Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : 2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN

Kecemasan Berdampak kepada Keteraturan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri Sundari, Sundari; Arwiyantasari, Wida Rahma; Ardhianingtyas, Nisa
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 13, No 3 (2023): Agustus 2023
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik13301

Abstract

In general, the menstrual cycle lasts about five days. The occurrence of menstruation is influenced by the hormonal system and it is also possible that someone who experiences menstruation has psychological problems. This study aimed to determine the relationship between the anxiety level of adolescent girls and the regularity of the menstrual cycle. This research was carried out using a cross-sectional design. This research involved 53 adolescent girls who were chosen randomly. Data on anxiety levels were collected through the HARS questionnaire, while data on menstrual regularity were also obtained through interviews. The correlation between the two variables was analyzed using the Chi-Square test. The results showed that the majority of adolescent girls experienced anxiety (51%); and the majority of them experience irregular menstrual cycles (88.9%). The results of the analysis for hypothesis testing showed a p value = 0.000 or there was a significant correlation between anxiety levels and the regularity of the menstrual cycle. Furthermore, it was concluded that the level of anxiety had an impact on the regularity of the menstrual cycle in adolescent girls.Keywords: anxiety level; menstrual cycle; adolescent girls ABSTRAK Pada umumnya, siklus menstruasi berlangsung selama sekitar lima hari. Terjadinya menstruasi dipengaruhi oleh sistem hormonal dan tidak menutup kemungkinan juga seseorang yang mengalami menstruasi mempunyai masalah psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan remaja putri dengan keteraturan siklus menstruasi. Penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan rancangan cross-sectional. Penelitian ini melibatkan 53 remaja putri yang dipilih secara random. Data tentang tingkat kecemasan dikumpulkan melalui kuesioner HARS, sedangkan data tentang keteraturan menstruasi juga diperoleh melalui  wawancara. Korelasi antara kedua variabel dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas remaja putri mengalami kecemasan (51%); dan mayoritas dari mereka mengalami siklus mestruasi yang tidak teratur (88,9%). Hasil analisis untuk pengujian hipotesis menunjukkan nilai p = 0,000 atau ada korelasi secara signifikan antara tingkat kecemasan dengan keteraturan siklus menstruasi. Selanjutnya disimpulkan bahwa tingkat kecemasan berdampak kepada keteraturan siklus menstruasi pada remaja putri.  Kata kunci: tingkat kecemasan; siklus menstruasi; remaja putri
Pengetahuan dan Perubahan Pola Haid Ibu Setelah Menggunakan Kontrasepsi Pil Kombinasi Ardhianingtyas, Nisa; Arwiyantasari, Wida Rahma; Sundari, Sundari
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 15, No 1 (2025): Januari-Maret 2025
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik15103

Abstract

Changes in menstrual patterns in family planning participants who use combination pills can occur due to the influence of the hormones estrogen and progesterone. This study aimed to identify knowledge and changes in mothers' menstrual patterns after using combined pill contraception. This research was a descriptive study involving 33 combined pill contraceptive users at the Independent Practice of Midwife Ny. Hariyati, Madiun Regency, which was selected using accidental sampling technique. Data about knowledge and changes in menstrual patterns were obtained through filling out questionnaires. Data were analyzed descriptively in the form of frequencies and proportions. The results of the analysis showed that the distribution of knowledge levels was: good = 12.12%, sufficient = 60.60% and poor = 27.27%. Meanwhile, the distribution of changes in menstrual patterns was: amenorrhea = 9.09%, spotting = 33.33% and no change = 57.57%. It could be concluded that mothers' knowledge about combined pill contraception is not optimal and the dominant change in menstrual patterns is spotting.Keywords: family planning; combination pills; knowledge; menstrual pattern; spotting ABSTRAK Perubahan pola haid pada peserta keluarga berencana yang menggunakan pil kombinasi dapat terjadi akibat pengaruh hormon estrogen dan progesteron. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan perubahan pola haid ibu setelah menggunakan kontrasepsi pil kombinasi. Penelitian ini merupakan studi deskriptif yang melibatkan 33 pengguna kontrasepsi pil kombinasi di Praktik Mandiri Bidan Ny. Hariyati, Kabupaten Madiun, yang dipilih dengan teknik accidental sampling. Data tentang pengetahuan dan perubahan pola haid diperoleh melalui pengisian kuesioner. Data dianalisis secara deskriptif berupa frekuensi dan proporsi. Hasil analisis menunjukkan bahwa distribusi tingkat pengetahuan adalah:  baik = 12,12%, cukup = 60,60% dan kurang = 27,27%. Sementara itu, distribusi perubahan pola haid adalah: amenorhea = 9,09%, spotting = 33,33% dan tak ada perubahan = 57,57%. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu tentang kontrasepsi pil kombinasi belum maksimal dan perubahan pola haid yang dominan adalah spotting.Kata kunci: keluarga berencana; pil kombinasi; pengetahuan; pola haid; spotting
Pola Asuh Orang Tua Sebagai Prediktor dari Perilaku Anak Prasekolah Hardika, Mufida Dian; Sundari, Sundari; Arwiyantasari, Wida Rahma
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 13, No 3 (2023): Agustus 2023
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik13302

