Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGARUH INTERVENSI PILL REMINDER DALAM PENGGUNAAN OBAT ORAL ANTI DIABETES (OAD) TERHADAP PENINGKATAN KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RUMAH DIABETES UNIVERSITAS SURABAYA Made Dwike Swari Santi
CALYPTRA Vol. 6 No. 2 (2018): Calyptra : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya (Maret)
Publisher : Perpustakaan Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.671 KB)

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang memerlukan pengobatan dalam jangka panjang (long term therapy). Hambatan kepatuhan dalam pengobatan dapat diketahui, salah satunya dengan menggunakan kuesioner Brief Medication Questionnaire (BMQ). Dalam mengatasi hambatan tersebut dapat diberikan intervensi yang sesuai salah satunya adalah dengan pill reminder. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh intervensi pill reminder pada pasien diabetes mellitus tipe 2 terhadap peningkatan kepatuhan dalam penggunaan obat oral anti diabetes (OAD) di Rumah Diabetes Universitas Surabaya dan untuk mengetahui pengaruh intervensi dalam peningkatan kepatuhan terhadap profil penurunan kadar gula darah puasa pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Diabetes Universitas Surabaya. Hasil penelitian yaitu sejumlah 24 subyek penelitian menunjukkan bahwa pemberian intervensi pill reminder memberi pengaruh terhadap peningkatan kepatuhan dan pemberian intervensi pill reminder tidak memberi pengaruh terhadap penurunan gula darah puasa.
Cost-Effectiveness Analysis Kloramfenikol Dan Seftriakson Untuk Pengobatan Demam Tifoid Pada Pasien Dewasa Di Rumah Sakit Sanglah Denpasar Amelia Lorensia; Doddy de Queljoe; Made Dwike Swari Santi
MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana) Vol. 2 No. 2 (2018): DECEMBER
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.615 KB) | DOI: 10.24123/mpi.v2i2.1391

Abstract

The number of typhoid fever patient in Indonesia is still high. Typhoid fever can be treated by antibiotic therapy such as chloramphenicol and ceftriaxone. The purpose of this study was to compare the cost-effectiveness of chloramphenicol and ceftriaxone which was given to adult patients who were diagnosed with typhoid fever in Sanglah Denpasar Hospital. A comparative study between two alternatives was conducted using the hospital perspective. Retrospective method was used to collect data from patient medical records, who was diagnosed and hospitalized in Sanglah Denpasar Hospital during January 2017 until July 2018. The cost analysis was perform using cost-effectiveness grid and cost-effectiveness ratio (ACER) methods. Cost-effectiveness grid showed that dominant of ceftriaxone for patient with typhoid fever. ACER analysis for ceftriaxone was IDR 2,097,170.88 with effectivenes (length of stay) 4.27 days, and was IDR 2,097,170.88 with effectiveness (the time of reaching normal temperature) 2.42 days. ACER analysis for chloramphenicol was IDR 2,555,464.22 with effectivenes (length of stay) 10.22 days, and was IDR 2,555,464.22 with effectiveness (the time of reaching normal temperature) 3.44 days. ACER analysis showed lower degree of ceftriaxone and higher effectiveness based on length of stay and the time of reaching normal temperature. The conclusion of this study is that ceftriaxone is more cost-effective than chloramphenicol.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF ANTIRADIKAL BEBAS DARI KULIT BATANG KEPUH (Sterculia foetida L.) Ni Wayan Rika Kumara Dewi; Made Dwike Swari Shanti
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jfm.v5i1.6799

