Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

SISTEM KENDALI PUSHER SEBAGAI PENDORONG BILLET PADA MESIN FURNACE BERBASIS PLC SIEMENS S7-300 Sragarta, Kevin Ronald; Aribowo, Didik
Jurnal Teknologi Informasi dan Elektronika (INFOTRONIK) Vol 8 No 2 (2023): Vol 8 No 2 Tahun 2023
Publisher : Universitas Sangga Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32897/infotronik.2023.8.2.3026

Abstract

Seiring naiknya angka pembangunan di Indonesia menjadikan industri baja sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan serta mengurangi tingginya impor bahan. Hal ini membuat proses produksi baja profil menjadi meningkat sehingga untuk memenuhi kebutuhan pasar, proses produksi harus dilakukan secara otomatis guna memenuhi permintaan. Industri baja merupakan salah satu faktor penyokong dalam pembangunan. PT. Krakatau Baja Konstruksi telah menjadi produsen baja terkemuka di Indonesia. PT. Krakatau Baja Konstruksi memiliki dua pabrik yaitu; pabrik baja profil (section mill) dan pabrik baja tulangan (bar mill). Salah satu mesin yang digunakan pada produksi baja adalah furnace. Metodologi penelitian yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif dengan pengambilan data dilakukan observasi dan wawancara. Tujuan penelitian ini yaitu membahas tentang sistem kendali yang digunakan pada salah satu bagian furnace pada area bar mill yaitu pusher untuk memudahkan pengendalian mesin dan meningkatkan kinerja produksi. Pusher merupakan mesin yang digunakan untuk mendorong baja mentah ke dalam furnace untuk dilakukan proses pembakaran. Sistem kendali pusher bekerja menggunakan PLC serta dapat beroperasi secara semi otomatis yang dikontrol menggunakan local control pada pusher dan secara remote pada ruang operator menggunakan HMI (Human Machine Interface) maupun control desk untuk memudahkan pengendalian pusher secara penuh dari dua tempat yang berbeda. Dari penelitian ini penggunaan sistem kendali diharapkan dapat diperluas dan tidak terbatas, baik pada sektor industri logam, otomotif maupun elektronik yang memerlukan pengendalian dua arah secara penuh. 
Efektivitas Kendali PID Suhu Furnace Menggunakan Sensor Termokopel Tipe-S Untuk Pemanasan Baja Sragarta, Kevin Ronald
Jurnal Teknik Elektro dan Komputasi (ELKOM) Vol 6, No 2 (2024): ELKOM
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/elkom.v6i2.22757

Abstract

Dalam industri pencetakan baja, suhu adalah variabel utama guna mencapai titik lunak dari suatu baja mentah untuk dilakukan pencetakan. Dalam memudahkan pengukuran suhu yang tinggi dibutuhkan suatu komponen elektronika yaitu berupa sensor suhu yang andal. Sensor termokopel tipe-S adalah sensor suhu yang mengubah perbedaan suhu menjadi perubahan tegangan dengan kesalahan pengukuran suhu kurang dari 1°C. Termokopel terdiri dari dua konduktor logam yang dihubungkan pada kedua ujungnya. Ketika salah satu ujung batang logam dipanaskan, elektron pada ujung logam bergerak lebih aktif dan menempati lebih banyak ruang. Elektron yang saling tolak menolak dan bergerak menuju ujung batang yang tidak dipanaskan, disebut efek termoelektrik. Perlunya penanganan suhu yang baik mempengaruhi hasil target produksi sehingga efektivitas sistem kerja sensor termokopel sebagai pengukur suhu dalam proses pemanasan baja sangat dibutuhkan. Metode pengumpulan data yang dilakukan meliputi primer dan sekunder, data primer berupa hasil dari observasi dan wawancara yang dilakukan di PT. Krakatau Baja Konstruksi dan data sekunder berupa referensi bersumber dari jurnal, buku maupun internet yang berkaitan dengan karakter sensor termokopel. Efektivitas hasil didapatkan pada pengukuran suhu menggunakan sensor termokopel pada zone 1 suhu yang terukur oleh sensor yaitu 746,7°C. Pada zone 2A suhu yang terukur oleh sensor yaitu 937,0°C. Pada zone 2B suhu yang terukur oleh sensor yaitu 877,4°C. Setelah dilakukannya pengukuran menggunakan sensor termokopel, pengendalian PID suhu dapat beroperasi untuk menyesuaikan dengan suhu yang dibutuhkan dalam proses pemanasan baja. Dengan penggunaan sensor termokopel tipe-S, suhu pada furnace mampu terukur dengan akurat dan pengendalian suhu oleh PID dapat berjalan dengan baik dalam upaya mengatur buka-tutup valve main burner sehingga pembakaran pada furnace dapat dilakukan secara optimal yang mana berdampak pada kinerja alat dan kualitas produk.
Peningkatan Kemampuan Numerasi Siswa dengan Game Edukatif pada Program Kampus Mengajar 8 di SMKS Dharma Bhakti Ady: Improving Students’ Numeracy Skills using Educational Games in the Kampus Mengajar 8 (Teaching Campus) Program at SMKS Dharma Bhakti Ady Private Vocational High School Indonesia Sragarta, Kevin Ronald; Sugianto, Riris; Putera, Lalu Jaswadi
DARMADIKSANI Vol 5 No 1 (2025): Edisi Juni
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v5i1.6262

