Prahardana, Muhammad Wahyu
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Banjir dan upaya penanggulangannya di Mojokerto (1970an-2017) Prahardana, Muhammad Wahyu
Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 17, No 2 (2023): Dinamika Ekologi di Indonesia: Sejarah, Budaya dan Permasalahannya
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um020v17i22023p164-182

Abstract

Sebagai daerah yang memiliki kondisi geografis dan topografi yang beragam, Mojokerto termasuk dalam kawasan yang rentan akan bencana alam. Salah satu bencana yang sering melanda daerah ini adalah banjir. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan sejarah banjir dan upaya mitigasinya secara struktural dan non-struktural di wilayah Kabupaten dan Kota Mojokerto. Melalui metode sejarah dengan melakukan pembacaan mendalam terhadap sumber-sumber arsip, surat kabar, foto, laporan daerah, artikel dan buku penulis berusaha untuk menarasikan peristiwa banjir di Mojokerto dengan perspektif sejarah lingkungan material. Yang mana perspektif ini menjelaskan mengenai perubahan fisik (materi) wilayah hutan, sungai dan perkotaan, baik akibat bencana banjir maupun sebelum banjir terjadi. Tulisan ini menunjukan bahwa bencana banjir di Mojokerto yang telah berlangsung sejak lama ternyata masih berlanjut hingga saat ini. Hal ini dikarenakan upaya mitigasinya yang belum maksimal. Sehingga, diperlukan suatu penanganan yang sistematis dari kerjasama antar pemerintah dan masyarakat yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan banjir di Mojokerto. As a region with diverse geographical and topographical conditions, Mojokerto is prone to natural disasters. One of the most common disasters in the area is flooding. This paper aims to explain the history of flooding and its structural and non-structural mitigation efforts in Mojokerto district and city. Through the historical method of conducting in-depth readings of archival sources, newspapers, photographs, regional reports, articles and books, the author attempts to narrate flood events in Mojokerto from the perspective of material environmental history. This perspective explains the physical (material) changes in forests, rivers and urban areas, both as a result of floods and before the floods occurred. This paper shows that flooding in Mojokerto, which has been going on for a long time, continues to this day. This is because the mitigation efforts have not been maximized. So, a systematic handling of cooperation between the government and the community is needed to solve the problem of flooding in Mojokerto. 
KOSMOLOGI KALPATARU: REPRESENTASI KEHIDUPAN DAN PENGHARAPAN MASYARAKAT JAWA DI ABAD 9-16 MASEHI Laili, Vita Sabrina Azda; Ananda, Dyas Aditya Rey; Putra, Guntur Adi; Prahardana, Muhammad Wahyu
Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 16, No 2 (2022): Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um020v16i22022p265-275

Abstract

The development of three-dimensional art in Java is an illustration of local beliefs and implementation of the local wisdom of the people who make it. Kalpataru is a term used to refer to the types of sculptural motifs that are often found in several three-dimensional works of art on the island of Java. The phenomenon of using the term kalpataru is a unique thing. This is because in general Kalpataru is closely related to the lifestyle and hope of the Javanese people. However, the agreed three-dimensional artwork called kalpataru is a work that describes the living conditions of the people of the past, both natural and social environmental conditions. This writing aims to describe how kalpataru has become the term chosen to refer to tridimensional works of art with certain characteristics, besides that it also aims to get an overview of the social and environmental conditions of the community in the past, especially regarding local wisdom and expectations, from the Javanese. The research method used is a historical research method with four stages, namely heuristics, verification, interpretation, and historiography. Perkembangan seni trimatra di Jawa merupakan gambaran kepercayaan dan kearifan lokal serta bentuk implementasi kearifan lokal masyarakat pembuatnya. Kalpataru merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada salah satu jenis motif pahatan yang kerap ditemui dalam beberapa karya seni trimatra di Pulau Jawa. Fenomena penggunaan istilah kalpataru ini merupakan suatu hal yang unik. Hal tersebut karena umumnya kalpataru lekat dengan pola hidup serta pengrahapan masyarakat Jawa, sebab karya seni trimatra yang disepakati untuk disebut dengan istilah kalpataru, merupakan karya yang menggambarkan kondisi kehidupan masyarakat lampau, baik kondisi lingkungan alam hingga sosial. Penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana kalpataru menjadi istilah yang dipilih untuk merujuk karya seni trimatra dengan ciri tertentu, selain itu juga bertujuan mendapatkan gambaran mengenai kondisi sosial dan lingkungan masyarakat pada masa lampau khususnya mengenai kearifan lokal serta pengharapan masyarakat Jawa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah dengan empat tahapan yakni heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi.