Maximus Ali Perajaka
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pendekatan Manajemen Pengendalian Risiko Ekosistem Laut dan Pendekatan Sosiologi Kelautan Dalam Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan Ngamal, Yohanes; Maximus Ali Perajaka
JURNAL MANAJEMEN RISIKO Vol. 4 No. 2 (2024): JUNI
Publisher : Pasca Sarjana UKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/mr.v4i2.5820

Abstract

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki sumber daya kelautan terbesar di dunia, namun lemah dalam manajemen pengendalian risiko kerusakan ekosisitem. Namun melalui studi menggunakan pendekatan imajinasi sosiologis dan penelusuran data statistik diketahui bahwa sumber daya kelautan itu belum dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan warga bangsa, terutama mereka yang menggantungkan hidupnya pada sumber daya kelautan (nelayan). Lebih dari itu, melalui studi dengan pendekatan sosiologis diketahui bahwa sumber daya kelautan dieksploitasi secara membabi buta menggunakan peralatan yang tidak ramah lingungan seperti bom ikan dan pukat harimau yang dapat memperparah risiko kerusakan lingkungan. Keadaan ini semakin diperparah oleh lemahnya upaya manajemen pengendalian risiko dan law enforcement sehingga banyak nelayan asing melakukan ilegal fishing dengan total kerugian sekitar Rp 100 triliun per tahun. Dampak negatif bukan hanya itu. Data statistik menyebutkan bahwa sebagian besar potensi sumber daya kelautan seperti terumbu karang, rumput laut dan hutan mangrove mengalami kerusakan parah. Untuk mengendalikan risiko kerusakan dan mencegah krisis ekologis kelautan secara lebih parah, maka bangsa Indonesia perlu melakukan beberapa langkah terobosan. Seperti manajemen pengendalian risiko Ekosistem Laut, manajemen pengendalaian risiko ekosistem laut dengan menggunakan konsep pembangunan berkelanjutan, memanfaatkan pendekatan sosiologis (imajinasi sosiologis) untuk mendalami sebab sebab terjadi krisis ekologis kelautan, dan solusi alternatif atas krisis tersebut.