Muhammad, Khansa Fatihah
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Evaluation of the Productive Age Health Services Implementation in Bekasi City Muhammad, Khansa Fatihah; Achadi, Anhari
Journal of Public Health for Tropical and Coastal Region Vol 7, No 2 (2024): Journal of Public Health for Tropical and Coastal Region
Publisher : Faculty of Public Health, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jphtcr.v7i2.23702

Abstract

AbstractIntroduction: Productive-age health services in Bekasi have not reached the standard target of 100%. By 2023, the percentage of productive-age health services was 27.96%. Therefore, this study aims to conduct a formative evaluation of the implementation of productive-age health services in Bekasi City based on the logical framework, especially in the Mustika Jaya Community Health Centre and Rawa Tembaga Community Health Centre.Methods: This was a qualitative study with a case study design conducted over two weeks. The data were collected through in-depth interviews. The informants were selected based on the principles of appropriateness and adequacy.Results: The study found that while health equipment, funding, and human resources are generally adequate, challenges persist in data management and human resource capacity-building. The recording and reporting system, SI-PTM, requires improvement in integrated data management. There is a need for increased awareness among the target population through innovative outreach programmes. The short-term goal of productive-age health services aligns with the long-term vision outlined in RPJMD.Conclusion:  The implementation of productive-age health services in Bekasi City requires further improvement to achieve the 100% minimum health service standard. Community Health Centers in Bekasi City can enhance cross-program and cross-sectoral collaboration with productive-age health services, increase people's awareness with an innovative outreach, and ensure that human resources in productive-age health services receive training.  
FACTORS INFLUENCING TELEHEALTH UTILIZATION IN MENTAL HEALTH SERVICES: SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW Muhammad, Khansa Fatihah; Achadi, Anhari
Journal of Community Mental Health and Public Policy Vol. 7 No. 1 (2024): OCTOBER
Publisher : Lembaga Penelitian dan Terapan untuk Kesehatan Jiwa (Lenterakaji)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51602/cmhp.v7i1.168

Abstract

Background: Mental health is an increasing concern in public policy, demanding better services and support. Consultations and treatments for mental health can be accessed through online services via telehealth. While telehealth offers advantages for mental health services, it also presents challenges, necessitating improvements in quality to enhance service delivery. Purpose: This journal aims to explore factors influencing the use of telehealth for mental health services, focusing on technology, telehealth quality, and other relevant aspects. Methods: A systematic literature review was conducted using articles sourced from Google Scholar, Garuda, and ProQuest. Results: Telemedicine, as a component of telehealth, has emerged as a vital alternative to in-person mental health care. Despite challenges such as limited technological access and privacy concerns, electronic and telephone-based platforms have demonstrated the potential to empower patients and enhance care accessibility. Conclusion: The increasing importance of mental health has raised demand for efficient digital solutions like telehealth, which can lower costs and improve service access. However, expanding telehealth requires addressing challenges such as technological limitations, privacy issues, and the need for supportive policies. Tackling these issues is essential for integrating telehealth into mainstream mental health services and ensuring sustainable growth. ABSTRAK Latar Belakang: Kesehatan mental menjadi perhatian yang semakin meningkat dalam kebijakan publik, menuntut layanan dan dukungan yang lebih baik. Konsultasi dan pengobatan kesehatan mental dapat diakses melalui layanan online dengan telehealth. Meskipun telehealth menawarkan berbagai keuntungan untuk layanan kesehatan mental, ada juga tantangan yang memerlukan peningkatan kualitas untuk memperbaiki penyampaian layanan. Tujuan: untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan telekesehatan untuk layanan kesehatan mental, dengan fokus pada teknologi, kualitas telekesehatan, dan aspek-aspek relevan lainnya. Metode: Tinjauan literatur sistematis dilakukan dengan menggunakan artikel yang bersumber dari Google Scholar, Garuda, dan ProQuest. Hasil: Telemedicine, sebagai bagian dari telehealth, telah muncul sebagai alternatif penting untuk perawatan kesehatan mental secara langsung. Meskipun terdapat tantangan seperti keterbatasan akses teknologi dan masalah privasi, platform berbasis elektronik dan telepon menunjukkan potensi untuk memberdayakan pasien dan meningkatkan akses perawatan. Kesimpulan: Peningkatan kepentingan kesehatan mental telah meningkatkan permintaan terhadap solusi digital yang efisien seperti telehealth, yang dapat menurunkan biaya dan meningkatkan akses layanan. Namun, perluasan telehealth memerlukan penanganan tantangan seperti keterbatasan teknologi, masalah privasi, dan kebutuhan akan kebijakan yang mendukung. Mengatasi tantangan ini penting untuk mengintegrasikan telehealth dalam layanan kesehatan mental utama dan memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Mal Orang Sehat Sebagai Penerapan Paradigma Sehat Dan Respon Masyarakat Berdasarkan Precaution Adoption Process Model Di Puskesmas Sobo, Kabupaten Banyuwangi Muhammad, Khansa Fatihah; Wulandari, Ratna Dwi
Preventif : Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 12 No. 2 (2021): Volume 12 No.2 (2021)
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/preventif.v12i2.199

Abstract

Kabupaten Banyuwangi pada awal tahun 2019 meresmikan program pelayanan ‘Mal Orang Sehat (MOS)’ dan diimplementasikan pada seluruh 45 Puskesmas di Banyuwangi. MOS bertujuan untuk mewujudkan paradigma sehat yang juga merupakan salah satu prinsip penyelenggaraan Puskesmas. Kunjungan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan MOS disebut juga dengan, “Kunjungan sehat”. Target capaian MOS adalah persentase kunjungan sehat yang lebih tinggi dari kunjungan sakit. Berdasarkan data dari Dinas Kabupaten Kesehatan Banyuwangi, diketahui bahwa pada bulan Januari sampai Desember 2019, persentase kunjungan sehat terendah di Kabupaten Banyuwangi berada di Puskesmas Sobo dengan persentase sebesar 7,47%. Penelitian yang menggunakan metode deskriptif kuantitatif ini ini dilakukan untuk mengetahui respon masyarakat terhadap pelayanan MOS di Puskesmas berdasarkan Precaution Adoption Process Model (PAPM). Teknik sampling yang digunakan adalah proportional sampling dengan sejumlah 100 orang sampel yang merupakan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sobo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden masyarakat (51%) berada pada stage 1 berdasarkan PAPM, yang berarti mayoritas masyarakat wilayah kerja Puskesmas Sobo sama sekali belum mengetahui adanya pelayanan MOS di Puskesmas. Oleh karena itu, rekomendasi yang dapat diberikan adalah dengan meningkatkan dan memperkuat promosi kesehatan MOS, agar lebih banyak masyarakat yang mengetahui pelayanan MOS dan demi terwujudnya target capaian MOS di Puskesmas.