Abstract

Parenting is a method of consistent behavior that is applied to children from time to time. Thus, parenting patterns that are not in accordance with the child's needs and conditions often cause children to experience less than optimal development. During the preschool period commonly known as the "golden age". Caregiver behavior that does not meet the child's needs can have a negative impact on the child. The aim of this research was to analyze parenting patterns as a predictor of preschool-age children's behavior in kindergarten in Candimulyo Village, Dolopo District, Madiun Regency. This research waan analytical study with a cross-sectional design. The research sample was 45 parents and children who were selected using the simple random sampling method. Data was collected through filling out questionnaires for parenting patterns and secondary data which included a compilation of developmental assessments of preschool children. Next, analysis was carried out using the Chi-square based contingency coefficient test. The research results showed that the contingency coefficient was 0.623, with a p value of 0.000. Thus, it could be interpreted that there was a correlation between parenting patterns and preschool children's behavior. So it is then concluded that parenting styles can be a predictor of preschool children's behavior.Keywords: preschool children; behavior; parenting; parent ABSTRAK Pola asuh adalah suatu metode perilaku konsisten yang diterapkan kepada anak dari masa ke masa. Dengan demikian, pola asuh yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan kondisi anak tak jarang menyebabkan anak mengalami perkembangan yang kurang optimal. Selama masa prasekolah yang biasa dikenal sebagai "masa emas". Perilaku pengasuh yang tidak memenuhi kebutuhan anak dapat berdampak negatif yang merugikan bagi anak. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pola asuh orang tua sebagai prediktor perilaku anak usia prasekolah dalam taman kanak-kanak di Desa Candimulyo, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan rancangan cross-sectional. Sampel penelitian adalah 45 orang tua dan anak yang diseleksi dengan metode simple random sampling. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner untuk pola asuh oratua dan data sekunder yang mencakup kompilasi penilaian perkembangan anak prasekolah. Selanjutnya dilakukan analisis dengan uji koefisien kontingensi berbasis Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien kontingensi adalah 0,623, dengan nilai p adalah 0,000. Dengan demikian bisa ditafsirkan bahwa ada korelasi antara pola asuh orangtua dengan perilaku anak prasekolah. Maka selanjutnya disimpulkan bahwa pola asuh orangtua bisa menjadi prodiktor bagi perilaku anak prasekolah.Kata kunci:  anak prasekolah; perilaku; pola asuh; orang tua    
Inisiasi Menyusu Dini Berdampak Positif Terhadap Pelepasan Plasenta pada Persalinan Kala III Sari, Rury Narulita; Ardhianingtyas, Nisa; Arwiyantasari, Wida Rahma; Nugroho, Setyo Mahanani
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 13, No 4 (2023): November 2023
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik13403

