Nasyid “Ataytu Bithanbi” karya Mesut Kurtis berisi bait-bait pengakuan dosa seorang hamba yang meminta pengampunan kepada Tuhan yang maha Pengampun. Lirik pada nasyid mempunyai banyak majas yang memiliki pesan tertentu sebagai rayuan agar dosa-dosanya diampuni. Dengan demikian, dengan menggunakan teori semiotika M. Riffaterre, dapat menggali lebih dalam makna emosional dan spiritual yang terkandung dalam lirik lagu ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data melakukan studi studi pustaka,metode simak dan teknik catat sebagai langkah berikutnya. Analisis data yang peneliti gunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembacaan heuristik pada lirik Nasyid “Ataytu Bithanbi” karya Mesut Kurtis memungkinkan peneliti merespons secara subjektif terhadap makna dan pengaruh emosional yang terkandung dalam setiap bait. Lirik lagu menyoroti tema kesadaran akan dosa, kerendahan hati, permohonan kepada Tuhan, pengakuan akan sifat kemurahan hati dan belas kasihan Tuhan, serta niat untuk bertaubat dan kembali kepada-Nya. Sedangkan dalam pembacaan hermeneutik atas bait-bait nasyid "Ataitu Bithanbi" oleh Mesut Kurtis mengungkapkan beragam makna di antaranya pengakuan dan kerendahan hati, permohonan ampunan, taubat, penyesalan dan harapan, serta keselamatan. Matriks dalam lirik ini adalah elemen struktural yang paling kentara dan menjadi kerangka dasar yang membentuk makna teks. Pengulangan frasa ini dalam lirik memberikan struktur yang kuat untuk menyampaikan perasaan bersalah, penyesalan, dan permohonan pengampunan. Model perubahan terlihat dalam peralihan dari pengakuan kesalahan menjadi permohonan pengampunan, mencerminkan perubahan emosi penulis.Variasi tekstual muncul dalam makna kata-kata seperti "dosa," "cahaya," dan "pengampunan,"Hipogram yang muncul dalam lirik ini mencakup konsep dosa sebagai perasaan penyesalan dan pengampunan, cahaya sebagai petunjuk dan kebenaran, penyesalan mendalam, dan harapan akan pengampunan.