Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Seni Tradisi Sasambo (Kesenian Masyarakat Etnik Sangihe) Mulumbot, Tony; Khaeruddin, Khaeruddin; Sukasaman, Sukasaman
Seminar Nasional LP2M UNM SEMINAR NASIONAL 2023 : PROSIDING EDISI 9
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Gejala sosial yang nampak seiring perkembangan zaman dengan meningkatnya kenakalan remaja, seperti tawuran, terlibat narkoba, terjebak perilaku seks bebas, korupsi merajalela, dan berbagai kasus dekadensi moral lain melanda negeri ini, menuntut perhatian semua pihak, baik institusi Pendidikan formal maupun non formal serta peran serta masyarakat. Peran tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan intensitas dan kualitas penumbuhan karakter melalui berbagai media.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan nilai-nilai karakter pada sasambo, suatu seni tradisi masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu untuk mendeskripsikan tentang  nilai-nilai pendidikan karakter dalam seni tradisi sasambo. Penelitian dilakukan dengan menggali informasi melalui wawancara dan literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seni tradisi sasambo adalah ungkapan berupa syair yang dilagukan dengan iringan music tradisi tagonggong. Sasambo adalah “sasasa” atau nasihat dan melahirkan sinasa (pesan moral/karakter) Nilai karakter yang terkandung di dalamnya adalah (1) nilai religius, berisi pengagungan dan pujian atau penyembahan kepada I Gengghonalangi ( Tuhan yang maha kuasa), (2) nilai social kemanusiaan, berisi pesan-pesan moral , nilai nasionalisme dan patriotism, yang berisi perjuangan, persatuan, kebersamaan; serta mengandung nilai-nilai semangat. Di samping itu juga, sasambo terbagi dalam unsur-unsur : (1) unsur tembo (kepala) yang emngajarkan tentang kearifan, kebijaksanaan, kecerdasan dan kecermatan; (2) unsur seba koaneng (dada kanan), mengajarkan tentang kepercayaan dan keyakinan diri; (3) unsur seba kaihi (dada kiri), mengajarkan tentang keyakinan iman; (4) unsur tiang (paru,perut) mengajarkan tentang kekuatan; (5) unsur kedia (kelamin) mengajarkan bahwa masyarakat Nusa Utara dalam kehidupannya selalu berpikir tentang regenerasi.  Kata Kunci: Seni tradisi Sasambo,unsur sasambo, dan  nilai karakter 
LAYANAN APRESIASI MUSIK LANGGAM SEBAGAI UPAYA PENGUATAN NILAI SENI DI YAYASAN KATANGKA, KABUPATEN GOWA Khaeruddin, Khaeruddin; Kurniawan, Rahmat; Riski Wulandari, Sri; Mulumbot, Tony; Sumiani, Sumiani
Sureq: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni dan Desain Vol 3, No 2 (2024): Juli-Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/srq.v3i2.67906

Abstract

Musik tradisional Indonesia merupakan warisan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Namun, di era globalisasi dan modernitas saat ini, musik langgam semakin kurang diminati oleh generasi muda karena dianggap tidak relevan dengan perkembangan zaman. Padahal, musik langgam memiliki kekayaan dan nuansa tersendiri yang layak untuk diapresiasi. Berdasarkan permasalahan ini, dibuatlah program "Apresiasi Musik Langgam bagi Anggota Yayasan Sanggar Seni Katangka di Kabupaten Gowa" yang bertujuan untuk menghadirkan musik langgam dalam bentuk praktik sebagai sarana apresiasi. Dengan demikian, peserta program tidak hanya belajar mengenal musik langgam, tetapi juga merasakan pengalaman langsung melalui praktik musik tersebut. Diharapkan, peserta dapat lebih memahami dan tertarik pada musik langgam sehingga seni ini tetap lestari sebagai bagian dari warisan budaya bangsa. Program ini dilaksanakan untuk anggota Yayasan Sanggar Seni Katangka di Kabupaten Gowa, dan menghasilkan: (1) peningkatan pengetahuan anggota mengenai musik langgam, (2) peningkatan minat terhadap musik langgam, dan (3) layanan apresiasi sebagai media pengenalan musik Indonesia, khususnya musik langgam di Kabupaten Gowa, yang dipraktikkan secara langsung untuk memperdalam pemahaman peserta mengenai kekayaan musik ini
PENDAMPINGAN LATIHAN TIM MUSIK DAN SONG LEADER DALAM PELAYANAN IBADAH DI HKBP MAKASSAR Wika, Riau; Siallagan, Stephani Intan M; Mulumbot, Tony; Hijrina, Andi Fauziyah; Valentania, Valentania
Sureq: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni dan Desain Vol 4, No 2 (2025): Juli-Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/srq.v4i2.78305