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan senyawa aktif antiradikal bebas dari kulit batang kepuh (Sterculia foetida L.). Uji aktivitas dilakukan secara invitro dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-pycrylhidrazyl). Teknik pemisahan dilakukan dengan kromatografi kolom dan diidentifikasi dengan spektrofotometer FTIR dan UV-Vis.Hasil maserasi yang memiliki aktivitas adalah ekstrak etanol. Selanjutnya dipartisi dengan etil asetat dan kloroform, diperoleh ekstrak kloroform yang menunjukkan hasil uji aktivitas antiradikal bebas yang paling tinggi dan dilanjutkan teknik pemisahan. Ekstrak dipisahkan dengan kromatografi kolom dengan fase diam silika gel. Pemisahan dan pemurnian menghasilkan 9 fraksi gabungan (A, B, C, D, E, F, G, H, I). Berdasarkan uji antiradikal bebas, semua fraksi menunjukkan hasil positif antiradikal bebas, yang relatif murni secara KLT adalah fraksi B yang berbentuk serbuk berwarna kuning muda seberat 0,0325 gram. Identifikasi dengan pereaksi Leibermann Burchard menunjukkan isolat FB adalah golongan senyawa triterpenoid. Spektrum UV-Vis dari isolat FB dengan dua puncak utama yang muncul pada panjang gelombang 212 nm sebagai λ maks diduga jenis transisi yang terjadi pada panjang gelombang 212 nm kemungkinan diakibatkan oleh terjadinya transisi elektronik dari n-σ* dari kromofor C=O dan puncak yang lain berupa bahu pada panjang gelombang 284 nm diakibatkan oleh terjadinya transisi elektronik n-π* dari ikatan rangkap C=O. Dugaan ini diperkuat oleh data dari spektrum inframerah yang menunjukkan adanya gugus fungsi –OH, CH alifatik, C=O, C=C alifatik, dan C-O.
Peningkatan Pemahaman Siswa Farmasi tentang Peran Farmakoekonomi dalam Pelayanan Kesehatan di SMK Bintang Persada Denpasar Made Dwike Swari Santi; Ni Wayan Rika Kumara Dewi; Gede Terima Yasa
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Wahana Usada Vol. 4 No. 2 (2022): Desember : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Wahana Usada
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan KESDAM IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47859/wuj.v4i2.284

Abstract

Background: Pharmacoecomics has been defined as the description and analysis of the costs of drug therapy to health care systems and society. Pharmacoeconomics research identifies, measure, and compares the costs and consequences of pharmaceutical product and service. Within this framework, research and methods related to cost-minimization, cost-effectiveness, quality-of-life and other humanistic assessments are include. In-essence, pharmacoeconomics analysis uses tools for examining the impact of alternative drug therapies and other medical interventions Based on this background, the author is interested to explain about the role of Pharmacoecomics on health service in pharmacist students at Bintang Persada School, Denpasar. Purpose: The purpose of this activity is as a form of implementation of Tri Dharma Stikes Bali Wisnu Dharma Denpasar. Methods: Participants who took part in this activity were 83 students using the pretest and posttest methods. Results: The results obtained were an increase in the pretest score (before being given education) which was 62.11% to 83.22% in the posttest result (after being given education). Conclusion: There is a significant relationship between posttest scores, which increases after education is held, so pharmacoeconomics education needs to be given and pharmaceutical products utilization in health service followed by cost utillity evaluation and cost effectiveness as well as impact evaluation of quality adjusted life years of patients.
E EVALUATION OF ANTIBIOTIC USE IN INPATIENT PEDIATRIC PNEUMONIA PATIENTS AT BANGLI REGIONAL GENERAL HOSPITAL: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA ANAK RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGLI made dwike; Ni Putu Ayu Deviana Gayatri; Gede Trima Yasa
MIDWINERSLION : Jurnal Kesehatan STIKes Buleleng Vol. 8 No. 1 (2023): MIDWINERSLION Jurnal Kesehatan STIKes Buleleng
Publisher : LPPM STIKes Buleleng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52073/midwinerslion.v8i1.280

Abstract

Pendahuluan: Pneumonia merupakan salah satu penyakit yang masih banyak dijumpai pada negara berkembang seperti Indonesia. Secara khusus pneumonia adalah peradangan paru oleh bakteri dengan gejala berupa panas tinggi disertai batuk berdahak, napas cepat (frekuensi nafas >50 kali/menit), sesak, serta gejala lainnya seperti sakit kepala, gelisah dan nafsu makanberkurang. Banyaknya penggunaan antibiotik yang tidak rasional menyebabkan kegagalan terapi yang diterima oleh pasien. Tujuan penelitian: untuk mengetahui penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia anak di RSUD Bangli berdasarkan tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, dan tepat lama pemberian. Metode penelitian:  yang digunakan adalah penelitiannon eksperimental yaitu penelitian deskriptif dengan pengumpulan data secara retrospektif. Teknik pengambilan sampel yangdigunakan metode purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil Penelitian diperoleh dari total 83 sampel penelitianyang didapatkan, pada karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin pasien pneumonia terbanyak yaitu laki-laki 55,42% (46 pasien), rentang usia 0–5 tahun sebanyak 80,72% (67 pasien). Pada penggunaan antibiotik terbanyak pada kasus pneumonia yaituantibiotik ceftriaxone sebanyak 54,22% (45 pasien). Hasil penelitian: evaluasi kerasionalan penggunaan antibiotik pada pasienanak yang terdiagnosa pneumonia menunjukkan telah tepat pasien sebanyak 100. Kesimpulan: dalam penelitian ini adalah evaluasi penggunaan antibiotik pada pengobatan pneumonia anak di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangli periode Juli 2020 hingga Juni 2021 sudah rasional serta telah sesuai dengan standar Pedoman Pelayanan Medis Ikatan DokterAnak Indonesia tahun 2009, Guideline Dipiro dan Formularium Rumah Sakit..
Pemanfaatan Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam) sebagai Bahan Obat Tradisional Made Dwike Swari Santi; Gede Trima Yasa; Iwan Saka Nugraha
Genitri: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan Vol 1 No 2 (2022): Desember
Publisher : Politeknik Kesehatan Kartini Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36049/genitri.v1i2.83

