Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ANALISIS PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON YANG MENGGUNAKAN PASIR GUNUNG GALUNGGUNG TASIKMALAYA DAN PASIR GUNUNG KAYAMUTH GARUT Muhammad Dewa, Febri; Nurdianto, Risnandar
JITSi : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 3 No. 2 (2023): JUNI 2023
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/jitsi.v3i2.1303

Abstract

Abstract— In Indonesia, the development of an increasingly modern infrastructure development mostly uses concrete as a construction material. In Tasikmalya city there is sand mining produced from the eruption of mount Galunggung which is used as a concrete material. Besides that, there is sand that is used by the people of Malangbong sub-district, Garut Regency, namely sand dug from mount kayamuth. Therefore 18 normal concrete specimens were made, to determine the high compressive strength and the high compressive strength value of each mixture. The fine aggregate used in this research was Galunggung Tasikmalaya Mountain sand and Kayamuth Garut Mountain sand. The research method used in this study is an experimental method in the laboratory. The aim of this research is to determine the design of concrete mixtures with concrete quality fc’24,90 MPa, concrete compressive strength values at 3, 7, and 28 days, to compare the concrete compressive strength results from the two areas of sand, and which sand is better for concrete mixtures. The results of the concrete compressive strength test on the sand of Galungung Tasikmalaya Mountain at the age of 28 days of concrete is 26,28 MPa. And on the sand of Kayamuth Garut Mountain at the age of 28 days of concrete is 20,21 MPa. The result of the comparison at the differences between the sands at the age of 3, 7, and 28 days were 3,76 MPa, 2,02 MPa, and 6,07 MPa. Based on the result of concrete compressive strength, sand Galunggung Tasikmalaya Mountain is the best for mixing concrete. Keywords — Galunggung Tasikmalaya mountain sand, Kayamuth Garut mountain sand, Concrete quality fc’24,90 MPa, Concrete compressive strength. Abstrak— Di Indonesia perkembangan pembangunan infrasturktur yang semakin modern kebanyakan menggunakan beton sebagai bahan konstruksinya. Di kota Tasikmalya terdapat penambangan pasir yang dihasilkan dari letusan Gunung Galunggung yang digunakan sebagai material beton. Selain itu ada pasir yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut yaitu pasir galian dari Gunung Kayamuth. Oleh karena itu dibuat 18 benda uji beton normal, untuk mengetahui niali kuat tekan dari masing-masing campuran. Agregat halus yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir Gunung Galunggung Tasikmalaya dan pasir Gunung Kayamuth Garut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen di laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan desain campuran beton dengan mutu beton fc'24,90 MPa, nilai kuat tekan beton pada umur 3, 7, dan 28 hari, membandingkan hasil kuat tekan beton dari kedua pasir, dan pasir mana yang lebih baik untuk campuran beton. Hasil uji kuat tekan beton pasir Gunung Galungung Tasikmalaya pada umur beton 28 hari adalah 26,28 MPa. Dan pada pasir Gunung Kayamuth Garut pada umur beton 28 hari adalah 20,21 MPa. Hasil perbandingan selisih antara pasir pada umur 3, 7, dan 28 hari adalah 3,76 MPa, 2,02 MPa, dan 6,07 MPa. Berdasarkan hasil kuat tekan beton, pasir Gunung Galunggung Tasikmalaya paling baik untuk campuran beton. Kata kunci — Pasir gunung Galunggung Tasikmalaya, Pasir gunung Kayamuth Garut, Mutu fc’24,90 MPa, Kuat tekan beton.
ANALISIS PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN LIMBAH GENTENG TANAH LIAT PENGGANTI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON Aziyasa, Bobby; Nurdianto, Risnandar
JITSi : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 3 No. 2 (2023): JUNI 2023
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/jitsi.v3i2.1305

