Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Sebuah Kasus Lucio Phenomenon yang Fatal pada Pasien Lucio’s Leprosy Puspitasari, Galuh; Yuniaswan, Anggun; Ekasari, Dhany
Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan Vol 1 No 3 (2022): Edisi Juni
Publisher : RSUD Dr. Saiful Anwar Province of East Java

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/jk-risk.01.3.8

Abstract

Penegakan diagnosis Lucio’s leprosy sulit karena manifestasi pada kulit yang tidak khas, sehingga pasien sering datang ketika kondisi sudah berat disertai Lucio phenomenon. Seorang laki-laki berusia 33 tahun, mengeluhkan bercak biru keunguan dan luka disertai lepuhan yang tersebar di seluruh tubuh sejak 4 hari terakhir. Terdapat kerontokan alis dan bulu mata sejak 1 tahun terakhir, namun tidak didapatkan riwayat keluh(1)(1)an bercak kulit mati rasa maupun gangguan saraf. Pemeriksaan dermatologis didapatkan patch plak purpura stelata, multipel, bentuk dan ukuran bervariasi, tersebar hampir di seluruh tubuh. Pada semua regio ekstremitas ditemukan bula disertai erosi, sebagian tertutup jaringan nekrotik berwarna kehitaman dengan BSA mencapai 40%. Pemeriksaan slit skin smear ditemukan bakteri tahan asam dengan index bakteri +6 dan index morfologi 1 %. Pemeriksaan histopatologi menunjukkan reaksi radang granulomatosa terdiri dari sel epitheloid, histiosit, sel foam, disertai gambaran vaskulitis. Sedangkan pada pewarnaan Ziehl Neelsen ditemukan bakteri tahan asam dalam jumlah yang banyak, tersebar di area dermis, dan sebagian mencapai endotel pembuluh darah mendukung gambaran Lucio phenomenon. Pasien juga mengalami anemia berat, neutrofilia, hiperkalemia, hipoalbuminemia berat. Luasnya lesi serta kondisi sepsis mempersulit penatalaksanaan penyakit ini dan memperburuk kondisi pasien sehingga meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Lucio phenomenon merupakan reaksi kusta berat yang sulit dikenali dengan manifestasi klinis berupa lesi kutaneus necrotizing erythema, terutama pada ekstremitas. Keterlibatan lesi yang luas serta sepsis merupakan kendala utama yang sering ditemui selama tatalaksana kasus, seperti juga pada kasus ini. Pemberian Multidrug therapy untuk kusta multibasiler (MDT-MB) sesuai regimen WHO merupakan terapi utama yang dapat dikombinasikan dengan kortikostreoid sistemik.
Sebuah Kasus Lucio Phenomenon yang Fatal pada Pasien Lucio’s Leprosy Puspitasari, Galuh; Yuniaswan, Anggun; Ekasari, Dhany
Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan Vol 1 No 3 (2022): Edisi Juni
Publisher : RSUD Dr. Saiful Anwar Province of East Java

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/jk-risk.01.3.8

Abstract

The diagnosis of Lucio's leprosy is difficult because cutaneous manifestations are often atypical. Patients often come in severe conditions accompanied by Lucio phenomenon. A 33 years old man had a major complaint of purplish blue spots and ulcers accompanied by blisters for the past four days. The patient's eyebrows and eyelashes have been lost for the past year, but there were no prior histories of painless skin lesions and nerve impairment. Dermatological examination showed multiple stellate purpuric patches scattered almost throughout the body. There were also numerous bullas and erosions covered by dark necrotic areas, mainly on extremities. These involved about 40% of his Body Surface Area (BSA). The slit skin smears revealed BI 6+ and MI 1%. Hematoxylin and Eosin histopathology examination revealed a granulomatous inflammatory reaction accompanied by vasculitis. While Ziehl Neelsen's staining revealed abundant acid-fast bacilli scattered in the dermis area, some infiltrated vascular endothelial walls supported a Lucio phenomenon. The patient also had severe anemia, neutrophilia, hyperkalemia, and hypoalbuminemia. The extent of skin lesions and septic conditions complicate the management and lead to high levels of morbidity and mortality. Lucio's phenomenon is a severe leprosy reaction that is difficult to recognize with necrotizing erythematous cutaneous lesions as characteristic clinical manifestations, especially on the extremities. Extensive involvement of the lesion and sepsis were the main obstacles that were encountered during this case management. The administration of multidrug therapy for multibacillary leprosy (MDT-MB) WHO regimens are the primary therapy that can be combined with systemic corticosteroids.