Bassey, Inemesit Ndarake
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Aktivitas Anticendawan Ekstrak Daun Alchornea cordifolia terhadap Aspergillus flavus Penyebab Busuk Umbi Ubi Jalar: Aktivitas Anticendawan Ekstrak Daun Alchornea cordifolia terhadap Aspergillus flavus Penyebab Busuk Umbi Ubi Jalar Enyiukwu, David; Amadioha, Anderson Chidi; Bassey, Inemesit Ndarake
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 19 No 6 (2023): November 2023
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.19.6.253-264

Abstract

Aktivitas Anticendawan Ekstrak Daun Alchornea cordifolia terhadap Aspergillus flavus Penyebab Busuk Umbi Ubi Jalar Kejadian busuk dan kontaminasi mikotoksin pada produk pertanian banyak terjadi di negara tropis. Aspergillus flavus adalah cendawan penghasil mikotoksin utama penyebab busuk pada umbi-umbian di negara bagian Abia, Nigeria. Konsumsi bahan makanan yang terkontaminasi mikotoksin menyumbang 25% penyakit manusia yang penting secara medis di Nigeria. Penelitian dilakukan untuk menilai aktivitas anticendawan ekstrak daun Alchornea cordifolia terhadap A. flavus—cendawan patogen penyebab busuk pada umbi ubi jalar yang disimpan—baik secara in vitro maupun in vivo. Isolat A. flavus dari umbi ubi jalar dengan gejala busuk digunakan pada uji patogenisitas untuk memastikan perannya sebagai patogen. Lima konsentrasi (100–500 mg mL-1) ekstrak daun A. cordifolia dengan pelarut metanol dan tiofanat-metil—fungisida standar—dievaluasi terhadap pertumbuhan cendawan dalam kultur in vitro dan perkembangan busuk yang disebabkan oleh patogen serta penyebarannya secara in vivo. Percobaan terdiri atas 7 perlakuan dan 3 ulangan yang disusun dalam rancangan acak lengkap. Penghambatan sebesar 56.38%–68.22% dan 67.245–80.01% ditunjukkan pada konsentrasi ekstrak daun A. cordifolia 100 mg mL-1 dan 500 mg mL-1 terhadap perkecambahan spora, sedangkan konsentrasi yang sama mengurangi perkembangan busuk sebesar 60% pada perlakuan kontrol menjadi berturut-turut 21.80% dan 12.10% (P<0.05) dibandingkan dengan fungisida standar, tiofanat-metil. Tanaman ini menunjukkan aktivitas antifungal yang kuat secara in vitro dan meminimalkan perkembangan pembusukan yang disebabkan oleh A. flavus secara in vivo.