Abstract

Program Kampus Mengajar termasuk program asistensi mengajar di satuan pendidikan yang berperan sebagai mitra yang membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah penugasan. Berkaitan dengan hal tersebut, keterampilan dasar mengajar perlu dikuasai mahasiswa peserta Kampus Mengajar untuk dapat memberikan dampak pada siswa terutama peningkatan kemampuan numerasi. Kegiatan ini bertujuan mengidentifikasi dan memetakan evaluasi program kerja dari metode pembelajaran yang dilakukan selama penugasan. Upaya yang digunakan dalam kegiatan asistensi ini menggunakan metode asistensi tindakan kelas yang dilakukan tim kampus mengajar dengan guru dengan cara melakukan tes berupa pre-test dan post-test pada siswa. Tim kampus mengajar bekerja sama bersama guru untuk menaikkan kemampuan numerasi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran interaktif yang telah dirancang yaitu; Implementasi Game Numerasi (Kahoot), Permainan Teka-Teki Silang Numerasi, Implementasi Ular Tangga Numerasi dan Penguatan Matematika (Kuis Ketuk Magic). Hasil yang didapat setelah program berlangsung terdapat kenaikan hasil belajar berdasarkan pre-test dan post-test Asesmen Kompetensi Minimum yang semula 15% menjadi 19%. Hal ini menyatakan bentuk keberhasilan hasil metode pembelajaran yang cukup efektif yang telah berlangsung selama 3 bulan pembelajaran.
Peningkatan Kemampuan Numerasi Siswa dengan Game Edukatif pada Program Kampus Mengajar 8 di SMKS Dharma Bhakti Ady: Improving Students’ Numeracy Skills Using Educational Games in the Kampus Mengajar 8 (Teaching Campus) Program at SMKS Dharma Bhakti Ady Private Vocational High School Indonesia Sragarta, Kevin Ronald; Sugianto, Riris; Putera, Lalu Jaswadi
DARMADIKSANI Vol 5 No 1 (2025): Edisi Juni
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v5i1.6262

Abstract

Program Kampus Mengajar termasuk program asistensi mengajar di satuan pendidikan yang berperan sebagai mitra yang membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah penugasan. Berkaitan dengan hal tersebut, keterampilan dasar mengajar perlu dikuasai mahasiswa peserta Kampus Mengajar untuk dapat memberikan dampak pada siswa terutama peningkatan kemampuan numerasi. Kegiatan ini bertujuan mengidentifikasi dan memetakan evaluasi program kerja dari metode pembelajaran yang dilakukan selama penugasan. Upaya yang digunakan dalam kegiatan asistensi ini menggunakan metode asistensi tindakan kelas yang dilakukan tim kampus mengajar dengan guru dengan cara melakukan tes berupa pre-test dan post-test pada siswa. Tim kampus mengajar bekerja sama bersama guru untuk menaikkan kemampuan numerasi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran interaktif yang telah dirancang yaitu; Implementasi Game Numerasi (Kahoot), Permainan Teka-Teki Silang Numerasi, Implementasi Ular Tangga Numerasi dan Penguatan Matematika (Kuis Ketuk Magic). Hasil yang didapat setelah program berlangsung terdapat kenaikan hasil belajar berdasarkan pre-test dan post-test Asesmen Kompetensi Minimum yang semula 15% menjadi 19%. Hal ini menyatakan bentuk keberhasilan hasil metode pembelajaran yang cukup efektif yang telah berlangsung selama 3 bulan pembelajaran.