Long Covid Syndrome adalah kondisi menetapnya gejala-gejala setelah sembuh dari COVID-19, seperti kelelahan dengan insidensi 17,5%-72%. Kondisi tersebut menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari sehingga dibutuhkan intervensi fisioterapi. Namun, dalam situasi pandemi aktivitas secara virtual dapat menjadi alternatif utama untuk tetap melakukan fisioterapi. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan dalam situasi ini adalah Telephysio. Pada penelitian ini dilakukan pencarian literatur dengan kata kunci pasien Long Covid Syndrome; Telephysio; Direct Rehabilitation; outcome berupa skala kelelahan melalui Google Schoolar, Pubmed, Proquest, dan Scopus. Dari hasil pencarian dengan berbagai database, kemudian dilakukan assessment critical appraisal terhadap 11 jurnal yang dipublikasi, 4 jurnal tidak sesuai kriteria inklusi dilakukan eksklusi. Kualitas dari studi ini dinilai dengan JBI Critical Appraisal Checklist untuk resiko bias, desain studi, dan kualitas dari evidence yang dilakukan oleh P dan A sebagai reviewer utama. Sintesis data dilakukan dengan pendekatan simplified approach oleh Aveyard, et al menggunakan JBI Data Extraction. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fisibilitas Telephysio dan Direct Rehabilitation dalam penurunan kelelahan pada kasus Long Covid Syndrome serta mengetahui program, metode, dan dosis yang tepat. Dari 7 jurnal yang direview terdapat penurunan skala kelelahan pada pasien Long Covid Syndrome dengan melakukan latihan breathing exercise, aerobic exercise, strengthening exercise, dan stretching dalam masa terapi 2-6 minggu dengan frekuensi 2-3x/minggu dan berdurasi 30-40 menit/hari dengan menggunakan metode berbasis Telephysio dan Direct Rehabilitation. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian Telephysio sama efektifnya dengan pemberian Direct Rehabilitation terhadap penurunan kelelahan pada kasus Long Covid Syndrome dan dapat dijadikan alternatif dalam situasi pandemi saat ini.