Abstract

Abstract— Concrete is widely used for the construction of buildings, roads, bridges and others. The large number of concrete uses in the construction results in an increase in the need for concrete material, one of which is coarse aggregate, thus triggering the mining of stone as one of the materials for forming concrete on a large scale which causes a decrease in the amount of natural resources available for concrete purposes. Tiles made of clay are generally easier to obtain than other raw materials, apart from that in our area the remains of broken tiles or what are often called tile waste fragments are simply thrown away by the owner or sometimes only used for a mixture of landfills for local residents. The purpose of this research is to analyze the design mix design concrete mix quality fc’ 18,68 MPa with a normal concrete mix and with the addition of a mixture of coarse aggregate tile waste fragments, as well as to analyze the effect of tile waste fraction as a substitute for coarse aggregate with certain variables on the compressive strength of concrete. The method used in this study is the experimental method in the laboratory. The results of testing the compressive strength of concrete for each mixture aged 28 days resulted in concrete compressive strength values of 19,35 MPa, 17,13 MPa, 14,63 MPa and 13,76 MPa. So the results of adding tile waste fragments are not suitable for use in the quality of structural concrete. Keywords — coarse aggregate, clay tile waste, concrete compressive strength Abstrak— Beton banyak digunakan untuk konstruksi bangunan gedung, jalan, jembatan dan lainnya. Banyaknya jumlah penggunaan beton dalam konstruksi tersebut mengakibatkan peningkatan kebutuhan material beton salah satunya yaitu agregat kasar, sehingga memicu penambangan batu sebagai salah satu bahan pembentuk beton secara besar-besaran yang menyebabkan turunnya jumlah sumber alam yang tersedia untuk keperluan pembetonan. Genteng yang terbuat dari tanah liat umumnya lebih mudah didapatkan dari pada bahan baku lainnya, selain itu di daerah kita sisa genteng yang pecah atau yang sering disebut pecahan limbah genteng hanya dibuang begitu saja oleh pemiliknya atau kadang hanya dimanfaatkan untuk campuran tanah urugan warga sekitar. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis perencanaan mix desain campuran beton mutu fc’ 18,68 MPa dengan campuran beton normal dan dengan penambahan campuran agregat kasar pecahan limbah genteng, serta untuk menganalis pengaruh pecahan limbah genteng sebagai pengganti agregat kasar dengan variabel tertentu terhadap kuat tekan beton. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode eksperimen di Laboratorium. Hasil pengujian nilai kuat tekan beton pada setiap campuran umur 28 hari dihasilkan nilai kuat tekan beton masing-masing sebesar 19,35 MPa, 17,13 MPa, 14,63 MPa dan 13,76 MPa. Jadi hasil penambahan pecahan limbah genteng tidak layak digunakan pada mutu beton structural. Kata kunci — agregat kasar, pecahan limbah genteng tanah liat, kuat tekan beton
ANALISIS PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON YANG MENGGUNAKAN PASIR GUNUNG GALUNGGUNG TASIKMALAYA DAN PASIR GUNUNG KAYAMUTH GARUT Muhammad Dewa, Febri; Nurdianto, Risnandar
JITSi : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 3 No. 2 (2023): JUNI 2023
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/jitsi.v3i2.1303

Abstract

Abstract— In Indonesia, the development of an increasingly modern infrastructure development mostly uses concrete as a construction material. In Tasikmalya city there is sand mining produced from the eruption of mount Galunggung which is used as a concrete material. Besides that, there is sand that is used by the people of Malangbong sub-district, Garut Regency, namely sand dug from mount kayamuth. Therefore 18 normal concrete specimens were made, to determine the high compressive strength and the high compressive strength value of each mixture. The fine aggregate used in this research was Galunggung Tasikmalaya Mountain sand and Kayamuth Garut Mountain sand. The research method used in this study is an experimental method in the laboratory. The aim of this research is to determine the design of concrete mixtures with concrete quality fc’24,90 MPa, concrete compressive strength values at 3, 7, and 28 days, to compare the concrete compressive strength results from the two areas of sand, and which sand is better for concrete mixtures. The results of the concrete compressive strength test on the sand of Galungung Tasikmalaya Mountain at the age of 28 days of concrete is 26,28 MPa. And on the sand of Kayamuth Garut Mountain at the age of 28 days of concrete is 20,21 MPa. The result of the comparison at the differences between the sands at the age of 3, 7, and 28 days were 3,76 MPa, 2,02 MPa, and 6,07 MPa. Based on the result of concrete compressive strength, sand Galunggung Tasikmalaya Mountain is the best for mixing concrete. Keywords — Galunggung Tasikmalaya mountain sand, Kayamuth Garut mountain sand, Concrete quality fc’24,90 MPa, Concrete compressive strength. Abstrak— Di Indonesia perkembangan pembangunan infrasturktur yang semakin modern kebanyakan menggunakan beton sebagai bahan konstruksinya. Di kota Tasikmalya terdapat penambangan pasir yang dihasilkan dari letusan Gunung Galunggung yang digunakan sebagai material beton. Selain itu ada pasir yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut yaitu pasir galian dari Gunung Kayamuth. Oleh karena itu dibuat 18 benda uji beton normal, untuk mengetahui niali kuat tekan dari masing-masing campuran. Agregat halus yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir Gunung Galunggung Tasikmalaya dan pasir Gunung Kayamuth Garut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen di laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan desain campuran beton dengan mutu beton fc'24,90 MPa, nilai kuat tekan beton pada umur 3, 7, dan 28 hari, membandingkan hasil kuat tekan beton dari kedua pasir, dan pasir mana yang lebih baik untuk campuran beton. Hasil uji kuat tekan beton pasir Gunung Galungung Tasikmalaya pada umur beton 28 hari adalah 26,28 MPa. Dan pada pasir Gunung Kayamuth Garut pada umur beton 28 hari adalah 20,21 MPa. Hasil perbandingan selisih antara pasir pada umur 3, 7, dan 28 hari adalah 3,76 MPa, 2,02 MPa, dan 6,07 MPa. Berdasarkan hasil kuat tekan beton, pasir Gunung Galunggung Tasikmalaya paling baik untuk campuran beton. Kata kunci — Pasir gunung Galunggung Tasikmalaya, Pasir gunung Kayamuth Garut, Mutu fc’24,90 MPa, Kuat tekan beton.
ANALISIS PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN LIMBAH GENTENG TANAH LIAT PENGGANTI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON Aziyasa, Bobby; Nurdianto, Risnandar
JITSi : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 3 No. 2 (2023): JUNI 2023
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/jitsi.v3i2.1305

