarkan kategori konservasi IUCN serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kerentanan spesies endemik. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan melalui pengumpulan dan analisis data sekunder dari jurnal ilmiah, laporan riset, serta database IUCN. Hasil kajian menunjukkan bahwa Sulawesi Barat, yang berada dalam zona biogeografi Wallacea, memiliki tingkat endemisitas tinggi dengan konsentrasi spesies terancam di wilayah pegunungan Gandangdewata, Mamasa, dan Polewali Mandar. Beberapa spesies kunci seperti Anoa depressicornis (EN), Babyrousa celebensis (VU), Rafflesia roschusenni (EN), dan Cacatua sulphuera (CR) menunjukkan pola persebaran terbatas pada hutan primer yang tidak terfragmentasi. Faktor utama yang memengaruhi penurunan populasi meliputi deforestasi, fragmentasi habitat, perburuan liar, serta tekanan antropogenik lain yang mengganggu ekosistem. Upaya konservasi yang telah dilakukan meliputi pengelolaan kawasan lindung Taman Nasional Gandangdewata, konservasi berbasis masyarakat, serta penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan biodiversitas. Studi ini menegaskan pentingnya integrasi data ilmiah dan kebijakan konservasi untuk melindungi spesies endemik Wallacea yang menghadapi risiko kepunahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis menganalisis pola persebaran flora dan fauna di Sulawesi Barat berdasarkan kategori konservasi IUCN serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kerentanan spesies endemik. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan melalui pengumpulan dan analisis data sekunder dari jurnal ilmiah, laporan riset, serta database IUCN. Hasil kajian menunjukkan bahwa Sulawesi Barat, yang berada dalam zona biogeografi Wallacea, memiliki tingkat endemisitas tinggi dengan konsentrasi spesies terancam di wilayah pegunungan Gandangdewata, Mamasa, dan Polewali Mandar. Beberapa spesies kunci seperti Anoa depressicornis (EN), Babyrousa celebensis (VU), Rafflesia roschusenni (EN), dan Cacatua sulphuera (CR) menunjukkan pola persebaran terbatas pada hutan primer yang tidak terfragmentasi. Faktor utama yang memengaruhi penurunan populasi meliputi deforestasi, fragmentasi habitat, perburuan liar, serta tekanan antropogenik lain yang mengganggu ekosistem. Upaya konservasi yang telah dilakukan meliputi pengelolaan kawasan lindung Taman Nasional Gandangdewata, konservasi berbasis masyarakat, serta penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan biodiversitas. Studi ini menegaskan pentingnya integrasi data ilmiah dan kebijakan konservasi untuk melindungi spesies endemik Wallacea yang menghadapi risiko kepunahan.