Bisnis yang berkelanjutan merupakan pertumbuhan dan perkembangan suatu usaha yang diiringi dengan kian meningkatnya kesadaran maupun pemahaman terhadap tujuanĀ Pembangunan Berkelanjutan 2030. Dengan kata lain, para pelaku usaha didorong untuk mengembangkan bisnisnya agar senantiasa berada di dalam titik keseimbangan 3P (Three Bottom Line), juga menuju tercapainya 5P (Five Bottom Line). Salah satu tujuan yang diupayakan tercapai dari Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 adalah terjaminnya ketersediaan dan manajemen air serta sanitasi yang berkelanjutan untuk semua. PT XYZ yang bergerak di bidang manufaktur makanan dan minuman di daerah Tangerang Selatan, Banten, melihat pengelolaan air hujan sebagai peluang untuk perbaikan berkesinambungan Sistem Manajemen Lingkungan perusahaan. Dari hasil penelitian dengan metode deskriptif kuantitatif yang dilakukan di PT XYZ, diketahui bahwa PT XYZ memiliki luas lahan tertutup sebesar 20.948 m2, sehingga PT XYZ harus membuat biopori sebanyak 2.993 buah, yang akan diselesaikan secara bertahap hingga 5 tahun berjalan dengan biaya pengerjaan sekitar Rp36.748.777,-/tahunnya.Sustainable business is the growth and development of a business accompanied by increasing awareness and understanding of the 2030 Sustainable Development Goals. In other words, business actors are encouraged to develop their businesses so that they are always on the 3P (Three Bottom Line) balance point, and working towards achieving the 5P (Five Bottom Line). One of the goals that the 2030 Agenda for Sustainable Development seeks to achieve is ensuring the availability and sustainable management of water and sanitation for all. PT XYZ, which operates in the food and beverage manufacturing sector in the South Tangerang area, Banten, sees rainwater management as an opportunity for continuous improvement of the company's Environmental Management System. From the quantitative descriptive research method that was conducted at PT XYZ, it was known that PT XYZ had a covered land area of 20,948 m2, so PT XYZ had to make 2,993 biopores, which would be completed in stages up to 5 years running at a construction cost of around 36,748,777 IDR/year.