Abstract

Abstract— Concrete is widely used for the construction of buildings, roads, bridges and others. The large number of concrete uses in the construction results in an increase in the need for concrete material, one of which is coarse aggregate, thus triggering the mining of stone as one of the materials for forming concrete on a large scale which causes a decrease in the amount of natural resources available for concrete purposes. Tiles made of clay are generally easier to obtain than other raw materials, apart from that in our area the remains of broken tiles or what are often called tile waste fragments are simply thrown away by the owner or sometimes only used for a mixture of landfills for local residents. The purpose of this research is to analyze the design mix design concrete mix quality fc’ 18,68 MPa with a normal concrete mix and with the addition of a mixture of coarse aggregate tile waste fragments, as well as to analyze the effect of tile waste fraction as a substitute for coarse aggregate with certain variables on the compressive strength of concrete. The method used in this study is the experimental method in the laboratory. The results of testing the compressive strength of concrete for each mixture aged 28 days resulted in concrete compressive strength values of 19,35 MPa, 17,13 MPa, 14,63 MPa and 13,76 MPa. So the results of adding tile waste fragments are not suitable for use in the quality of structural concrete. Keywords — coarse aggregate, clay tile waste, concrete compressive strength Abstrak— Beton banyak digunakan untuk konstruksi bangunan gedung, jalan, jembatan dan lainnya. Banyaknya jumlah penggunaan beton dalam konstruksi tersebut mengakibatkan peningkatan kebutuhan material beton salah satunya yaitu agregat kasar, sehingga memicu penambangan batu sebagai salah satu bahan pembentuk beton secara besar-besaran yang menyebabkan turunnya jumlah sumber alam yang tersedia untuk keperluan pembetonan. Genteng yang terbuat dari tanah liat umumnya lebih mudah didapatkan dari pada bahan baku lainnya, selain itu di daerah kita sisa genteng yang pecah atau yang sering disebut pecahan limbah genteng hanya dibuang begitu saja oleh pemiliknya atau kadang hanya dimanfaatkan untuk campuran tanah urugan warga sekitar. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis perencanaan mix desain campuran beton mutu fc’ 18,68 MPa dengan campuran beton normal dan dengan penambahan campuran agregat kasar pecahan limbah genteng, serta untuk menganalis pengaruh pecahan limbah genteng sebagai pengganti agregat kasar dengan variabel tertentu terhadap kuat tekan beton. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode eksperimen di Laboratorium. Hasil pengujian nilai kuat tekan beton pada setiap campuran umur 28 hari dihasilkan nilai kuat tekan beton masing-masing sebesar 19,35 MPa, 17,13 MPa, 14,63 MPa dan 13,76 MPa. Jadi hasil penambahan pecahan limbah genteng tidak layak digunakan pada mutu beton structural. Kata kunci — agregat kasar, pecahan limbah genteng tanah liat, kuat tekan beton
PENGARUH LIMBAH KARET BAN SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT LENTUR BETON NORMAL Oktura, Alviansyah Walid; Hendardi, Agi Rivi; Nurdianto, Risnandar
JITSi : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 5 No. 1 (2024): Desember 2024
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/jitsi.v5i1.1631

