Pelayanan kefarmasian di apotek telah mengalami pergeseran paradigma dari yang berorientasi pada obat (drug oriented) menjadi berorientasi pada pasien (patient oriented), yang dikenal sebagai pharmaceutical care. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien di Apotek Desa Blahkiuh serta tingkat kepuasan mereka terhadap penerapan standar pelayanan kefarmasian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain observasional dan metode cross-sectional. Data dikumpulkan melalui survei terhadap 97 responden yang merupakan konsumen apotek, kemudian dianalisis menggunakan uji karakteristik dan uji bivariat untuk melihat hubungan antarvariabel. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berusia 17– 27 tahun (54,6%), berjenis kelamin perempuan (50,5%), berpendidikan SMA (62,9%), dan berprofesi sebagai ibu rumah tangga (30,9%). Sebagian besar responden (95,9%) telah berkunjung ke apotek lebih dari lima kali. Uji bivariat menunjukkan bahwa dimensi Reliability (p=0,001), Responsiveness (p=0,001), Assurance (p=0,001), dan Tangible (p=0,025) memiliki hubungan signifikan dengan tingkat kepuasan pasien. Sebaliknya, dimensi Empathy (p=0,261) tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Kesimpulannya, karakteristik responden didominasi oleh pasien berusia 17–27 tahun, perempuan, berpendidikan SMA, dan ibu rumah tangga dengan kunjungan yang tinggi. Sebagian besar dimensi pelayanan kefarmasian, yaitu Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Tangible, memiliki hubungan signifikan terhadap kepuasan pasien di Apotek Desa Blahkiuh.