Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

CAK NUR PLURALISM: CRITICISM OF THE PHENOMENON RELIGIOUS INTOLERANCE IN INDONESIA Maku, Hendrikus; Tanggang, Alfian; Maria, Joannes George; Dopo, Julio Pius Zoraida
International Journal Of Humanities Education and Social Sciences (IJHESS) Vol 3 No 4 (2024): IJHESS FEBRUARY 2024
Publisher : CV. AFDIFAL MAJU BERKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55227/ijhess.v3i4.803

Abstract

This article discusses the phenomenon of religious intolerance in Indonesia through Cak Nur's perspective of pluralism. Pluralism, which is the main framework of this article, is the basis for revealing the complexity of the challenges faced by Indonesian society in understanding and appreciating religious pluralism. Cak Nur, a contemporary Islamic thinker and intellectual, provides a rich perspective on religious diversity and the importance of tolerance in religious dialogue. This article aims to highlight a number of factors that influence the emergence of intolerance in Indonesia. In this article the author uses a qualitative method, namely exploring and studying themes that are relevant to the theme of this article. Even though this country is rich in religious diversity, some groups still experience inequality and there are still tensions between religions. Within the framework of Cak Nur's pluralism, this article presents solutions based on dialogue and education from the perspective of Islamic teachings to overcome misunderstandings about the nature of religious diversity. This analysis also includes the role of social media, especially the Instagram account @jaringangusdurian in shaping public opinion regarding religious tolerance. By understanding Cak Nur's views, this article invites readers to understand and reflect on how Indonesian society can form a shared awareness of the values of pluralism, so that acts of intolerance in the name of religion no longer occur in the archipelago. This article uses Cak Nur's inclusive approach as a key step to reduce tensions and build a solid foundation for religious discourse.
Tindakan Nikodemus Membela Yesus (Yohanes 7: 45-52) Dalam Perspektif Moral Immanuel Kant Tanggang, Alfian; Aventinus Darmawan Hadut; Arnoldus Yansen Kobo
SCRIPTA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual Vol. 17 No. 1 (2024): Pembinaan Warga Gereja
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Ebenhaezer Tanjung Enim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47154/sjtpk.v17i1.271

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis tindakan Nikodemus dalam teks Yohanes 7:45-52 dari sudut pandang moral menurut Immanuel Kant. Dalam teks ini, Nikodemus melakukan pembelaan terhadap Yesus di hadapan orang-orang Farisi yang menuduh Yesus sebagai penyesat. Secara hukum, pembelaan Nikodemus memiliki pendasarannya dalam hukum taurat. Untuk itu, penulis memperdalam tindakan Nikodemus dari perspektif moral. Menurut Kant, baik buruknya suatu tindakan tidak dinilai berdasarkan tujuan atau akibat yang ditimbulkan oleh tindakan tersebut, melainkan berdasarkan kewajiban moral tindakan itu sendiri. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif-deskriptif, penulis menyimpulkan bahwa tindakan Nikodemus memuat nilai-nilai moral sesuai pandangan moral Kant. Hal ini tergambar dalam beberapa hal yakni imperatif kategoris, maksim universal, dan tindakan demi kewajiban. Pertama, tindakan Nikodemus membela Yesus di hadapan ketidakadilan adalah sebuah imperatif kategoris karena tindakannya baik di dalam dirinya sendiri. Kedua, tindakan Nikodemus membela Yesus di hadapan ketidakadilan adalah sebuah maksim formal yang sekaligus dapat menjadi maksim universal. Ketiga, tindakan Nikodemus membela Yesus di hadapan ketidakadilan adalah sebuah tindakan  yang datang dari dalam diri Nikodemus, tanpa dorongan tertentu dari luar dirinya. Dengan demikian, penulis menyimpulkan bahwa tindakan Nikodemus membela Yesus di hadapan ketidakadilan orang-orang Farisi merupakan sebuah tindakan moral.