Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH KINERJA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR MIGAS DAN NON MIGAS DI PASAR MODAL INDONESIA TERHADAP INFLASI Sari Br Kaban, Novita; Siagian, Hernita; Situmeang, Venus; Kemala Sari, Putri
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 5 (2025): Nusantara : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i5.2025.1854-1860

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak ekspansi terhadap kinerja saham perusahaan di sektor migas dan nonmigas di pasar modal Indonesia. Eksplorasi ini menjadi penting karena dapat berfungsi sebagai salah satu indikator makroekonomi yang berpotensi mempengaruhi pergerakan harga saham, baik secara langsung maupun tidak langsung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif, dengan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) selama periode 2020 hingga 2024. Analisis data dilakukan melalui regresi linier berganda menggunakan program SPSS versi 22.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor migas memberikan dampak negatif dan signifikan terhadap inflasi. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan harga saham di sektor migas cenderung mengurangi tingkat inflasi. Sebaliknya, sektor nonmigas memberikan dampak positif terhadap inflasi, meskipun efek ini tidak signifikan. Uji F mengindikasikan bahwa sektor migas secara kolektif mempengaruhi ekspansi, sedangkan uji T menunjukkan bahwa pengaruh sektor migas bersifat signifikan hanya dalam konteks parsial. Dengan demikian, sektor migas memiliki peranan yang lebih dominan dalam mempengaruhi pertumbuhan dibandingkan dengan sektor nonmigas.Oleh karena itu, dalam merumuskan kebijakan moneter dan strategi investasi, pemerintah dan investor perlu mempertimbangkan dinamika harga saham di sektor migas sebagai indikator utama untuk menilai kekuatan pasar modal dan laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Efektivitas Penegakan Hukum Terhadap Pelaku Peredaran Minuman Keras Jenis Tuak Di Kabupaten Simeulue Etika.Hrp, Cindi Feli; Kemala Sari, Putri
Journal of Comprehensive Science Vol. 2 No. 7 (2023): Journal of Comprehensive Science (JCS)
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jcs.v2i7.435

Abstract

Tuak merupakan salah satu minuman yang masuk dalam golongan alkohol hasil fermentasi dari bahan minuman buah mengandung gula. Peredaran tuak masih marak terjadi di wilayah Kabupaten Simeulue ini merupakan suatu persoalan serius serta membuat keresahan masyarakat Simeulue karena efek dari minuman ini memiliki kemungkinan menyebabkan orang yang meminumnya akan melakukan tindakan kejahatan yang tergolong dalam tindak kriminal. Oleh karena itu penaggulangan secara terpadu perlu dilaksanakan oleh penegak hukum dalam mengatasi maraknya peredaran minuman keras jenis tuak di Kabupaten Simeulue Secara garis besar permasalahan yang terjadi sesuai latar belakang penelitian ini terdiri dari:bagaimana efektivitas penegakan hukum terhadap pelaku peredaran minuman keras jenis tuak di Kabupaten Simeulue dan apa yang menjadi faktor-faktor penghambat penegakan hukum terhadap pelaku peredaran minuman keras jenis tuak dikabupaten simeulue.Penelitian ini mengunakan metode penelitian yuridis empiris yaitu pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui kegiatan wawancara dengan Satpol PP dan WH Kabupaten Simeulue,serta mengumpulkan data dengan studi kepustakan.Hasil penelitian yang didapatkan bahwa.Hukuman pembinaan bagi pelaku yang menjual tuak dengan kadar alkohol di bawah 2% diKabupaten Simeulue menyebabkan efektivitas penegakan hukum terhadap peredaran minuman keras jenis tuak tidak berjalan dengan efektif.Faktor-faktor penghambat penegakan hukum antara lain: Kurangnya kesadaran masyarakat di Kabupaten Simeulue,Belum adanya peraturan khusus yang mengatur tentang peredaran minuman jenis tuak di Kabupaten Simeulue ,rendahnya hukuman terhadap pelaku,minimnya anggota Satpol PP dan WH, kurangnya sarana dan prasaranan operasional pendukung,dan Belum adanya laboraturium untuk mengidentifikasi kadar alkohol yang terkadung dalam tuak di Kabupaten Simeulue.