Abstract

Manfaat daun kelor untuk kesehatan memang sudah terkenal sebagai obat herbal. Daun kelor (Moringa oleifera) sejak lama digunakan sebagai obat tradisional yang baik untuk mencegah kanker dan menjaga tekanan darah. Hal ini dipengaruhi oleh kandungannya yang baik untuk kesehatan seperti antioksidan dan berbagai nutrisi lainnya. Antioksidan yang ada dalam kandungan daun kelor, antara lain vitamin C, beta karoten, quercetin, dan chlorogenic acid. Manfaat daun kelor untuk kesehatan memang dipengaruhi oleh nutrisi yang terkandung di dalamnya. Selain antioksidan, daun kelor juga mengandung vitamin dan mineral, antara lain vitamin B6, vitamin B2, vitamin C, vitamin A, zat besi, dan magnesium. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menjelaskan tentang pemanfaatan daun kelor sebagai bahan obat tradisional pada siswa farmasi di SMK Bintang Persada Denpasar. Peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 83 siswa farmasi dengan metode pretest dan post-test. Hasil yang didapatkan yaitu terjadi peningkatan pada nilai pretest (sebelum diberikan edukasi) yaitu sebesar 62,11% menjadi 83,22% pada hasil post-test (setelah diberikan edukasi). Simpulan: Terdapat hubungan bermakna pada nilai post-test yaitu meningkat setelah diadakannya edukasi, sehingga edukasi pemanfaatan daun kelor perlu diberikan untuk meningkatkanemahaman manfaat tanaman herbal sebagai bahan obat tradisional khususnya dalam bidang kefarmasian pada siswa farmasi.
GAMBARAN PERESEPAN OBAT ANTIKOLESTEROL PADA PASIEN POLI JANTUNG DI RUMAH SAKIT DAERAH TABANAN: Trimayasa, Gede; Swari Santi, Made Dwike; Gayatri, Ni Putu Ayu Deviana
MIDWINERSLION Jurnal Kesehatan STIKes Buleleng Vol. 9 No. 1 (2024): MIDWINERSLION Jurnal Kesehatan STIKes Buleleng
Publisher : LPPM STIKes Buleleng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52073/mjksb.v9i1.434

Abstract

Pendahuluan: Penggunaan obat antikolesterol yang tepat dan sesuai dengan pedoman pengobatan sangat penting dalam pengelolaan pasien dengan penyakit jantung. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peresepan obat antikolesterol pada pasien poli jantung di Rumah Sakit daerah Tabanan. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan observasional dengan desain penelitian deskriptif. Data dikumpulkan melalui lembar resep pasien jantung di Rumah Sakit daerah Tabanan pada periode Oktober-Desember 2022 sejumlah 2.568 resep. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil: Analisis data peresepan obat antikolesterol pada pasien di poli jantung diperoleh persentase tertinggi secara beturut-turut adalah obat Simvastatin (83,8%), obat Atorvastatin (13,3%) dan obat Fenofibrat (2,9%) dengan persentasi jenis kelamin yaitu Laki-laki (69,8%) pada usian 56-65 tahun (67,6%). Simpulan: Resep pasien poli jantung di Rumah Sakit daerah Tabanan paling banyak yaitu Simvastatin 20 mg.
ROLE OF PROBIOTICS IN TYPE 2 DIABETES MELLITUS PATIENTS WITH HYPERTENSION: A REVIEW Nugraha, Iwan Saka; Suastini, Ni Made; Santi, Made Dwike Swari
Journal Pharmaceutical Science and Application Vol 5 No 2 (2023): Journal Pharmaceutical Science and Application
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematic and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JPSA.2023.v05.i02.p03

