Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Implementasi Nilai-Nilai Profetik Melalui Program Semangat Subuh Di SMK Muhammadiyah Kajen Safinatunaja, Dhifa; Jamilah, Elok Indah; Salsabila, Bintang; Syafruddin, Adnan; Darutama, Ardiyan
DIMAR: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 5 No. 1 (2023): DIMAR: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al Mubarok Bandar Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58577/dimar.v5i1.107

Abstract

The purpose of Islamic education is the containment of certain values that view the Islamic religion which in its realization is realized by having an Islamic personality who believes and fears God Almighty, has a noble, healthy, and knowledgeable nature. This is contrary to the current reality of moral degradation so that educational institutions need to strive to live prophetic values through building a school culture based on these prophetic values. In the process of collecting data, the author made observations and interviews with related parties. This research uses qualitative methods as research methods. Based on the results of research conducted by researchers at SMK Muhammadiyah Kajen, that SMK Muhammadiyah Kajen has a school culture called the Spirit of Subuh. The Spirit of Subuh program at SMK Muhammadiyah Kajen is an implementation of prophetic values in everyday life. The congregational Fajr Spirit Movement has a noble goal, which is to get used to a healthy life spiritually and physically. The choice of dawn time was chosen because at that time we have the best energy. Through this program, the school wants to shape the Islamic character of its students. One of the methods chosen is through morning prayers performed in congregation. The Semangat Subuh program is also one of the efforts to realize the school's vision, which is to produce Islamic, competent, and outstanding graduates. This concept of example is found in the Qur'an Surah Al-Ahzab verse 21 Therefore, the teacher as the successor of the struggle of the Prophet should be an example for his students. Exemplary and habituation in education is one of the important factors that can determine success in prophetic values.
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF DALAM PEMIKIRAN KH. ABDURRAHMAN WAHID Safinatunaja, Dhifa; Aini, Rofiqotul
Edu Global : Jurnal Pendidikan Islam Vol. 4 No. 1 (2023): EDU GLOBAL: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam STAIN Mandailing Natal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56874/eduglobal.v4i1.1219

Abstract

Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki keragaman yang begitu kompleks. Ini karena Indonesia yang merupakan negara kepulauan, memiliki masyarakat yang berbeda di setiap daerahnya. Maka tak heran jika keragaman tersebut membuat masyarakat Indonesia disebut sebagai masyarakat multikultural. Salah satu hasil pemikiran para tokoh adalah munculnya istilah Islam inklusif yang secara umum dapat diartikan dengan Islam yang terbuka, artinya mengakui adanya nilai kebenaran dari ajaran lain demi kemaslahatan umat. Inklusifsme Islam ini identik dengan sikap keterbukaan, toleransi dan semangat bekerjasama baik antar pemeluk agama Islam maupun dengan pemeluk agama lain. Salah satu tokoh besar yang menggagas hal ini adalah KH. Abdurrahman Wahid. Penelitian ini menggunakan penelitian studi pustaka (library research). Kajian pustaka atau studi pustaka merupakan kegiatan yang diwajibkan dalam suatu penelitian, khususnya penelitian akademik yang tujuan utamanya yaitu dalam mengembangkan aspek teoritis maupun aspek manfaat praktis. Teori Gus Dur tentang pendidikan Islam inklusif menempatkan penekanan kuat pada toleransi terhadap keragaman dalam segala bentuknya. Gagasan ini berasal dari alasan Gus Dur, yang inklusif untuk mempromosikan humanisme dan pemikiran pluralistik. Islam sendiri telah mengajarkan bahwa seseorang tidak boleh mendiskriminasi orang berdasarkan ras, suku, agama, atau kemampuan intelektualnya, dan diharapkan pendidikan Islam akan mampu menumbuhkan sikap cinta satu sama lain tanpa memandang latar belakang dan pemikiran plural.