Abstract

In Indonesia, early initiation of breastfeeding is only carried out by 4% of mothers giving birth. Finding a hospital that is willing to initiate early breastfeeding is also an obstacle. Not all health workers and health facilities understand and are willing to carry out this program. So research was needed that aimed to analyze early initiation of breastfeeding on placental release in mothers in the third stage of labor. Researchers implemented a cross-sectional study, involving 37 mothers giving birth at the Maddiri Midwife Practice, Ny. Sisfitriyah, Madiun, selected using simple random sampling technique. Data was collected through direct observation, then analyzed using the independent samples t-test. The results of the analysis showed that the average length of placental release for mothers who initiated early breastfeeding was 7.9 minutes; meanwhile, for mothers who did not initiate early breastfeeding, it was 18 minutes. The t-count value was 9.853, while the t-table was 2.2065. So it was interpreted that there was a significant length of placental detachment between mothers who carried out and did not carry out early initiation of breastfeeding with a higher speed in mothers who carry out early initiation of breastfeeding. Thus, it could be concluded that early initiation of breastfeeding can accelerate the release of the placenta in parturient mothers.Keywords: early initiation of breastfeeding; detachment of the placenta; third stage of labor ABSTRAK Di Inonesia, inisiasi menyusu dini baru dilakukan oleh 4% ibu melahirkan. Mencari rumah sakit yang bersedia melakukan inisiasi menyusu dini juga menjadi salah satu kendala. Belum semua tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang sudah memahami dan mau melakukan program tersebut. Maka diperlukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis inisiasi menyusu dini terhadap pelepasan plasen pada ibu bersalin kala III. Peneliti menerapkan studi cross-sectional, yang melibatkan 37 ibu bersalin di Praktik Madiri Bidan Ny. Sisfitriyah, Madiun, yang dipilih dengan teknik simple random sampling.  Data dikumpulkan melalui observasi langsung, lalu dianalisis menggunakan independent samples t-test. Hasil analisis menunjukkan bahwa rerata lama pelepasan plasenta ibu yang melaksanakan inisiasi menyusu dini adalah 7,9 menit; sedangka pada ibu yang tidak melaksanakan inisiasi menyusu dini adalah 18 menit. Nilai t-hitung adalah 9,853, sedangkan t-tabel adalah 2,2065. Maka ditafsirkan bahwa ada lama pelepasan plasenta secara signifikan antara ibu yang melaksanakan dan tidak melaksanakan inisiasi menyusu dini dengan kecepatan lebih tinggi pada ibu yang melaksanakan inisiasi menyusu dini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa inisiasi menyusu dini dapat mempercepat pelepasan plasenta pada ibu bersalin.Kata kunci: inisiasi menyusu dini; pelepasan plasenta; kala III persalinan
Masalah Anemia dan Rendahnya Konsumsi Sumber Heme pada Remaja Putri Arwiyantasari, Wida Rahma; Hardika, Mufida Dian; Sundari, Sundari
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 14, No 4 (2024): Oktober-Desember 2024
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik14402

Abstract

Anemia is very risky for adolescent girls because the need for iron at this age increases due to growth, menstruation, and dietary behavior which often violates nutritional rules. So research was needed that aimed to determine the incidence of anemia and eating habits, especially consumption of heme sources in adolescent girls. This research was a descriptive study involving 80 class XII students of SMAN 1 Nglames, Madiun Regency, who were selected using the simple random sampling method. Data regarding the incidence of anemia was obtained through direct hemoglobin examination, while data regarding consumption habits of heme sources was obtained through filling out a questionnaire. The research results showed that daily consumption of non-heme sources was higher than consumption of heme food sources. Meanwhile, 29 out of 80 adolescent girls (36.25%) experienced anemia. It was concluded that the incidence of anemia in adolescent girls at SMAN 1 Nglames, Madiun was still high, and their behavior in consuming heme sources was still lacking.Keywords: adolescent girls; anemia; consumption; heme ABSTRAK Anemia sangat beresiko bagi remaja putri karena kebutuhan zat besi pada usia ini meningkat akibat pertumbuhan, menstruasi, juga perilaku diet yang sering melanggar aturan gizi. Maka diperlukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kejadian anemian dan kebiasaan makan, khususnya konsumsi sumber heme pada remaja putri. Penelitian ini merupakan studi deskriptif yang melibatkan 80 siswa kelas XII SMAN 1 Nglames Kabupaten Madiun, yang dipilih dengan metode simple random sampling. Data tentang kejadian anemia diperoleh melalui pemeriksaan hemoglobin secara langsung, sedangkan data tentang kebiasan konsumsi sumber heme diperoleh melalui pengisian kuesioner. Hasil penelitian meunjukkan bahwa konsumsi harian sumber non heme lebih tinggi dibandingkan konsumsi sumber makanan heme. Sementara itu, 29 dari  80 remaja putri (36,25%) mengalami anemia. Disimpulkan bahwa kejadian anemia pada remaja putri di SMAN 1 Nglames, Madiun masih tinggi, dan perilaku mereka untuk mengonsumsi sumber heme masih kurangKata kunci: remaja putri; anemia; konsumsi; heme
Amenorhea dan Spotting sebagai Efek Samping Utama Pemakaian Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroksi Progesterone Acetat) Arwiyantasari, Wida Rahma; Ardhianingtyas, Nisa; Sari, Rury Narulita
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 14, No 2 (2024): April-Juni 2024
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik14201