Abstract

Abstract— Concrete is one of the construction materials that is very commonly used in a construction, both in the construction of buildings, bridges, roads, and other constructions, this is because concrete is resistant to environmental decay, wear-resistant and resistant to weather (hot, cold, rain, sunlight) while the lack of concrete is the low ability to withstand tensile loads because concrete is a brittle material.this research was conducted by adding waste tire rubber to aggregate coarse with variations of 0%, 5%, 10%, and 15% on the weight of coarse aggregate. Concrete measuring 15 x 15 x 60 cm was tested at the age of 7, 14 and 28 days. Normal concrete at 7.14 and 28 days old produces values of 3.67 MPa, 4.73 MPa and 5.44 MPa. 5% waste rubber tire variation concrete at 7.14 and 28 days yielded values of 3.11 MPa, 4.33 MPa and 4.47 MPa. Concrete variations of 10% waste tire rubber at 7.14 and 28 days yielded values of 3.67 MPa, 4.89 MPa and 4.93 MPa. 15% tire rubber waste variation concrete at 7.14 and 28 days produces values of 3.00 MPa, 3.29 MPa and 3.60 MPaNormal concrete without a mixture of tire rubber waste produces the highest flexural strength value at 28 days with a value of 5.44 MPa coMPared to a mixture of 5% and 10% tire waste which produces values of 4.47 and 4.93. while in the waste tire rubber mixture 15% produces a value of 3.60 does not meet the required bending strength of 3.83 MPa. Keywords — Concrete, Strong Bending, Slump, Waste Rubber Tire. Abstrak— Beton merupakan salah satu bahan kontruksi yang sangat umum digunakan dalam sebuah kontruksi, baik dalam kontruksi bangunan, jembatan, jalan, dan kontruksi lainnya, hal ini dikarenan beton tahan terhadap pembusukan lingkungan, tahan aus dan tahan terhadap cuaca (panas, dingin, hujan, sinar matahari) sedangkan kekurangan beton yaitu rendahnya kemampuan menahan beban tarik karena beton merupakan bahan yang getas (brittle).penelitian ini dilakukan dengan menambahkan limbah karet ban pada agregat kasar dengan variasi 0%, 5%, 10%, dan 15% pada berat agregat kasar. beton ukuran 15 x 15 x 60 cm dilakukan pengujian pada umur 7,14 dan 28 hari.Beton normal pada umur 7,14 dan 28 hari menghasilkan nilai sebesar 3,67 MPa,4,73 MPa dan 5,44 MPa. beton variasi limbah karet ban 5% pada 7,14 dan 28 hari menghasilkan nilai 3,11 MPa, 4,33 MPa dan 4,47 MPa. beton variasi limbah karet ban 10% pada 7,14 dan 28 hari menghasilkan nilai 3,67 MPa, 4,89 MPa dan 4,93 MPa. beton variasi limbah karet ban 15% pada 7,14 dan 28 hari menghasilkan nilai 3,00 MPa, 3,29 MPa dan 3,60 MPa Beton normal tanpa campuran limbah karet ban menghasilkan nilai kuat lentur paling tinggi pada 28 hari dengan nilai 5,44 MPa di bandingkan dengan campuran limbah karet ban 5% dan 10 % yang menghasilkan nilai sebesar 4,47 dan 4,93 . Sedangkan pada campuran limbah karet ban 15% menghasilkan nilai sebesar 3,60 tidak memenuhi kuat lentur yang disyaratkan 3,83 MPa. Kata kunci —  Beton, Kuat Lentur, Slump, Limbah Karet Ban.
PENGARUH ZAT ADDITIVE TIPE F UNTUK BET-ON FAST TRACK OPEN TRAFFIC DALAM 7 HARI Pradesta, Eka Raza; Hendardi, Agi Rivi; Nurdianto, Risnandar
JITSi : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 5 No. 1 (2024): Desember 2024
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/jitsi.v5i1.1933

