Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

AKURASI BIOMETRI IMERSI PADA OPERASI KATARAK DI POLIKLINIK MATA RSD MANGUSADA BADUNG TAHUN 2022 Natan, Priscilla Christina; Triharpini, Ni Nyoman; Sucicahyati, Deasy
E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 6 (2023): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2023.V12.i06.P06

Abstract

Pendahuluan: Keakuratan refraksi dan penglihatan bebas kacamata adalah tuntutan pasien zaman sekarang. Untuk mencapai akurasi refraktif pasca operasi, perhitungan biometri dan kekuatan lensa intraokular (IOL) yang tepat sangat penting. Untuk menghitung kekuatan IOL dan menentukan penempatan lensa efektif pasca operasi, diperlukan data biometri. Di Rumah Sakit Daerah Mangusada, metode biometri imersi paling sering diterapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keakuratan perhitungan kekuatan IOL pada mata yang menjalani operasi katarak fakoemulsifikasi dan operasi katarak insisi kecil (SICS) dengan implantasi IOL menggunakan biometri ultrasonografi A-scan imersi melalui evaluasi mean absolute refraction error. Metode: Studi deskriptif retrospektif ini mengumpulkan data dari rekam medis pasien yang menjalani fakoemulsifikasi dan SICS dengan implantasi IOL yang diukur dengan USG biometri imersi, menentukan panjang aksial (AL), K rata-rata, kedalaman ruang anterior (ACD), ketebalan lensa, perhitungan daya IOL menggunakan rumus Holladay, dan prediktabilitas target refraksi pasca operasi oleh perangkat biometri. Hasil refraksi, karakteristik subjek, dan variabel yang memengaruhi akurasi biometri dinilai. Hasil: Penelitian ini mengumpulkan sebanyak 45 mata dari 41 pasien yang dievaluasi. Akurasi biometri ultrasonografi imersi pada penelitian ini adalah 62,2% pada rentang <0,25D. Estimasi hasil refraksi memiliki korelasi positif dengan spherical equivalent pasca operasi. Kesimpulan: Dalam penelitian ini, akurasi biometri ultrasonografi imersi terbilang cukup baik, namun untuk meningkatkan keakuratan hasil operasi katarak pasca operasi, operator biometri perlu mendapatkan pendidikan yang menyeluruh karena mesin biometri memerlukan kalibrasi rutin. Kata Kunci: Biometri Imersi, Bedah Katarak, Kelainan Refraksi
PENGGUNAAN BANDAGE CONTACT LENSES SEBAGAI TERAPI SIMPTOMATIS PADA PASIEN PSEUDOPHAKIC BULLOUS KERATOPATHY: SEBUAH LAPORAN KASUS Wikananda, I Dewa Ayu Rayna Nareswari; Triharpini, Ni Nyoman
Oftalmologi : Jurnal Kesehatan Mata Indonesia Vol 5 No 1 (2023): Jurnal Oftalmologi
Publisher : Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/ojkmi.v5i1.43

Abstract

Pendahuluan: Pseudophakic Bullous Keratopathy (PBK) merupakan suatu komplikasi dari operasi ekstraksi katarak disertai implantasi lensa intraokular yang menyebabkan rasa nyeri pada mata, penurunan tajam penglihatan, edema dan erosi kornea serta bula pada lapisan epitel dan subepitel kornea. Terapi yang diberikan meliputi terapi medikamentosa, non medikamentosa, dan tindakan pembedahan. Tulisan ini dibuat untuk mengetahui efektivitas penggunaan bandage contact lenses (BCL) sebagai terapi pada kasus PBK. Laporan Kasus: Metode yang digunakan adalah dengan studi kasus. Pasien laki-laki berusia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri pada mata kanan disertai penurunan tajam penglihatan. Diperoleh tajam penglihatan OD 0.5/60 dan OS 6/9. Pemeriksaan oftalmologi mata kanan ditemukan Conjunctival Vascular Injection (CVI) dan Pericorneal Vascular Injection (PCVI), edema, erosi, dan bula pada kornea, bilik mata depan (BMD) dalam, pupil ireguler, iris atropi, reflek pupil negatif, dan lensa intraokular terpasang di belakang iris. Tes fluorescein mata kanan diperoleh positif.  Pembahasan: Mata kanan pasien diberi terapi tetes mata Levofloksasin 6x1 tetes, tetes mata Eyefresh sebanyak 1 tetes setiap jam, tetes mata Noncort 3x1 tetes, Parasetamol tablet 3x500mg, dan Vitamin C 2x500mg, serta penggunaan BCL. Setelah menggunakan BCL selama 3 bulan, pasien dapat beraktivitas tanpa terganggu rasa nyeri dan keluhan penglihatan buram dirasakan membaik. Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa penggunaan BCL efektif sebagai terapi pada kasus PBK.