Abstract

One of the most effective family planning methods is the injectable hormonal contraceptive Depo Medroxy Progesterone Acetat. However, this contraception can cause menstrual disorders as one of the side effects that is often found. This study aimed to describe in detail the side effects in the form of menstrual disorders in family planning acceptors with the injectable contraceptive Depo Medroxy Progesterone Acetat. This research was a quantitative descriptive study, involving 45 family planning acceptors with the Depo Medroxy Progesterone Acetat contraception at the Independent Practice of Midwife Endah Wiendarti, Madiun, who were selected randomly. The variable measured was menstrual disorders, with a questionnaire as the measurement tool used. The collected data was analyzed using descriptive statistical methods in the form of frequencies and proportions and presented in the form of diagrams and tables. The results of the analysis showed that the distribution of menstrual disorders that occurred was: amenorrhea 21 (46.7%), spotting (33.3%), hypomenorrhoea (6.7%), oligomenorrhea (6.7%), polymenorrhea (4.4% ) and menorrhagia (2.2%). Based on the research results, it was concluded that amenorrhea and spotting were the main menstrual disorders experienced by family planning acceptors with injectable contraception at the Medroxy Progesterone Acetate Depo at the Independent Practice of Midwife Endah Wiendarti, Madiun.Keywords: injectable contraception; Depo Medroxy Progesterone Acetate Amenorrhea; amenorrhea; spottingABSTRAK Salah metode keluarga berencana yang paling efektif adalah kontrasepsi hormonal suntik Depo Medroksi Progesterone Acetat. Namun kontrasepsi ini dapat menimbulkan gangguan haid sebagai salah satu efek samping yang sering ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara terperinci tentang efek samping berupa gangguan haid pada akseptor keluarga berencana dengan kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesterone Acetat. Penelitian ini merupakan studi deskriptif kuantitatif, yang melibatkan 45 akseptor keluarga berencana dengan kontrasepsi Depo Medroksi Progesterone Acetat di Praktik Mandiri Bidan Endah Wiendarti, Madiun, yang dipilih secara random. Variabel yang diukur adalah gangguan haid, dengan kuesioner sebagai alat pengukuran yang digunakan. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan metode statistika deskriptif berupa frekuensi dan proporsi dan disajikan berupa diagram dan tabel. Hasil analisis menunjukkan bahwa distribusi gangguan haid yang terjadi adalah: amenorea 21 (46,7%), spotting (33,3%), hipomenorea (6,7%), oligomenorea (6,7%), polimenorea (4,4%) dan menoragia (2,2%). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa amenorea dan spotting merupakan gangguan haid utama yang dialami oleh akseptor keluarga berencana dengan kontrasepsi suntik di Depo Medroksi Progesterone Acetat di Praktik Mandiri Bidan Endah Wiendarti, Madiun.Kata kunci: kontrasepsi suntik; Depo Medroksi Progesterone Acetat Amenorea; amenorea; spotting