Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Peran Pendidikan Kewirausaahan dalam Menumbuhkan Jiwa Wirausaha di Kalangan Muda Kansha Dianita Pramesti; Muhammad Fahmil Kamal; Yudha Maulidandi Saputra; Camelia Safitri
Jurnal Ilmu Pendidikan (ILPEN) Vol. 3 No. 2 (2024): Jurnal Ilmu Pendidikan
Publisher : Yayasan Azka Hafidz Maulana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis peran pendidikan kewirausahaan dalam menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan muda. Pendidikan kewirausahaan di Indonesia diatur oleh beberapa regulasi, termasuk UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PERMENDIKBUD No 69 Tahun 2013 yang mewajibkan mata pelajaran kewirausahaan di tingkat SMK, SMA, dan MA. Penelitian ini menggunakan metode naratif dengan analisis data kualitatif, mengumpulkan data dari berbagai artikel ilmiah, jurnal, buku, dan sumber referensi lainnya yang relevan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan dapat meningkatkan motivasi dan minat berwirausaha di kalangan muda. Selain itu, kalangan muda yang berpendidikan kewirausahaan cenderung memiliki kreativitas tinggi, adaptabilitas, ketahanan mental, dan kemampuan memanfaatkan teknologi. Kesimpulannya, pendidikan kewirausahaan merupakan alat penting untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi dengan mendorong generasi muda untuk menjadi wirausahawan yang sukses. Pendidikan kewirausahaan harus terus dikembangkan dan diterapkan di berbagai jenjang pendidikan untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan ekonomi global yang dinamis.
Peran Pendidikan Kewirausahaan dalam Menumbuhkan Jiwa Wirausaha di Kalangan Muda Kansha Dianita Pramesti; Camelia Safitri; Muhammad Fahmil Kamal; Yudha Maulidandi Saputra
Al-Gafari : Manajemen dan Pendidikan Vol. 2 No. 2 (2024): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Pendidikan Al-Gafari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis peran pendidikan kewirausahaan dalam menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan muda. Pendidikan kewirausahaan di Indonesia diatur oleh beberapa regulasi, termasuk UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PERMENDIKBUD No 69 Tahun 2013 yang mewajibkan mata pelajaran kewirausahaan di tingkat SMK, SMA, dan MA. Penelitian ini menggunakan metode naratif dengan analisis data kualitatif, mengumpulkan data dari berbagai artikel ilmiah, jurnal, buku, dan sumber referensi lainnya yang relevan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan dapat meningkatkan motivasi dan minat berwirausaha di kalangan muda. Selain itu, kalangan muda yang berpendidikan kewirausahaan cenderung memiliki kreativitas tinggi, adaptabilitas, ketahanan mental, dan kemampuan memanfaatkan teknologi. Kesimpulannya, pendidikan kewirausahaan merupakan alat penting untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi dengan mendorong generasi muda untuk menjadi wirausahawan yang sukses. Pendidikan kewirausahaan harus terus dikembangkan dan diterapkan di berbagai jenjang pendidikan untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan ekonomi global yang dinamis.
Integrasi Ilmu-Ilmu Keislaman dalam Perspektif M. Amin Abdullah Yudha Maulidandi Saputra; Wildan, Ahmad Raihan; Amrillah, Rizki
An Najah (Jurnal Pendidikan Islam dan Sosial Keagamaan) Vol. 3 No. 4: Juli 2024
Publisher : Najah Bestari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini membahas tentang konflik antara pendidikan islam dan pendidikan umum dalam kehidupan umat beragama. Fenomena di mana umat beragama memandang kemajuan ilmu pengetahuan sebagai yang dapat menghancurkan monument keagamaan jika disatukan dalam pendidikan islam, juga berpendapat bahwa pendidikan islam hanya akan menghambat kemajuan. Atas dasar itulah M Amin Abdullah menjelaskan konsep mengenai pendekatan integrasi dan koneksi dalam konstruksi keilmuan. Ia menyimpulkan bahwa disiplin ilmu bukan hanya sekedar sikap satu kesatuan (kesombongan ilmiah : perasaan bahwa hanya satu yang benar ), suatu kesatuan yang terisolasi (disiplin ilmu yang berbeda mempunyai “isolasi” dan tidak terjangkau). Melainkan mencapai kesatuan jaringan (masing-masing disiplin ilmu saling bekerjasama dan bersedia.