Resiko merupakan kejadian yang kemungkinan terjadi dan dapat menimbulkan kerugian. Susu kambing memiliki kandungan laktosa lebih rendah di banding susu sapi sehingga lebih mudah dicerna. Sebagai salah satu peternakan yang menjual susu kambing murni, Wahyu Farm juga dihadapkan dengan beragam kemungkinan merugikan yang dapat mempengaruhi pendapatannya. Kemampuan Wahyu Farm memenuhi permintaan pasar sangat dipengaruhi oleh banyaknya jumlah susu yang dapat diproduksi, hal ini sangat bergantung pada proses produksinya. Oleh karena, itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi agen risiko produksi yang ada di Peternakan Wahyu Farm serta menganalisis mitigasi yang relevan diterapkan. Metode HOR Fase 1 dan 2 digunakan untuk menganalisis dan memetakan tingkat keparahan risiko serta strategi mitigasi yang menjadi prioritas. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner bersama pemilik peternakan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat sebanyak 22 agen risiko dengan 9 kejadian risiko diantaranya modal yang naik, kambing yang sakit, kambing mati, kambing hilang, ambing susu kambing yang bengkak, lecet dan kotor, kambing terserang mastitis dan susu kambing basi. Berdasarkan 22 agen risiko tersebut terdapat 10 agen risiko yang dominan terjadi dengan 9 prioritas strategi diantaranya rutin melakukan sanitasi kandang dan menerapkan SOP pemerahan susu (PA2), melakukan pembersihan area kandang secara menyeluruh (PA3), melakukan pembersihan ambing kambing sebelum melakukan pemerahan dengan air hangat (PA8), melakukan pelatihan dan penerapan SOP (PA7), memastikan persediaan obat tersedia (PA6), membuat SOP mengenai takaran pemberian pakan (PA1), membuat jadwal pengecekkan kesehatan kambing (PA5), melakukan karantina bagi kambing yang sakit (PA4), dan menetapkan suhu yang optimal (PA9).