Nathaniela, Jocelin
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KARAKTERISTIK KLINIKOPATOLOGIK ATEROSKLEROSIS KORONER DAN MORFOLOGI MIOKARDIUM KASUS OTOPSI DI RSUP PROF. DR. I.G.N.G. NGOERAH TAHUN 2017 – 2021 Nathaniela, Jocelin; Winarti, Ni Wayan; Sriwidyani, Ni Putu; Dewi, I Gusti Ayu Sri Mahendra; Henky, .
E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 12 (2023): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2023.V12.i12.P02

Abstract

Aterosklerosis arteri koroner menjadi penyebab utama PJK dengan angka kejadian dan kematian tinggi yang menyerang berbagai usia dan jenis kelamin. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik klinikopatologik aterosklerosis koroner dan morfologi miokardium. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik observasional potong lintang menggunakan teknik total sampling dari 1 Januari 2017 hingga 31 Desember 2021 mencakup variabel deskriptif berupa usia, jenis kelamin, lokasi sumbatan, level sumbatan, serta variabel analitik meliputi ketebalan miokardium dan morfologi miokardium. Data diolah menggunakan SPSS ver 26.0. Selanjutnya, dari data deskriptif dianalisis hubungan antara level sumbatan arteri koroner dengan ketebalan dan morfologi miokardium menggunakan uji chi square test dengan nilai kemaknaan ditentukan pada p<0,05. Hasil penelitian menunjukkan kasus otopsi di RSUP Prof. Dr. I G.N.G. Ngoerah Denpasar tahun 2017-2021 berjumlah 81 kasus otopsi. Kasus otopsi terbanyak pada rentang usia 60-69 tahun (20 kasus/25%) dan didominasi laki-laki (62 kasus/76,5%). Lokasi sumbatan kebanyakan multiple baik campuran arteri koroner kiri maupun campuran arteri koroner kiri dan kanan, yaitu sebesar 9 kasus dan 12 kasus (25,9%). Level sumbatan sebagian besar di bawah critical stenosis/sumbatan <75% dengan frekuensi 48 kasus (59,3%). Miokardium paling tebal adalah miokardium ventrikel kiri dengan rerata ketebalan 16,85 mm. Kebanyakan kasus (35 kasus/43,2%) tidak menunjukkan perubahan morfologi miokardium. Miokardium ventrikel kiri menunjukkan perbedaan ketebalan signifikan (p=0,033), sedangkan perubahan morfologi tidak menunjukkan perbedaaan signifikan pada level sumbatan berbeda (p=0,245) pada uji statistik chi-square. Disimpulkan bahwa kasus otopsi di RSUP Prof. Dr. I G.N.G. Ngoerah Denpasar tahun 2017-2021 sebagian besar laki-laki, usia 60-69 tahun, dengan lokasi sumbatan aterosklerosis multiple pada level sumbatan <75%, dan miokardium paling tebal adalah ventrikel kiri. Terdapat hubungan bermakna antara ketebalan ventrikel kiri dengan level sumbatan arteri koroner. Tidak terdapat hubungan bermakna antara perubahan morfologi dengan level sumbatan arteri koroner. Kata kunci : Aterosklerosis Koroner, Kasus Otopsi, Karakteristik, Gambaran Histopatologi, Morfologi Miokardium
Ekstrak Cikal Tulang (Cissus quadrangularis) sebagai Alternatif Pencegahan Obesitas secara in Vivo: 29 - 34 Surya, Maria Angeline Ivana; Chandra, Magdalena Leony; Nathaniela, Jocelin; Dewi, Ni Wayan Sucindra
Jurnal Kesehatan Andalas Vol. 14 No. 1 (2025): March 2025
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cikal Tulang (Cissus quadrangularis) contains ketosteroids that can be used as a traditional obesity treatment. Objective: To evaluated the potential of Cikal Tulang (Cissus quadrangularis) extract in preventing obesity (loss of body weight and abdominal fat) in Galur Swiss mice. Methods: A quasi-experimental post-test only design was conducted from July to August 2021, involving 30 male Swiss albino mice aged 1.5 months with body weights of 18–30 grams. The mice were divided into five groups: negative control (high-fat diet and fructose solution), positive control (orlistat 15.6 mg/kgBW), and three treatment groups receiving Cissus quadrangularis extract at doses of 30, 90, and 180 mg/kgBW for 14 days. The extract was administered orally via a gastric sonde. Body weight and Lee index were obesity parameters, and abdominal adipose tissue was analyzed morphometrically using hematoxylin-eosin staining. Data were analyzed with One-Way ANOVA at a significance level of p < 0.05. Results: One-Way ANOVA test showed significant differences in Lee index among groups before treatment (p = 0.0097), with values >300 indicating obesity. Post-treatment, Lee index decreased across groups but without statistically significant differences (p = 0.878), with values remaining >300. Conclusion: There was no significant association between administering cikal tulang (Cissus quadrangularis) extract and its anti-obesity effect. Keywords:  anti-obesitas, cikal tulang (Cissus quadrangularis), fat