Abstract

Abstract— Concrete is a construction material that is widely used in modern building structures. Basically, concrete has basic properties, namely strong against compressive stress and weak against tensile stress. The compressive strength of concrete is influenced by the type of ingredients that make it up, including admixtures. In some cases, concrete mixtures require additional ingredients to support their performance, with chemical or physical additives in certain proportions. The purpose of this additive is to change one or more of the properties of the concrete, when it is fresh or after it has hardened. This research aims to determine the effect of adding type F additives to 7 day open traffic fast track concrete. Research has been carried out on 4 variations of concrete mixtures with additives with a design compressive strength of 30 MPa. The concrete mixture used is type F additive which was tested at 7 days, 14 days and 28 days with variations of 0%, 0.2%, 0.4%, 0.6% with 9 samples for each variation. The results of research taken from concrete aged 7 days as a reference show that the average compressive strength of normal concrete is 20.38 MPa, and exceeds the design compressive strength at 28 days of 31.52 MPa, and with a mixture variation of 0.2% at 7 days. days obtained an average compressive strength of 21.70 MPa and exceeded the design compressive strength of 32.27 MPa at the age of 28 days with a better increase over normal concrete, for concrete with a mixture of 0.4% the average strength obtained at the age of 7 days was 20.19 MPa, experienced a decrease from normal concrete but reached the planned compressive strength at 28 days of 30.76 MPa, and for the 0.6% mix variation the average compressive strength at 7 days was 18.59. MPa, decreased coMPared to normal concrete and did not reach the design compressive strength at 28 days, an average of 25.29 MPa. Using too many additives has a decreasing iMPact on the strength of the concrete. It is recommended to pay attention to several factors such as mix design calculations, slump, and calibration for the tools and materials used. Keywords — Concrete, Compressive Strength, Slump, Additive Type F       Abstrak— Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang banyak dipergunakan dalam struktur bangunan modern. Pada dasarnya beton memiliki sifat dasar, yaitu kuat terhadap tegangan tekan dan lemah tehadap tegangan tarik. Kuat tekan beton dipengaruhi oleh jenis bahan penyusunnya termasuk bahan tambah (admixture). Dalam beberapa kasus, campuran beton memerlukan bahan tambah untuk menunjang performanya, dengan bahan tambahan (aditif) yang bersifat kimiawi ataupun fisikal pada perbandingan tertentu. Tujuan bahan tambah ini yaitu mengubah satu atau lebih dari sifat beton, sewaktu dalam keadaan segar atau setelah mengeras. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan zat aditif tipe F pada beton fast track open traffic 7 hari. Penelitian telah dilakukan pada 4 variasi campuran beton dengan zat aditif dengan kuat tekan rencana 30 MPa. Adapun campuran beton yang digunakan adalah zat aditif tipe F yang diuji pada umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari dengan variasi 0%, 0,2 %, 0,4%, 0,6% dengan masing-masing variasi berjumlah 9 sampel. Hasil penelitian yang diambil dari umur beton 7 hari sebagai acuan menunjukkan kuat tekan rata-rata beton normal sebesar 20,38 MPa, dan melebihi kuat tekan rencana pada umur 28 hari sebesar 31,52 MPa, dan pada variasi campuran 0,2% diumur 7 hari didapat kuat tekan rata-rata sebesar 21,70 MPa dan melebihi kuat tekan rencana sebesar 32,27 MPa diumur 28 hari dengan peningkatan yang lebih baik melebihi beton normal, untuk beton dengan campuran 0,4% didapat kuat rekan rata-rata pada umur 7 hari sebesar 20,19 MPa, mengalami penurunan dari beton normal akan tetapi mencapai kuat tekan rencana diumur 28 hari sebesar 30,76 MPa, dan untuk variasi campuran 0,6% didapat kuat tekan rata-rata pada umur 7 hari sebesar 18,59 MPa, mengalami penurunan dibandingkan beton normal dan tidak mencapai kuat tekan rencana pada umur 28 hari rata-rata sebesar 25,29 MPa. Penggunaan zat aditif terlalu banyak memberikan daMPak penurunan pada kekuatan beton. Disarankan agar memperhatikan beberapa faktor seperti perhitungan mix design, slump, dan kalibrasi untuk alat dan bahan yang digunakan. Kata kunci — Beton, Kuat Tekan, Slump, Zat Aditif Tipe F
ANALISIS PERBANDINGAN PLAT BETON KONVENSIONAL DAN PLAT BETON BONDEK Prabaswara, Alfian Bagas; Nurdianto, Risnandar
JITSi : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 4 No. 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/jitsi.v4i2.1987

