Pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian dan menjadi mata pencaharian utama penduduk, terutama di daerah pedesaan. Untuk mencapai hasil terbaik dalam usahatani, diperlukan perlakuan khusus melalui empat tahapan utama: waktu dan penyiapan lahan, penanaman dan pemeliharaan tanaman, pemanenan, dan pengolahan pasca panen. Salah satu proses penting dalam pengolahan pasca panen adalah pengeringan gabah, yang tujuannya adalah untuk mengurangi kadar air agar dapat diproses lebih lanjut atau disimpan dalam jangka panjang. Penelitian ini berupaya mengatasi tantangan umum yang dihadapi petani, seperti gangguan hewan pemakan beras dan ketidakpastian cuaca selama proses pengeringan. Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem ini adalah metode prototype, yang memungkinkan pengembangan aplikasi dan evaluasi pengguna secara cepat. Dalam fase pengembangan, kami memanfaatkan Arduino NodeMCU sebagai pengontrol utama yang menerima data dari berbagai sensor. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sensor DHT11 menunjukkan kesalahan dalam pembacaan suhu, dengan perbedaan berkisar antara 1,20°C hingga 2,80°C, dan akurasi pengukuran suhu berkisar antara 90,67% hingga 95,86%. Persentase kesalahan dihitung menggunakan rumus PE=(selisih data/nilai termometer)X100. Selanjutnya sensor PIR berhasil mendeteksi pergerakan ayam dalam jarak kurang dari 2,5 meter dalam 16 dari 30 pengujian, sedangkan 14 pengujian lainnya gagal mendeteksi pergerakan. Melalui penerapan sistem ini diharapkan dapat membantu petani dalam mengoptimalkan proses pengeringan padi, memanfaatkan sinar matahari secara efisien, menghemat waktu dan tenaga, serta menghindari gangguan dari hewan pemakan beras. Sistem ini dapat diakses melalui internet (IoT), memungkinkan pemantauan dan kontrol online yang lebih baik. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi praktis bagi petani untuk meningkatkan hasil pertaniannya.Pertanian, NodeMCU, Internet off Things, Arduino.