Abstract

Background: Type 2 Diabetes Mellitus (DM) is one of a global health problem. One of the comorbidities that often occurs in patients with type 2 DM is hypertension. Hypertension can increase the risk of cardiovascular complications. One of the causes of type 2 DM and hypertension is gut dysbiosis. An imbalance of gastrointestinal microbiota contributes to chronic inflammation and effects on the insulin action, increases insulin resistance, and leads to endothelial dysfunction. The role of this inflammatory mediator is a new therapeutic target in type 2 DM patients with hypertension. Objective: to describe how probiotic effect in type 2 diabetic patients with hypertension. Methods: All articles were obtained by conducting an electronic search through Pubmed and Google Scholar. Results: Probiotics help to restore the balance of the gastrointestinal microbiota, produce anti-inflammatory mediators, and suppress the pro-inflammatory mediators to control the glycemic profile and blood pressure of patients with type 2 DM with hypertension. All the clinical trial showed that probiotic help to maintaining clinical outcome in diabetic patients with hypertension. Conclusion: Probiotic effective for glycemic control and blood pressure in type 2 DM with hypertension. Keywords: Diabetes; Hypertension; Gut dysbiosis; Probiotics; Inflammation mediators
EFFECT OF INTERVENTION PILL REMINDER IN ORAL DRUG ANTIDIABETIC (OAD) WITH INCREASED COMPLIANCE PATIENT DIABETES MELLITUS TYPE 2: EFFECT OF INTERVENTION PILL REMINDER IN ORAL DRUG ANTIDIABETIC (OAD) WITH INCREASED COMPLIANCE PATIENT DIABETES MELLITUS TYPE 2 Made Dwike Swari Santi
Journal Pharmactive Vol. 1 No. 2 (2022): Jurnal Pharmactive Oktober
Publisher : Institut Teknologi dan Kesehatan Bintang Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang membutuhkan pengobatan jangka panjang (long-term therapy). Pilar utama penatalaksanaan diabetes melitus antara lain pendidikan, perencanaan makan, latihan fisik dan obat-obatan. Hambatan kepatuhan pengobatan dapat dilihat, salah satunya hanya menggunakan Kuesioner Pengobatan Singkat (BMQ). Dalam mengatasi hambatan akan diberikan satu intervensi yang cocok saja adalah pengingat pil. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh intervensi pil pengingat pada penderita diabetes melitus tipe 2 untuk meningkatkan kepatuhan menggunakan anti diabetes oral (OAD) di Universitas Negeri Diabetes Surabaya dan untuk mengetahui pengaruh intervensi untuk meningkatkan kepatuhan terhadap profil penurunan kadar gula darah puasa pada pasien dengan diabetes melitus tipe 2 di Universitas Rumah Diabetes Surabaya. Metode penelitian adalah pre-eksperimen dengan menggunakan satu kelompok pretest-posttest design. Hasil penelitian bahwa sejumlah 24 subjek menunjukkan bahwa intervensi pengingat pil berpengaruh pada peningkatan kepatuhan dan intervensi pengingat pil tidak berpengaruh pada penurunan gula darah puasa.
ANALISIS PENGARUH KELENGKAPAN OBAT, FASILITAS APOTEK, KUALITAS PELAYANAN KEFARMASIAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN APOTEK K-24 JAJAG Arifiani, Lia Novi; Sari.S, Made Dwike; Yasa, Gede Trima
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 7 No 1 (2025): Jurnal Kesehatan Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jkpharm.v7i1.2838

Abstract

Latar Belakang: Kepuasan pasien merupakan indikator penting dalam menilai kualitas pelayanan di apotek dan kepuasan muncul apabila pelayanan melebihi atau sesuai dengan harapan, kekecewaan timbul apabila pelayanan berada di bawah harapan.kefarmasian terhadap kepuasan pasien di Apotek K-24 Jajag. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kelengkapan obat, fasilitas apotek, dan kualitas pelayanan kefarmasian terhadap kepuasan pasien di Apotek K-24 Jajag. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel terdiri dari 90 pasien yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner terstruktur yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, serta dilengkapi dengan wawancara dan observasi langsung. Analisis data dilakukan menggunakan uji Spearman Rank dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 27. Hasil: Analisis univariat menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap kelengkapan obat, fasilitas apotek, dan kualitas pelayanan berada dalam kategori baik hingga sangat baik. Uji bivariat menunjukkan bahwa fasilitas apotek (p=0,000; r=0,679) dan kualitas pelayanan kefarmasian (p=0,000; r=0,386) memiliki pengaruh yang signifikan dan kuat terhadap kepuasan pasien. Sebaliknya, kelengkapan obat tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien (p=0,395; r=0,091). Kesimpulan: Peningkatan fasilitas apotek dan kualitas pelayanan kefarmasian memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kepuasan pasien, sementara kelengkapan obat bukan merupakan faktor dominan dalam konteks ini. Kata kunci : Kepuasan Pasien, kelengkapan obat, fasilitas apotek, pelayanan kefarmasian, apotek k-24 jajag