Alifia Nabila Sausan
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Model Pendidikan Discovery Learning dalam Pendidikan Anak Usia Dini Alifia Nabila Sausan; Arumdapta Ginta Safitri; Miftahul Jannah; Yana Muzayyana Haqi; Esya Anesty Mashudi
Asghar: Jurnal of Children Studies Vol 3 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : PIAUD Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/asghar.v3i2.1402

Abstract

Model ini bertujuan untuk mendorong anak-anak untuk belajar secara aktif melalui eksplorasi, eksperimen, dan penemuan sendiri. Dalam model ini, peran guru bukanlah memberikan pengetahuan secara langsung, tetapi sebagai fasilitator dan pemandu proses belajar. Guru menciptakan lingkungan yang mendukung pengalaman belajar yang menyenangkan, menarik, dan berarti bagi anak-anak. Pada model pendidikan Discovery Learning, anak-anak diberikan kebebasan untuk mengembangkan keterampilan kognitif, sosial, emosional, dan motorik mereka melalui interaksi langsung dengan lingkungan sekitar. Mereka diajak untuk mengamati, menanyakan pertanyaan, mencoba hal baru, dan mencari solusi. Dalam proses ini, anak-anak belajar untuk berpikir kritis, berkolaborasi dengan teman sebaya, mengambil inisiatif, dan mengembangkan kreativitas mereka. Model pendidikan Discovery Learning juga menekankan pentingnya mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari anak-anak. Materi pembelajaran dikaitkan dengan konteks nyata, seperti lingkungan alam, benda-benda sekitar, dan kegiatan sehari-hari. Dengan demikian, anak-anak dapat memahami pentingnya pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari dalam kehidupan mereka sehari-hari. Keberhasilan model pendidikan Discovery Learning sangat bergantung pada peran guru sebagai pengamat, pencatat, dan reflektor. Guru perlu mengamati perkembangan anak-anak, mencatat temuan dan ide mereka, dan merenungkan pengalaman belajar mereka. Melalui refleksi, guru dapat menyediakan umpan balik yang memandu anak-anak ke arah yang lebih baik dan membantu mereka mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam.
Pengaruh Stimulasi Alat Permainan Edukatif Terhadap Perkembangan Kognitif pada Anak Usia 5-6 Tahun Alifia Nabila Sausan; Bulan Cantika; Ercindy Nuralif; Yana Muzayyana Haqi
Asghar: Jurnal of Children Studies Vol 2 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : PIAUD Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/asghar.v2i2.6306

Abstract

Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendekatan pembinaan yang mempersiapkan anak-anak untuk pendidikan dengan menginspirasi mereka sejak lahir hingga usia 6 tahun. Taman kanak-kanak merupakan tahapan pendidikan anak usia dini yang berperan penting dalam mengukur kemampuan kognitif. Masa anak usia dini ini berusia 5-6 tahun dan memiliki ciri khas tersendiri. Oleh karena itu, peran guru haruslah menilai secara objektif berbagai aspek yang berbeda. Pada masa ini, sangat penting untuk merangsang perkembangan anak, salah satunya adalah aspek perkembangan kognitif. Melalui permainan dengan menggunakan objek favorit anak, keterampilan kognitif mereka berkembang secara pesat. Kisaran perkembangan kognitif anak usia 5-6 tahun terdiri dari pengetahuan umum dan sains serta matematika. Seiring berkembangnya kemampuan anak dalam mengenal dan memahami konsep bilangan dengan cara yang menyenangkan, salah satunya ialah dapat dilakukan dengan alat permainan edukatif yaitu stick hitung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Stick Berhitung dengan perkembangan kognitif anak usia dini di TK Kemala Bhayangkari 05 Serang. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dan teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa satu dari empat anak yang kami teliti terdapat anak dengan kemampuan berpikir yang lambat daya pikirnya untuk memahami pembelajaran, sehingga dapat membantu guru dalam memberikan materi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini. Oleh karena itu, perlu diperhatikan pertumbuhan dan perkembangan otak dan kemampuan kognitif anak usia 5-6 tahun pada masa keemasan (golden age). Dampak dari penelitian ini adalah memungkinkan para pendidik untuk menyesuaikan pembelajaran dengan tahapan perkembangan anak sehingga perkembangan kognitifnya lebih baik dan optimal.