Abstract

Abstract Floor plates, as an essential element in building structures, play a vital role in supporting structural loads and living (human) loads as well as objects in the room. The purpose of the study is to analyze whether the floor plate structure using bondek products is safe or not in terms of structural strength and identify the amount of cost coMPared to the cost incurred for making floor plates with the bondek method and conventional methods. The structural analysis of the floor plate using the floor plate is to find out whether the floor plate is safe and can be used, which he takes into account referring to PBI-1971 and the Steel Deck Institute, 2011 using SAP2000 and excel. The results of the research that have been carried out have been obtained that conventional and bondek floor plates are both safe to use with the results shown by MUAda>MUPerlu for conventional floor plates and Mru>MUAda for bondek floor plates. The cost incurred shows that it is 29.68% cheaper to make bondek floor plates coMPared to conventional floor plates. Keywords : Plate, Conventional, Bondek, Strength, Cost. Abstrak Plat lantai, sebagai elemen penting dalam struktur bangunan, memainkan peran vital dalam menopang beban struktural dan beban hidup (manusia) serta benda didalam ruangan. Tujuan penelitian untuk menganalisa aman atau tidaknya struktur plat lantai yang menggunakan produk bondek ditinjau dari segi kekuatan struktur dan mengidentifikasi besarnya perbandingan biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan plat lantai dengan metode bondek dan metode konvensional. Analisis struktur plat lantai mengacu pada PBI-1971 dan Steel Deck Institute, 2011 menggunakan SAP2000 dan Microsoft excel. Hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh bahwa plat lantai konvensional dan bondek sama-sama aman digunakan dengan hasil yang ditunjukkan MUAda>MUPerlu untuk plat lantai konvensional dan Mru>MUAda untuk plat lantai bondek. Biaya yang dikeluarkan menunjukkan 29,68% lebih murah pembuatan plat lantai bondek dibandingkan dengan plat lantai konvensional. Kata kunci : Plat, Konvensional, Bondek, Kekuatan, Biaya.
ANALISIS KESIAPAN DAERAH DALAM IMPLEMENTASI PENGADAAN BERKELANJUTAN PADA INFRASTRUKTUR JALAN KABUPATEN: ANALISIS KESIAPAN DAERAH DALAM IMPLEMENTASI PENGADAAN BERKELANJUTAN PADA INFRASTRUKTUR JALAN KABUPATEN Nurdianto, Risnandar; Masukur, Atep
Jurnal Media Teknologi Vol. 12 No. 1 (2025): Jurnal Media Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik UNIGAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jmt.v12i1.5381

Abstract

Pembangunan infrastruktur jalan memiliki dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi yang signifikan, menjadikan penerapan pengadaan berkelanjutan (SP) sebagai kebutuhan strategis bagi pemerintah daerah. Studi ini bertujuan untuk menilai kesiapan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya dalam menerapkan SP untuk proyek jalan kabupaten. Pendekatan metode campuran dengan strategi deskriptif-evaluatif digunakan, menggabungkan kuesioner skala Likert, wawancara mendalam, dan analisis dokumen. Pengambilan sampel secara purposif melibatkan 23 responden, termasuk pegawai negeri sipil teknis, pejabat pengadaan, pejabat pembuat komitmen, dan penyedia layanan konstruksi. Data kuantitatif dianalisis menggunakan statistik deskriptif dengan tiga kategori kesiapan, sedangkan data kualitatif dianalisis menggunakan kerangka kerja SWOT. Hasilnya menunjukkan skor kesiapan rata-rata 3,35 (kategori sedang), dengan kesiapan kelembagaan skor tertinggi (3,68) dan digitalisasi pengadaan skor terendah (2,94). Temuan ini menyoroti perlunya pedoman SP teknis di sektor jalan, pengembangan kapasitas untuk sumber daya manusia, dan integrasi kriteria hijau ke dalam sistem pengadaan digital. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap literatur tentang tantangan implementasi SP dalam konteks pemerintah daerah, khususnya dalam proyek infrastruktur pedesaan, dan menawarkan rekomendasi kebijakan praktis untuk meningkatkan efektivitas.