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kompetensi musikal dan kualitas pelayanan tim musik serta song leader di HKBP Makassar. Latar belakang kegiatan ini adalah ditemukannya berbagai permasalahan dalam pelayanan musik gerejawi, seperti ketidakselarasan tempo antara vokal dan musik, teknik vokal yang belum optimal, rendahnya kepercayaan diri song leader, serta kurangnya koordinasi dengan operator audio. Melalui pendampingan yang dilakukan selama dua bulan, kegiatan ini berfokus pada empat aspek utama: (1) peningkatan pemahaman dasar musik; (2) perbaikan teknik vokal song leader; (3) penguatan kepercayaan diri song leader sebagai pemimpin pujian; (4) peningkatan kemampuan self-monitoring serta koordinasi teknis dengan operator audio. Metode pelaksanaan dilakukan melalui sesi pelatihan tersruktur, observasi, serta praktik langsung pada pujian lagu Buku Ende yang akan digunakan untuk ibadah mingguan. Pendekatan praktik aplikatif diterapkan agar peserta mampu mengintegrasikan teori musik dan teknik vokal secara langsung dalam konteks latihan pelayanan. Hasil pendampingan menunjukkan adanya peningkatan yang siginifikan pada kemampuan membaca notasi dan stabilitas tempo, teknik vokal yang lebih terkontrol, peningkatan keberanian dalam memimpin pujian, serta koordinasi teknis yang lebih baik antara tim musik, song leader dan operator audio. Kegiatan ini memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas pelayanan ibadah di HKBP Makassar serta menjadi model pendampingan yang dapat diterapkan pada gereja – gereja lain.
Layanan Apresiasi Musik Langgam Daerah dalam Upaya Penguatan Nilai Seni sebagai Warisan Budaya di Sanggar Seni Pallantikang Kabupaten Gowa Khaeruddin, Khaeruddin; Mulumbot, Tony; Kurniawan, Rahmat
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat SEMINAR NASIONAL 2025:PROSIDING EDISI 5
Publisher : Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Musik Langgam Daerah merupakan warisan budaya yang tersebar di nusantara dan berkembang di negeri ini sebagai ciri khas musik Indonesia. Karakteristik musik langgangam daerang yaitu dengan perangkap utama instrumen musiknya yaitu Cak, Cuk, Cello, Gitar dan Bass. Kita dapat melihat, misalnya untuk daerah Makassar Sulawesi Selatan memiliki Musik langgam Daerah, begitu juga di daerah Jawa dan lainnya memiliki musik langgam yang akrab disebut Langgam daerah atau di daerah Jawa disebut Campur Sari, begitu juga dengan daerah lain di Nusantara Indonesia memiliki ciri kedaerahan. Sulawesi Selatan memiliki jenis musik yaitu musik langgam daerah, musik turiolo, musik kecapi, kesok-kesok, ganrang pakarena, dan begitu pula di daerah lain seperti di Sumatra, kalimantan, Bali, Nusa Tenggara dan daerah lainnya dengan ciri khas musiknya masing-masing.Bagi kelompok musik langgam daerah, khususnya pada sanggar seni Pallantikang sebagai sasaran dalam layanan apresiasi seni musik langgam daerah, Sangat penting diberikan layanan apresiasi Musik Langgam Daerah sebagai penguatan nilai-nilai seni warisan budaya bangsa yang memperlihatkan ciri khas musik langgam daerah, baik dari aspek sejara, perkembangan, bentuk instrumen, teknik memainkan, melodi maupun gaya bahasanya. Jenis musik Langgam Daerah sebagai media apresiasi dalam  berbagai aspek dan bahkan dalam perkembangannya dari masa-kemasa. Perkembangan musik ini terus mengalami perubahan, baik dalam penyajiannya maupun dalam aspek fungsinya, sehingga sampai di masa sekarang tak heran kalau ada percampuran berbagai unsur dan jenis musik yang merupakan aspek kreatif dalam pengembangan dari musik tradisional digabungkan dengan musik moderen dalam perkembangan musik langgam.Melalui layanan apresiasi musik Langgam Daerah, kelompok Musik Langgam Daerah ini dapat memahami dari berbagai prespektif seperti dari keberadaan musik Langgam Daerah pada masyarakat yang mempunyai peranan cukup penting dalam segala acara baik formal ataupun non formal sebagai sajian musik hiburan dan apresiasi, baik yang bersifat profan (seni pertunjukan) maupun religi (non profan). Dalam hal tertentu musik Langgam Daerah dapat berfungsi sebagai sarana hiburan dan pembawa berita atau alat komunikasi sosial. Misalnya orang bernyanyi atau berpantun serta berpidato dengan di dahuli oleh bunyi-bunyian alat tertentu. Tentu bunyi-bunyian yang dihasilkan oleh alat musik ini, biasanya merupakan tanda yang sudah dimengerti atau disepakati. Sementara itu fungsi musik hiburan dari alat musik ataupun nyanyian atau lagu-lagu, umumnya digunakan dalam kegiatan sosial yang berhubungan dengan budaya ataupun kebiasaan nenek moyang. misalnya alat musik atau nyanyian dalam upacara pernikahan sebagai hiburan seperti mengiringi lagu-lagu daerah, pop dan sejenisnya.Kata Kunci: Musik Langgam Daerah, Warisan Budaya, Instrumen Tradisional, Apresiasi Seni, Fungsi Sosial